Sudan merupakan negara di Afrika yang merupakan pasar potensial untuk pangsa ekspor produk pertanian. Dalam kunjungan ke Sudan tanggal 20-23 April 2007 Menteri Pertanian RI, telah diterima Presiden Republik Sudan, Y.M. Omar Hassan Ahmad Al Bashir di kediamannya pada tanggal 22 April 2007. Dalam kunjungan kehormatan tersebut Presiden Sudan menyambut baik langkah konkrit kerjasama RI-Sudan di bidang pertanian yang memadukan potensi sumber daya Sudan dengan pengetahuan teknis dan pengalaman yang dimiliki Indonesia. Sumber daya utama Sudan adalah produk pertanian, akan tetapi sejak tahun 2000, produksi dan ekspor minyak telah menjadi sumber daya utama. Meskipun demikian, Sudan terus mengupayakan divesifikasi tanaman pangan, kapas dan gum arabic yang menjadi andalan ekspor. Biji sorgum (dura) yang merupakan bahan pangan pokok dan gandum ditanam untuk kebutuhan lokal. Biji wijen dan kacang tanah untuk kebutuhan lokal dan ekspor. Ternak terutama unta dan kambing diekspor ke Mesir, Saudi Arabia dan ke negara arab lain. Meskipun demikian, Sudan merupakan negara net importir bahan pangan.
Pada kesempatan ditahun 2010 ini diselenggarakan pula Pameran 27th International Fair of Khartoum, Sudan pada tanggal 1 – 8 Pebruari 2010. Pameran ini diikuti oleh 354 peserta dari 18 negara, dan dibuka pada tanggal 1 Pebruari oleh Wakil Presiden Sudan H.E. Ali Osman Mohammad Taha. Duta Besar Republik Indonesia H.E. Tajuddien Noor Bolimalakalu berkenan memberikan bingkisan produk makanan Khas Indonesia di depan paviliun indonesia. Pada tahun 2009 yang lalu, paviliun Indonesia difasilitasi oleh KBRI Khartoum seluas 24 M2, dan KBRI juga mengerahkan 14 orang mahasiswa Indonesia sebagai info guide / penterjemah, dan membantu delegasi pengusaha mulai dari pengeluaran barang di Airport Custom, transportasi selama pameran, serta pelaksanaan business meeting. Ditjen PPHP memfasilitasi 6 pelaku usaha dari 6 perusahaan UKM yang membawa produk makanan, minuman, dan herbal products. Paviliun indonesia banyak dikunjungi baik dari kalangan masyarakat umum maupun dari kalangan pelaku bisnis serta dari kalangan akademisi. Daya tarik paviliun Indonesia disamping karena produk yang dipamerkan, juga karena banyak yang menginginkan icip-icip berupa Indomie, kue kering (cookies), berbagai jenis keripik dari bahan dasar kedele, beras, kacang, pisang, nangka dll, serta minuman bandrek (ginger drink) dan bajigur (coconut drink).
Dalam hal kegiatan pameran promosi ini diharapkan promosi produk-produk Indonesia khususnya produk pertanian di Sudan perlu lebih diintensifkan mengingat peluang ekspansi pasar yang merupakan suatu strategi dalam peningkatan produk ekspor pertanian. Serta diharapkan setiap tahun keberadaan Paviliun Indonesia pada ajang pameran International Fair of Khartoum dapat dipertahankan. (Berbagai sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)
Pada kesempatan ditahun 2010 ini diselenggarakan pula Pameran 27th International Fair of Khartoum, Sudan pada tanggal 1 – 8 Pebruari 2010. Pameran ini diikuti oleh 354 peserta dari 18 negara, dan dibuka pada tanggal 1 Pebruari oleh Wakil Presiden Sudan H.E. Ali Osman Mohammad Taha. Duta Besar Republik Indonesia H.E. Tajuddien Noor Bolimalakalu berkenan memberikan bingkisan produk makanan Khas Indonesia di depan paviliun indonesia. Pada tahun 2009 yang lalu, paviliun Indonesia difasilitasi oleh KBRI Khartoum seluas 24 M2, dan KBRI juga mengerahkan 14 orang mahasiswa Indonesia sebagai info guide / penterjemah, dan membantu delegasi pengusaha mulai dari pengeluaran barang di Airport Custom, transportasi selama pameran, serta pelaksanaan business meeting. Ditjen PPHP memfasilitasi 6 pelaku usaha dari 6 perusahaan UKM yang membawa produk makanan, minuman, dan herbal products. Paviliun indonesia banyak dikunjungi baik dari kalangan masyarakat umum maupun dari kalangan pelaku bisnis serta dari kalangan akademisi. Daya tarik paviliun Indonesia disamping karena produk yang dipamerkan, juga karena banyak yang menginginkan icip-icip berupa Indomie, kue kering (cookies), berbagai jenis keripik dari bahan dasar kedele, beras, kacang, pisang, nangka dll, serta minuman bandrek (ginger drink) dan bajigur (coconut drink).
Dalam hal kegiatan pameran promosi ini diharapkan promosi produk-produk Indonesia khususnya produk pertanian di Sudan perlu lebih diintensifkan mengingat peluang ekspansi pasar yang merupakan suatu strategi dalam peningkatan produk ekspor pertanian. Serta diharapkan setiap tahun keberadaan Paviliun Indonesia pada ajang pameran International Fair of Khartoum dapat dipertahankan. (Berbagai sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment