Saturday, January 2, 2010

Transformasi Hidup dalam Kepemimpinan Menyambut Tahun 2010

Kehidupan tahun 2009 memberikan kenangan terindah dan pahit getirnya rasa dalam diri setiap Individu. Menyaksikan fenomena alam dan iklim yang berubah secara drastic karena ulah kita sendiri umat manusia. Dalam tahun 2010 ini tentunya ada perubahan yang sangat berarti dalam diri setiap individu untuk melakukan lebih baik dari tahun lalu. Sesuatu jeritan hati untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi antara sesama manusia dalam suatu kelompok dan dalam suatu organisasi. Kehidupan yang survive untuk mengarungi hidup didunia nyata termasuk di Indonesia sendiri. Kita melihat sendiri bagaimana tokoh yang sangat dikagumi oleh semua bangsa yakni Mantan Presiden Abdulrahman Wahid (Gusdur) dan Mantan Menteri Keuangan Frans Seda telah meninggalkan sesuatu yang berarti bagi negeri ini. Terutama Gus Dur yang telah berjuang memperjuangkan antar umat beragama di negeri Indonesia ini. Beliau memperjuangkan dan menghargai hak-hak agama lain untuk dapat dihargai dinegeri Indonesia ini dalam kerukunan umat beragama. Walaupun mereka telah tiada tetapi semangat juang mereka telah mengisi negeri ini untuk lebih baik. Transformasi sebagai seorang pemimpin itulah yang paling baik ditiru dari beberapa tokoh yang menjadi sesuatu perubahan dalam diri kita.
Terkadang tanpa kita sadari kita seperti orang yang bimbang dalam mengambil suatu keputusan. Tetapi kita harus memiliki keputusan yang tepat dalam memimpin suatu organisasi atau Badan Usaha, ataupun dalam suatu partai politik. Dalam Transformasi Kepemimpinan dalam suatu bisnis yang baik dalam diri kita yang tepat dan jitu akan berguna membantu setiap perusahaan/ badan usaha, organisasi dalam menghadapi tantangan bisnis di masa depan. Lingkungan berubah. Pesaing juga berubah. Keinginan konsumen akan kepuasan yang harus dipenuhi juga semakin tinggi. Tidak bisa menggunakan standar lama, tetapi mencoba dalam perubahan yang significant demi kemajuan dalam suatu usaha. Mengubah cara hidup yang lebih baik demi kemajuan suatu unit usaha dalam suatu perusahaan dalam mencapai cita-cita. Transformasi ini merupakan pembelajaran untuk lebih baik memberikan layanan kepada konsumen dan tidak merugikan konsumen, tetapi care for what they give to other. Jejak rekam saja peristiwa itu tanpa terlalu jauh menafsirkannya, walalupun menyaksikan situasi-situasi serupa itu dalam banyak kesempatan. Yaitu bahwa ilmu yang dipelajari dari seorang anak atau mungkin juga kita-disekolah maupun di perguruan tinggi, ternyata tidak mempunyai efek membentuk pola kerja dan hidup mereka atau kita secara umum. Atau bahwa ilmu-ilmu itu tidak tertransformasi dari ruang pengetahuan kepada ruang pola sikap hidup keseharian. Yang menjadi dasar adalah memberikan layanan dan bisnis dengan sikap yang baik sebagai seorang businessman dan jangan mempernah mempersulit orang lain dalam melakukan sesuatu. Nilai-nilai etika itulah yang harus dijaga.
Sebagai contoh konkrit perlunya penerapan reformasi Birokrasi yang harus memiliki orientasi untuk memelihara dan memperbaiki lingkungan usaha agar kondusif untuk investasi maupun kegiatan usaha. Diharapkan bahwa dengan penciptaan lingkungan usaha yang kondusif akan menarik investasi yang pada gilirannya memberikan sumbangan pada pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan.
Dalam Transformasi Kepemimpinan, kecerdasan otak (IQ) memang diperlukan tetapi kecerdasan emosi (EQ) lebih diperlukan lagi. Dan Juga Spritual Quitenent (SQ), seseorang diperlukan untuk memantapkan iman dan kepercayaan dalam berperilaku. Orang yang memiliki kecerdasan otak (inteligensi) tinggi akan menjadi begitu bodoh manakala ia tidak dapat mengendalikan emosinya, kebijaksanaannya seperti hilang tanpa bekas. Tanpa kecerdasan emosional, nota bene termasuk ketenangan batin dan ke-mampuan mengendalikan diri (emosi), mustahil kita bisa berpikir jernih. Demikian juga hubungan antra IQ, EQ dan SQ sangatlah erat dimana memiliki pengetahuan dan emosi, tanpa pengetahuan spritual adalah nol besar, jiwa harus diisi dengan spritual yang tinggi dalam transformasi kepemimpinan dan berperilaku. Prinsipnya tidak ada kepemimpinan kecuali ada yang mau mengikuti . Kesiapan pengikut dalam Kepemimpinan Situasional didefinisikan sebagai seberapa jauh seorang yang dipimpin memperlihatkan kemampuan dan kemauannya untuk melaksanakan tugas yang diembankan kepadanya. Bertanggungjawab dalam kondisi yang ada dalam memimpin suatu organisasi ataupun badan usaha.

No comments: