Dalam event Pameran “Triestespresso Expo 2010, yang dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 Oktober 2010, Indonesia ikut berperan serta pada kegiatan tersebut. Bersama-sama dengan pelaku usaha serta Kementerian Pertanian yang dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal PPHP pada merupakan yang ketiga kalinya, dan juga merupakan kegiatan reguler dari Atase Pertanian KBRI Roma untuk mempromosikan produk-produk pertanian Indonesia khususnya di Italy. Promosi kopi kali ini mengusung tema: Indonesia is producer of high quality and specialty coffee, yang berusaha menunjukkan bahwa Indonesia merupakan penghasil kopi berkualitas dan memiliki keragaman cita rasa kopi yang unik dari masing-masing wilayah seperti: Aceh Gayo Coffee, Sumatera Mandheling Coffee, Java Coffee, Toraja Coffee, Flores Coffee, Bali Kintamani Coffee, Papua Coffee, dll. Disamping itu pada pameran ini juga ditampilkan kopi robusta dari Lampung dan Jawa Timur yang selama ini sudah cukup banyak digunakan di Eropa sebagai salah satu ingredient kopi espresso; serta Kopi Luwak, yang juga sudah mulai dikenal di masyarakat penggemar kopi di Eropa.
Pavilion Indonesia difasilitasi oleh Atase Pertanian KBRI Roma seluas 52 m2. Peserta Pameran juga sebanyak 52 orang yang terdiri dari 2 orang dari Ditjen PPHP, 3 orang dari Sekretariat Jenderal, 13 orang dari Sumatera Barat, dan 34 orang pelaku usaha dari AEKI Lampung, AEKI, Jawa Timur, Asosiasi Kopi Spesial Indonesia, dan Asosiasi Kopi Luwak Indonesia. Acara selama pameran berlangsung terdiri dari : Display produk, business meeting, country presentation, business dinner, dan kunjungan ke beberapa perusahaan kopi.
Beberapa hal yang menjadi catatan dari data impor kopi biji mentah (green bean coffee) Italy tahun 2009 antara lain:
1. Impor kopi Italy yang berasal dari Indonesia, Uganda dan Tanzania mengalami peningkatan cukup signifikan.
2. Meskipun mengalami sedikit penurunan, Brazil tetap mempertahankan posisinya sebagai pemasok kopi terbesar ke pasar Italy, dan Vietnam mempertahankan posisinya sebagai pemasok kedua terbesar.
3. Impor kopi Italy dari India, Colombia dan Congo mengalami penurunan yang cukup besar.
4. Italy mengimpor sekitar 35 persen atau sekitar 158 ribu ton green bean dari Brazil, kemudian dari Vietnam sekitar 82 ribu ton, sementara green bean coffee dari Indonesia hanya sekitar 31 ribu ton. Pasokan dari Indonesia menduduki posisi kelima di bawah India 44 ribu ton, dan Uganda 33 ribu ton.
5. Italy juga merupakan negara pengekspor kopi yang sebagian besar berupa roasted bean (kopi sangrai) yaitu sebanyak 102 ribu ton.
Tidak kurang dari 500 orang per hari pengunjung yang datang ke Pavilion Indonesia, umumnya dari kalangan pemain roaster yang belum banyak tahu tentang kopi Indonesia, yang selama ini memperoleh kopi dari importer besar Italy. Umumnya pengunjung sangat tertarik dengan kopi arabika dengan premium quality, namun banyak juga yang tertarik dengan Kopi Luwak. Untuk kopi arabika pelaku usaha Indonesia menawarkan harga USD 4.5 – 6.00 per Kg. Harga tersebut tidak dipermasalahkan oleh mereka, karena para roaster biasanya membeli dalam kuantitas yang tidak banyak. Pengunjung Pavilion Indonesia selama 3 hari pameran antara lain berasal dari Italia, Inggeris, Jerman, Perancis, Hongaria, Polandia, Rusia, Yunani, Belgia, Belanda, Rumania, Albania, Chechnia, Serbia, Slovenia, Ukraina, Guatemala, India, Yaman, Saudi Arabia, Taiwan, Vietnam. Pengusaha dari negara-negara Eropa Timur yang merupakan distributor skala kecil berusaha menciptakan persaingan dengan distributor besar dengan cara melakukan impor langsung dari negara produsen. Hal ini merupakan kesempatan yang baik bagi Indonesia.
Country presentation di sampaikan oleh Duta Besar RI untuk Italy, Bapak H.E. Mohamad Oemar, di Trieste Chamber of Commerce, tentang potensi kerjasama di bidang Trade, Tourism and Investment. Dari Kementerian Pertanian turut hadir Kepala Pusat Perijinan dan Investasi yang membawa berbagai informasi dalam bentuk buku tentang Agricultural Investment Opportunities in Indonesia. Dalam rangka meningkatkan pangsa pasar kopi Indonesia di Eropa, Indonesia harus meningkatkan kegiatan promosi dan berbagai pendekatan lebih lanjut paling tidak di 10 negara pengimpor utama kopi Eropa yaitu Jerman, Italy, Belgia, Perancis, Rusia, Spanyol, Inggris, Swiss, Ukraina, dan Swedia. Sementara itu negara-negara Eropa Timur seperti Rusia, Polandia, Rumania, Ukraina dll, juga merupakan pasar potensial yang perlu dimanfaatkan dengan melakukan promosi langsung.
Kopi Luwak cukup dikenal di Eropa sebagai kopi yang secara exclusive hanya diproduksi di Indonesia, dengan segmen pasar kelas atas. Untuk itu perlu ada penanganan khusus dari sisi kualitas dan keaslian kopi luwak. Peranan Asosiasi Petani Kopi Luwak Indonesia perlu diberdayakan sebagai organisasi yang bertugas untuk mempertahankan citra kopi luwak Indonesia. Selama 3 hari pameran tidak sedikit pengunjung serius yang ingin melakukan kontrak pembelian langsung dengan pengusaha Indonesia. Namun masih memerlukan proses untuk negosiasi lebih lanjut, setelah pameran. Dari hasil tersebut di atas, maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan perencanaan yang lebih matang untuk persiapan promosi di Eropa tahun 2011. Untuk itu akan dilakukan koordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan KBRI negara bersangkutan. (Sumber: Pameran Trieste espresso 2010, peserta pameran, data diolah F. Hero K. Purba2010)
No comments:
Post a Comment