Monday, December 12, 2011

Pembelajaran Pendidikan membangun karakter Bangsa


Seorang tokoh Rene Descartes mengatakan, saya berpikir maka saya ada, maka seorang guru mesti mengatakan pada dirinya, saya belajar maka saya ada. Karena itu apabila guru sudah berhenti belajar maka sebenarnya ia sudah tidak ada (mati). Menjadi guru / dosen tidaklah mudah. Sebagai pihak yang bertanggung jawab membantu generasi muda bangsa keluar dari pekatnya kegelapan (kebodohan) sekaligus menjadi pribadi yang layak diteladani maka seorang guru haruslah seorang makhluk pembelajar. Pendidikan karakter utuh dan menyeluruh menawarkan beberapa alternatif pengembangan keutamaan untuk membentuk karakter individu menjadi pribadi berkeutamaan. Pilihan prioritas keutamaan itu didasarkan pada tiga matra pendidikan karakter yang menjadi dasar bagi pengembangan pendidikan karakter utuh dan menyeluruh, yaitu matra individua, matra sosial, dan matra moral.

Integritas moral dalam diri merupakan sasaran utama pembentukan individu dalam pendidikan karakter. Integritas moral inilah yang menjadikan masing-masing individu dalam masyarakat yang plural mampu bekerjasama memperjuangkan dan merealisasikan apa yang baik, yang luhur, adil dan bermartabat bagi manusia, apapun perbedaan keyakinan yang mereka miliki. Integritas moral memberikan penghargaan utama terhadap kehidupan, harkat dan martabat manusia sebagai mahluk ciptaan yang bernilai dan berharga apapun keadaan dan kondisinya.Berbagai macam persoalan yang muncul dalam dunia pendidikan, pada hakekatnya adalah sebuah sarana kritik diri, sekaligus sebuah cambukan agar mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan, baik itu guru, masyarakat, maupun pemerintah, sama-sama mau membuka diri, dan memulai perjalanan baru bagi lapangnya harapan perbaikan dalam dunia pendidikan kita. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa berakhlak dan berbudi pekerti, sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak atau kurang berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik. Bagaimana menerapkan diri pekerti dari pendidikan itu jika pemimpinnya sendiri atau pendidiknya sendiri tidak mencontohkan yang baik? Kembali kepada personal/individu masing-masing untuk menerapkan bahwa berbuat itu bukan untuk dirinya saja tetapi kepada bangsa dan negaranya terlebih bagi agama dan Tuhan sang pencipta. (Sources: Berbagai media terkait, data diolah F. Hero K Purba)

No comments: