Monday, February 13, 2012

Terapan menghadapi Pasar Global dalam Bisnis Philosophy

Kemampuan dalam menciptakan iklim investasi dan lingkungan bisnis yang yang lebih kondusif membuat perekonomian masing-masing negara memiliki keunggulan tersendiri. Indonesia misalnya sudah lama menyikapi secara akademis arus globalisasi sebagai suatu kecenderungan yang tidak dapat dihindari. Bahkan proaktif membuka diri dengan melakukan liberalisasi ekonomi nasional. Strategi dalam bisnis global telah memasuki arena yang cukup ketat dalam perjuangan suatu usaha, hal ini dilihat sebagi contoh dalam FTA ASEAN-China yang telah diberlakukan pada 1 Januari 2010. Persaingan dalam bisnis yang semakin banyak tantangan yang dihadapi dengan peningkan mutu dan services selalu sangat diperhatikan. Para pelaku usaha harus benar-benar menerapkan strategi right to protect with good product and services. Di dalam kehidupan berbisnis menjalin hubungan dengan orang lain, kita juga harus mengedepankan filosofi bisnis. Seseorang jika ingin dihormati dan dihargai orang lain maka terlebih dahulu yang harus dilakukan adalah menghormati dan menghargai orang lain. Menurut Thomas John Watson, Sr. founder dari IBM (International Business Machine) alias Big Blue. Salah satu kutipan mashurnya adalah “THINK” (Berpikir). Begitu luar biasanya satu kata ini, sampai-sampai gambar di atas dipampang di setiap ruang di semua gedung IBM waktu Beliau masih menjabat menjadi Chairman. Semua stationary dan merchandise juga terdapat slogan ini. Majalah bulanan IBM juga bernama sama, “Think”. Watson mendorong semua orang dalam organisasi bisnisnya untuk terus “berpikir aktif”. Nilai dalam suatu bisnis yang menjadi ruh sebuah usaha. Dengan nilai-nilai yang dipercayai dan dilaksanakan itu, bisnis Anda memiliki pegangan bagaimana seharusnya bertindak.

Untuk Berkarya dalam membangun suatu bisnis adalah mengisi waktu-waktu dengan bekerja, berwirausaha, berbisnis, intinya jangan sampai kita membiarkan sedetik pun dalam hari-hari kita tidak terisi dengan karya nyata, tidak terisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Ibarat barisan semut dengan Kepedulian diantara semut. Semut akan saling bersentuhan bila mereka bertemu dan berpapasan yang mungkin bila diterjemahkan dalam bahasa hal ini adalah adanya tegur sapa dan bersalaman bila bertemu dan berjumpa dimana saja. ini menyimbolkan bahwa diantara kedua belah pihak terjalin kepedulian dan keakraban yang tinggi. Dimana ada moment atau ruang untuk “ber-share” antara kedua belah pihak untuk menanyakan “uneg-uneg” / keniginan yang belum tercapai dalam diri satu pihak, pihak lainnya jadilah pendengar setia dan kalau mungkin ada masalah, pecahkan problema itu secara bersama-sama, yakinkan di bisnis ini kita adalah sama dan tidak ada kasta yang membentengi pergaulan kita. Kita berjuang bersama-sama untuk meraih tujuan hidup yang lebih baik. Dalam pelajaran kepada semut tersebut merupakan suatu Philosophy Business bagaimana kita saling bersatu padu dalam membangun bisnis dengan taktik dan strategi yang berkesinambungan sesuai dengan era yang ada, serta mengikuti perkembangan yang ada, terutama untuk perusahaan yang bergerak dalam bentuk produk yang dihasilkan untuk dipasarkan kepada konsumen. Dengan meraih kesuksesan karena rantai kerjasamanya yang luar biasa diantara pengikat didalamnya dan saling membangun. dalam era desentralisasi dan globalisasi sekarang, setiap masyarakat di daerah menghadapi tantangan yang berbeda dari lingkungan eksternal. Dalam pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan sama yang berlaku umum dari tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan haruslah sesuai dengan spesifikasi atau kondisi yang dibutuhkan oleh daerah yang bersangkutan.

Masalah daerah memerlukan solusi kedaerahan. Wewenang yang selama ini dipengang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah daerah untuk menangani masalah di daerahnya. Dalam kaitan ini, strategi pembangunan daerah haruslah dilakukan dengan proses kolaborasi berbagai unsur terkait dengan masyarakat di daerah. Kebijakan dan strategi yang dikembangakan harus menggunakan sumberdaya lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya. Lintas pelaku di masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan nilai sumberdaya setempat. (source: Philip Kotler, Thomas John Watson, Sr. founder dari IBM, other resources material, related data diolah oleh Frans Hero K. Purba)

No comments: