Tuesday, November 27, 2012

Alternatif Bahan Makanan dari Ulat Pohon Jati





Perburuan ulat jati sebagai bahan makanan alternatif merupakan suatu potensi pangan yang bernilai gizi protein. Dimana setelahnya, ulat-ulat itu sudah menjadi kepompong. Warga masih bisa memanfaatkan kepompong-kepompong itu untuk lauk atau dijual. pencari ulat itu rata-rata mendapat tiga ember, senilai 1 Kg. Harga per Kg ulat dari pohon jati Rp. 35.000/Kg. Kondisi geografis Kabupaten Gunung Kidul  adalah bertanah kapur. Tanaman yang cocok untuk keadaan ini adalah pohon jati. Pada musim hujan, ketika daun jati bersemi, banyak ulat yang memakan habis daun-daunnya. Namun warga sekitar hutan justru mensyukuri hama ini karena dapat dimakan. Ulat ini berwarna coklat muda sampai hitam. Ketika masih dalam bentuk ulat, dia akan memakan habis daun jati hingga tersisa kerangkanya saja. Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 18 kecamatan, 144 desa, 1416 dusun, 1583 RW, dan 6844 RT. Kecamatan yang ada di Gunungkidul antara lain : Kecamatan Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Rongkop, Girisubo, Semanu, Ponjong, Karangmojo, Wonosari, Playen, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, dan Semin. Dari 144 desa, 141 desa masuk klasifikasi swadaya dan 3 desa termasuk desa swasembada. Menggali kearifan lokal dari hama tumbuhan untuk sumber makanan adalah sesuatu yang jarang dilakukan. Hal tersebut merupakan indikator bahwa sesuatu yang merugikan ternyata dapat memberikan keuntungan lebih misalnya saja sumber makanan dari Ulat, ulat daun jati dan ulat daun pisang misalnya terbukti mengandung protein hewani yang tinggi sehingga cocok untuk peningkatan gizi masyarakat. Sumber makanan tersebut akan memberikan andil cukup besar dalam usaha penganekaragan pangan, hama ulat ini sebagai sumber alternatif protein hewani yang tinggi untuk meningkatkan gizi. Setiap sel yang hidup, protein merupakan bagian yang sangat penting pada sebagian besar jaringan tubuh protein merupakan komponen terbesar setelah air. Diperkirakan separuh atau 50% dari berat kering sel dalam jaringan seperti misalnya hati dan daging terdiri dari protein, dan dalam tenunan segar sekitar 20%. Protein dalam tubuh manusia, terutama dalam sel jaringan bertindak sebagai bahan membran sel dapat membentuk jaringan pengikat misalnya kolagen dan elastin serta membentuk protein inert seperti rambut dan kuku.
Dalam Usaha pemanfaatan nilai tambah dari hama tanaman ulat daun yang mengandung protein hewani yang tinggi ini merupakan usaha untuk mengurangi masalah kekurangan gizi, beberapa waktu yang lalu, sebuah stasiun televisi swasta menayangkan sekelompok masyarakat di Taiwan sedang antri di suatu restoran yang khusus menyajikan masakan dari aneka jenis serangga. Makanan tersebut begitu larisnya, sehingga mereka rela antri hanya untuk mendapatkan sepiring kecil masakan aneka serangga tersebut. Ternyata di bagian dunia yang lain, termasuk di negara kita serangga dan ulat daun memang dapat digunakan sebagai bahan makanan. (Berbagai sumber terkait dan pengalaman lapangan, data F. Hero K. Purba)

No comments: