Wednesday, November 14, 2012

Pengolahan Bahan Pangan untuk Komoditas Bahan Baku Tepung Pangan dalam Usaha Agribisnis Pemanfaatan Potensi Lokal




Peluang pemanfaatannya masih sangat terbuka luas, baik untuk bahan baku pangan alternatif pengganti beras. Pengembangan agroindustri  bahan baku tepung-tepungan berbasis komoditas lokal dalam Pengolahan akan meningkatkan penganekaragaman pangan serta mengurangi kehilangan hasil panen. Sebagai salah satu contoh usaha membuat tepung mocaf tanpa limbah ini selain bisa untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, juga bisa untuk membantu warga disekitar anda ikut bekerja mengelola limbah turunannya, baik untuk dijadikan nata de mocaf atau produk turunan yang lain. Sehingga proses produksinya bersih, tidak mengganggu lingkungan dan pro kehidupan. Produk komoditas hasil pangan lokal sangat direkomendasikan, sedemikian produk antara ini dapat disimpan lebih lama dan dapat diolah lebih lanjut menjadi pangan siap saji. Contohnya produksi tepung dari bahan pangan umbi-umbian.Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Sehingga konsep tentang ketahanan pangan di Indonesia berdasar pada Undang-Undang nomor 7 tahun 1996, bahwa konsep ketahanan pangan dapat diterapkan untuk menyatakan situasi pangan pada berbagai tingkatan yaitu tingkat global, nasional dan tingkat rumah tangga serta individu yang merupakan suatu rangkaian sistem hirarki. (Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)

Terobosan yang telah dilakukan oleh beberapa industri pangan ternyata mampu mengangkat citra dan cita rasa makanan tradisional; yang ternyata sangat disukai berbagai kalangan bahkan telah diekspor Dalam peluang bagi pengembangan jenis makanan tradisional unggulan sesuai dengan potensi dan preferensi makin terbuka dengan adanya otonomi daerah. Di Indonesia tersedia berbagai aneka bahan pangan seperti sukun dan  umbi-umbian semisal Ganyong dan Talas. Bahan pangan lokal tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pengganti tepung terigu. Komoditas pangan sumber karbohidrat di negeri ini sangat beragam, baik yang tergolong serealia seperti jagung, sorgum, hanjeli dan hermada, serta aneka umbi seperti ubikayu, ubijalar, talas, gadung, gembili, suweg, iles-iles, kentang, garut dan ganyong (Widowati, 2000). Bahan baku Tepung adalah salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang mempunyai sifat lebih tahan lama disimpan, mudah dicampur, diperkaya zat gizi, mempermudah distribusi, memperluas pemasaran serta memberikan kemudahan dalam penyajiannya. Komoditas hasil pengolahan pertanian, seperti umbi-umbian, serealia dan buah-buahan adalah sumber pangan alternatif pengganti tepung terigu. Pengolahan tepung menjadi menjadi produk olahan makanan seperti aneka kue kering, cake, kerupuk, campuran coklat batangan. Proses pembuatan tepung meliputi : sortasi, pengupasan dan pencucian, perajangan/pemotongan, blanching, pengering- an, penggilingan dan pengemasan.
Sebagai contoh lain yaitu karakteristik Tumbuhan Jalawure (Tacca Leontopetaloides) yang berasal dari Famili Taccaceae, secara alamiah tumbuh liar di pesisir pantai, khususnya di Pantai Garut Selatan. Tumbuhan Jalawure berupa terna tegak (perdu) dengan tinggi antara 1,5-2,0 meter, serta tidak berkayu dan bercabang. Tangkai daun melekat pada batang berbentuk segi lima. Tumbuhan Jalwure berbunga/berbiji dan berakar serabut berbentuk umbi. Jalawure berkembang biak melalui vegetatif (umbi) dan reproduktif (biji). Umbi dan Tepung Tumbuhan liar Jalawure kaya akan karbohidrat, Jalawure menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi di dalam tanah, dengan ukuran umbi bervariasi antara 1 รข€“ 2 kg.Umbi Jalawure mengandung karbohidrat 38,16 gr/100 gr dan dalam bentuk tepung Jalawure mengandung karbohidrat 83,07 ngr/100 gr. Apabila dibandingkan dengan jenis tepung lainnya, seperti : tepung terigu, tepung beras, dan tepung Jagung, maka tepung Jalawure mengandung karbohidrat paling tinggi. (Data Kab. Garut). Dalam hal upaya diversifikasi tersebut guna mengimbangi kebutuhan pangan nasional yang tidak seimbang dengan jumlah produksi beras serta sebagai bentuk percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. Untuk itu perlu ditingkatkannya potensi pangan olahan beras untuk tepung tepungan serta bahan pangan karbohidrat lainnya, dengan dukungan dari Masyarakat, Akademisi, Pelaku Usaha dan peran serta pemerintah dalam segala upaya baik promosi dan pengolahan hasil pertanian yang berdayasaing.


No comments: