Tuesday, October 28, 2014

Pengembangan Potensi Membangun Ekonomi Indonesia Pada Aspek Green Business, Blue Business dan Black Business Resources



Perubahan struktur perekonomian nasional yang demikian, pada tahap selanjutnya prioritas pembangunan ekonomi nasional mengalami perubahan. Pembangunan industri yang didukung oleh pertanian, Kelautan Perikanan dan Pertambangan yang tangguh menjadi titik berat pembangunan ekonomi nasional. Era perubahan untuk pengembangan perekonomian dengan wujud nyata secara real bukan hanya wacana dan implementasi dilapangan yang kurang tepat.Harga dunia komoditas di masa datang mengundang kemabali pemikiran peranan sektor komoditas bagi pembangunan, khususnya negara-negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam seperti Indonesia. Pengembangan model bisnis hijau (Green Business) Indonesia yaitu bidang pertanian / agriculture yang dapat berkontribusi pada perekonomian nasional. Model bisnis Hitam (Black Business) dari hasil tambang dan mineral sangat memiliki potensi dalam ketersediaan migas dan mineral yang terdapat dialam dan Model Bisnis Biru (Blue Business) adalah hasil Laut dan perikanan yang memberikan arti begitu luasnya kelautan Indonesia dengan berbagai macam hasil laut yang dikelola.

Semua kegiatan ini mencakup perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk. Sudut pandang jika kita analisa bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang mengadalkan kemampuan sumber daya alam dimana sektor ini mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk memperoleh devisa karena penggunaan input dari impor relatif lebih rendah dari sektor lain,terutama sektor industri. Oleh karena itu perdagangan internasional sangat penting bagi produk pertanian Indonesia. Perkembangan perdagangan ssektor pertanian 1,4 dimana ekspor dan impor Indonesia tiap tahun meningkat,dari hanya sebesar 41,2 juta US$ menjadi 3.398,5 juta US$ pada atahun 2007. Sedangkan nilai impor meningkat dari 17,4 juta US$ pada tahun 1980 menjadi 2.919,0 juta US$ pada tahun 2006.  Menilik data dan perkembangan ekspor dan impor pertanian Indonesia sejak 1980 pada tahun tertentu dapat disimpulkan bahwa nilai ekspor pertanian dan hasil olahan terbesarnya berasal dari subsektor pekebunan dan yang terbesar kedua adalah sektor perternakan. Ekspor subsektor perkebunan terbesar didominasi oleh karet dan kelapa sawit. Indonesia adalah eksportir karet terbesar setelah Thailand dan eksportir terbeasar kelapa sawit setelah Malaysia. Pada saat ini kelapa sawit telah menjadi primadona terutama akibat naiknya harga minyak bumi. Harga kelapa sawit dunia ikut naik Karena kelapa sawit berpotensi untuk menjadi biofuel.
Kondisi perikanan dan hasil laut yang merupakan Blue Business ini merupakan anugerah yang sangat besar bagi pembangunan sektor Kelautan dan Perikanan. Indonesia merupakan negara maritime dengan luas lautan mencapai 5,8 juta km2 yang terdiri dari perairan teritorial, perairan laut 12 mil dan perairan ZEE Indonesia. Potensi lestari sumberdaya perikanan tangkap laut Indonesia adalah sekitar 6,5 juta ton/tahun dengan tingkat pemanfaatan mencapai 5,71 juta ton pada tahun 2011 (77,38%).  "Dengan pemanfaatan sumberdaya perikanan laut tersebut, harus diakui bahwa di beberapa Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) tertentu seperti Laut Jawa, telah terjadi lebih tangkap atau over fishing.  Dan sampai dimana pengelolaan usaha pengolahan hasil-hasil laut Indonesia jika kita bandingkan dengan Negara-negara lain yang berpotensi perikanan. Kita harus membangun lebih baik lagi dari sumber perikanan dan kelautan kita untuk mengisi negeri ini dengan hasil yang memadai dengan sumber yang ada.
Dari sector Black Business yaitu pertambangan dan mineral produksi pertambangan Indonesia yang secara mayoritas terdiri dari batubara, timah, tembaga, emas dan ammonia mencatat pertumbuhan rata-rata 12.27 persen pada paruh waktu 2008-2011. Sementara itu, untuk periode 2012–2016, pertumbuhannya diprediksi menjadi 8.27 persen, menurut data laporan MarketPublishers 2012. Indonesia yang diketahui memiliki produksi emas sebesar 6,7 % dari total produksi emas di dunia atau peringkat ke-6 di dunia, Logam tembaga di Indonesia diproduksi sebanyak 10,4 % dan menduduki posisi ke-2 di dunia, batubara di Indonesia tercatat berproduksi sebanyak 246 juta ton atau berada di peringkat ke-6 terbesar di dunia setelah China, Amerika, Australia, India dan Rusia. Dan masih banyak lagi mineral-mineral lain yang akan membuka mata kita betapa besar jumlah mineral tambang yang terkubur di dalam tanah Indonesia. Kita menyadari kemudian adalah apakah hasil tambang itu telah dirasakan kemanfaatannya oleh seluruh bangsa Indonesia tercinta ini? Kita berharap agar sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia tentunya harus diolah sebaik mungkin agar bisa memberikan manfaat lebih bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia.(Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)

No comments: