Potensi
pengembangan dan perdagangan ubi kayu, perlu terobosan yang mendukung
agrobisnis ubi kayu tersebut, dari sisi petani kesiapan dalam hal pengelolaan
usaha tani yang efisien dan menguntungkan yang diharapkan. Berdasarkan data Produsen ubi kayu
paling besar di dunia yakni Nigeria, disusul Thailand,
dan Indonesia urutan ketiga. Thailand tercatat sebagai
negara pengekspor ubi kayu kering terbesar dunia dengan
menguasai 65 % ekspor ubi kayu dunia pada 2011, disusul oleh Vietnam : 31,32 %
dan Indonesia : 2,28 % dan Costa Rica 1 %. Komoditas Ubi kayu (singkong) adalah
salah satu sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan
bioetanol untuk menggantikan premium. Ubi kayu atau singkong (Mannihot
esculenta) berasal dari Brazil, Amerika Selatan, menyebar ke Asia pada awal
abad ke-17 dibawa oleh pedagang Spanyol dari Meksiko ke Philipina. Ubi kayu merupakan sumber
karbohidrat bagi sekitar 500 juta manusia di dunia. Di Indonesia, tanaman ini
menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung. Sebagai sumber karbohidrat,
ubi kayu merupakan penghasil kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain. Indonesia merupakan negara yang
melimpah sumber daya alamnya, yang masih luas lahan–lahan yang tidak produktif,
menunggu sentuhan program yang nyata, khususnya pembangunan ekonomi yang pro
rakyat. Ubi kayu mengandung air sekitar 60%, pati 25%-35%, serta protein,
mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Sumber energi yang dihasilkan ubi kayu
lebih tinggi dibandingkan padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum. Ubi kayu dapat
diolah menjadi bioetanol sebagai pengganti premium. Ubi kayu merupakan salah
satu sumber pati senyawa karbohidrat kompleks (Soerawidjaja,Tatang H, 2007).
Mengingatkan kita akan lagunya Koes Plus, “kata orang tanah kita tanah surga,
tongkat kayu pun menjadi tanaman”. Tanaman singkong tumbuh subur di Negara
Kita. Dengan kata lain, stok singkong di negeri ini melimpah ruah. Kita merasa
terkejut, ternyata negeri ini malah mengimpor singkong dari Cina, Vietnam
hingga Italia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dari Januari hingga
Juni 2011, Indonesia mengimpor ubi kayu dengan total 4,73 ton dengan nilai 21,9
ribu dolar AS. Negara Italia merupakan negara dengan nilai terbesar yaitu 20,64
ribu dolar AS dengan berat 1,78 ton. Sedangkan Cina merupakan negara pensupply
ubi kayu impor terbesar yaitu 2,96 ton dengan nilai 1.273 dolar AS. Data BPS
pada bulan April dan Mei 2012, sebanyak 5.057 ton singkong asal China dengan
nilai US$ 1,3 juta masuk ke Tanah Air. Pada Mei impor singkong (manihot utilissima) dilakukan dari
negara Vietnam. Sebanyak
1.342 ton singkong dengan nilai US$ 340 ribu masuk ke Indonesia.
Budidaya
singkong relatif mudah dan banyak dilakukan oleh para petani, karena tanaman
singkong dapat tumbuh disemua tipe tanah (dataran tinggi, dataran rendah) dan
tanaman singkong tidak banyak penyakitnya. Untuk komoditi Singkong dan
produk-produk berbahan baku singkong sangat dikenal masyarakat luas dan telah
menghidupi keluarga petani dalam jumlah besar. Singkong sebagai bahan baku
pangan non beras dan non gandum adalah salah satu komoditas penting pendukung
diversifikasi pangan. Adapun manfaat dan khasiat singkong singkong juga dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit yaitu:
1. Meningkatkan Stamina; Untuk meningkatkan stamina, campurkan 100 gram
singkong, 5 butir angco (sejenis kurma Tiongkok), dan air. Untuk menghindari
rasa pahit, tambahkan sedikit madu.2. Demam.;Rebus 60 gram batang singkong dan
300 gram daun singkong dengan 800 cc air. Biarkan rebusan menyusut sampai 400
cc, saring dan minum. Untuk hasil maksimal, harus meminumnya dua kali
sehari. 3. Luka; Singkong juga dapat digunakan untuk mengobati luka yang telah
memasuki tahap infeksi. Caranya: Tumbuk batang singkong yang masih segar, lalu
boreh di daerah yang luka. Boleh juga dibalut lagi dengan perban. Untuk luka
yang disebabkan oleh benda panas, singkong dapat diparut dan diperas. Kemudian olesi
di daerah luka. Lakukan hingga luka mengering. 4. Sakit Kepala.;Minum
obat sakit kepala terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena
itu, sebaiknya coba cara alami dengan menumbuk daun singkong sampai halus, lalu
menaruhnya di atas kepala untuk kompres.5. Diare.;Untuk mengobati diare atau
sakit perut, coba deh gunakan daun singkong. Caranya dengan merebus tujuh
lembar daun singkong, dengan 800 cc air, biarkan hingga menyusut 400 cc, saring
dan minum.;6. Rematik.; Untuk mengobati rematik, pengobatan dengan singkong
bisa dari dalam maupun luar. Pada pemakaian luar, gunakan daun
singkong lima lembar ditambah 15 gram jahe. Lalu aduk dan oleskan pada tubuh.
Untuk pengobatan dari dalam, gunakan 100 gram batang singkong, serai, garam,
jahe 15 gram. Semua bahan tersebut direbus dengan 1000cc air hingga menjadi 400
cc, saring. Minum sebanyak 200cc sekali dalam sehari. Lakukan selama dua hari.
7. Beri-beri.;Beruntung bagi mereka yang gemar menyantap daun singkong, karena
akan terhindar dari penyakit ini. Namun, bagi yang sudah terkena penyakit
beri-beri, harus mengonsumsi 200 gram daun singkong rebus seperti sayuran
segar. (Berbagai sumber media terkait, dan peluang usaha, majalah kesehatan,
wikipedia, data diolah F. Hero K. Purba). Pengembangan agroindustri untuk
ditingkat petani perlu adanya Klastering Agroindustri Singkong. Karena manfaat
singkong dalam diversifikasi pangan dimana mulai dari raw material singkong
segar dapat dibuat menjadi produk olahan langsung dan produk awetan. Produk
olahan langsung terdiri dari produk olahan kering (misalnya keripik singkong
dan kerupuk singkong) dan produk olahan semi basah (contohnya tape, getuk dan
makanan tradisional lainnya). Produk awetan olahan singkong dapat dijadikan
produk tapioka dan turunanya, gaplek dengan produk turunannya (antara lain
tiwul, nasi rasi (beras singkong), serta tepung singkong sebagai bahan baku
untuk tiwul instan dan juga berbagai aneka kue. Nilai ekonomi dari agroindustri
singkong dan suatu produk di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku
atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi inovasi terhadap poroduk
dan pengembangaanya. Diharapkan singkong dapat lebih baik lagi di kembangkan
dan tidak menjadi barang impor dan pengembangan dalam negeri lebih aktif
dikembangkan dan dilestarikan untuk pangan rakyat.
No comments:
Post a Comment