Tuesday, October 30, 2012

Potensi Pengolahan Gula Kelapa dalam Pengembangan Akses Pasar dan Peningkatan Perekonomian



Komoditas Kelapa yang merupakan pohon kehidupan dengan berbagai macam manfaat. Kelapa adalah tanaman yang dari semua bagiannya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Produk utama dari gula kelapa dipasarkan sebagai gula konsumsi untuk pasar nasional dan ekspor. Pemasaran gula kelapa melalui dua saluran distribusi, yaitu pemasaran langsung kepada konsumen dan kepada pedagang pengumpul kecil maupun besar. Pemasaran langsung kepada konsumen sebagai bahan pemanis bagi ibu rumah tangga maupun sebagai bahan pelengkap dalam industri makanan atau minuman, antara lain gula kacang (ampyang), enting-enting, kue satu, nopia, wajik, kecap, dan lain sebagainya. Pohon kelapa saja dapat menghasilkan gula yang indeks glikemiknya berbeda, apalagi kalau dibandingkan dengan gula aren yang jenis pohonnya saja berbeda. Kalau anda mencari informasi melalui google mengenai glikemik indek anda akan menemukan beberapa informasi yang menyatakan bahwa indeks glikemik gula aren adalah 35. Produksi dan pengembangan minyak kelapa dipedesaan memberikan suatu dampak positif yaitu:
1.       Produksi minyak kelapa dapat dijual di pasar lokal maupun regional yang hasilnya merupakan pendapatan tunai keluarga petani. Nilai pendapatannya akan jauh lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan pengolahan kelapa menjadi kopra.
2.     Dengan adanya minyak kelapa, ketergantungan masyarakat pedesaan terhadap konsumsi minyak makan dari minyak nabati lain akan berkurang.
3.     Pendapatan petani dan nilai tambah/ added value komoditas meningkat.
4.     Penganekaragaman produk olahan kelapa dan efisiensi pemanfaatan bahan baku.
5.     Terciptanya lapangan kerja di pedesaan dan perkotaan
Hasil dari Nira kelapa, gula kelapa yang bermutu baik didapatkan dengan melakukan pengendalian mutu mulai dari tahap produksi nira sampai dengan pengemasan gula kelapa. Nira yang digunakan harus bermutu baik dan tidak berwarna (bening). Pemasakan nira harus memperhatikan waktu dan suhu pemasakan agar tidak menyebabkan pembentukan gula reduksi yang berlebihan sehingga gula berwarna hitam. Untuk Gula merah ekspor yang ada di koperasi dalam bentuk kristal atau gula semut. Rumitnya pembuatan gula membuat harganya mencapai 2 kali lipat dibandingkan harga gula merah di tingkat petani. Beberapa produk kelapa asal Indonesia lebih murah. Hal ini mengindikasikan dalam perolehan manfaat perdagangan kelapa Indonesia pengaruh faktor non harga masih cukup signifikan. Faktor-faktor yang terkait dengan: kualitas produk, tingginya biaya transportasi, dan kompleksitas prosedur ekspor diduga turut berpengaruh terhadap perolehan manfaat perdagangan (ekspor) produk kelapa Indonesia yang belum maksimal. Harapkan potensi pengolahan gula kelapa ini dapat secara optimal dimanfaatkan dalam peningkatan perekonomian di tingkat petani dan masyarakat. (Berbagai sumber media terkait, data Litbang, data diolah F. Hero K. Purba).


No comments: