Thursday, April 11, 2013

Pengembangan Usaha Karet Gapoktan Karet Sumber Rezeki dalam Agroindustri Karet di Kabupaten Kampar



Gapoktan Karet Sumber Rezeki dengan tercapainya kesuksesan dalam pengelolaan usaha pengembangan karet menurut Ketua Gapoktan Basuki Rahmad, mampu meningkatkan kesejateraan masyarakat setempat terutama bagi para anggota selalu petani. Untuk itu, pengurus ke depan diharapkan tetap meningkatkan pengelolaan pengembangan karet tersebut. Program kerja dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) / Gabungan Petani Karet Sumber Rezeki / Koperasi Petani Karet Sumber Rezeki, Desa Binabaru, Kec. Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau sub sektor pertanian dan perkebunan dibuat dengan maksud dan tujuan untuk memberikan pedoman kepada para petani baik karet dan kelapa sawit Desa Binabaru agar berjalan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan menghasilkan pendapatan dan tarap hidup petani serta berupaya meningkatkan devisa dan menjaga kesinambungan Sumber Daya Alam hayati dalam mendukung ekosistem yang seimbang.
Gabungan Kelompok Tani Sumber Rezeki sebagai wadah perkumpulan kelompok tani – Kelompok tani yang ada di Desa Binabaru yang bertugas menampung keluhan serta memberikan penyuluhan kepada para petani dalam bidang ketahanan pangan dan perkebunan serta meningkatkan tarap hidup para petani yang berfungsi :
- Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan ruang lingkup tugasnya
- Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis kelompok tani
- Pelaksanaan teknis serta penyuluhan swakarsa kepada para petani.
Untuk komoditi Karet sangat potensial dikembangkan juga di Kabupaten Kampar. Harga pasar karet dalam bentuk lump mangkok ditingkat petani Rp. 17.000 /kg. Dan mayoritas pengumpul mengirim Pekanbaru dan Medan untuk kebutuhan Pabrik Pengolahan Karet. Karet alam yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Kampar merupakan produk perkebunan yang digunakan sebagai bahan baku industri. Untuk mendorong peningkatan daya saing, terciptanya persaingan usaha yang sehat, terjaminnya perlindungan terhadap keselamatan, kesehatan, dan keamanan konsumen dan masyarakat, kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta sebagai upaya penyediaan Bahan Olahan Karet (BOKAR)  yang bermutu baik dan konsisten. Perkebunan Karet tersebar di Seluruh Kabupaten Kota di Riau seperti : Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kampar, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu Kabupaten Siak, dan Kota Dumai. Pada tahun 2009 luas sub sektor perkebunan di Kabupaten Kampar 431.398 ha; yang terdiri dari perkebunan rakyat 263.849 ha, perkebunan besar negara 33.915 ha dan perkebunan besar swasta 133.634 ha, sedangkan luas pembangunan subsektor perkebunan di Kabupaten Kampar sampai tahun 2010 seluas 468.917 ha (42,69%) dari luas Kabupaten Kampar 1.098.346 ha terjadi penambahan luas areal 37.519 ha yang terdiri dari perkebunan rakyat 258.274 ha, perkebunan besar negara 33.915 ha dan perkebunan besar swasta 176.728 ha.
Kabupaten Kampar membuat berbagai kebijakan tentang pembangunan perkebunan yang tertuang dalam program dan kegiatan dalam rangka pemberdayaan dan pelayanan optimal kepada pelaku dan masyarakat perkebunan di Kabupaten Kampar. Di Salah satu Koperasi Petani karet / Gapoktan Karet yang berhasil dalam pengembangan untuk pengembangan karet di Kabupaten Kampar Kiri Tengah yaitu Gapoktan Sumber Rezeki. Menurut awal sejarahnya Penduduk eks trans SKPC Sei pagar mayoritas adalah penduduk yang berasal dari Jawa merupakan pindahan dari transmigrasi Siak I dan Siak II, dan menjadi petani tanaman pangan. Kemudian Proyek SDRP masuk ke daerah transmigrasi pada tahun 1991/1992 dan yang berkenan menjadi peserta proyek harus :  menyerahkan sertifikat tanahnya sebagai agunan pada proyek SRDP, Kelompok tani pendukung proyek Kelompok tani pendukung proyek SRDP TT 1992 (9 kelompok tani): Margo Mulyo, Setya Karya, Tani Mukti I, Tani Mukti II, Sido Makmur, Kurnia Jaya, Sidodadi, Rejeki Tani, dan Sido Muncul. Pada tahun 1997 didirikan dengan nama KUB  (Kelompok Usaha Bersama) Sumber Rezeki: Oleh karena itu nama gapoktan tidak terlalu familier pada anggota petani karet atau anggota Kub/Gapoktan/Koptankar/Koptan sumber rezeki; pada tahun 1998 status kub ditingkatkan dari gapoktan / kub menjadi koptankar sumber rezeki dengan No. BH 084/BH/KDK-4 /1/1999 tanggal 31 Januari 1999. TB tahun 2012 Koptankar Sumber Rezeki merubah AD dan ART sekaligus namanya menjadi Koptan Sumber Rezeki. Gapoktan Sumber Rezeki yang memiliki lahan karet sekitar 400 Ha menghasilkan produktivitas karet 80 ton/ bulan. Diharapkan untuk pengembangan agroindustri karet ke depan semakin baik dengan mitra usaha dan dukungan dari pemerintah Kabupaten setempat maupun Pemerintah Pusat.

No comments: