Tuesday, April 2, 2013

Persaingan Buah Nusantara dalam Pemasaran Internasional



 Persaingan pedagang buah nusantara dengan eksportir asing, khususnya dari Cina, kian ketat. Kini eksportir asing tidak sungkan lagi berdagang secara konsinyasi dengan para importir dalam negeri. Berdasarkan data tahun 2010, konsumsi buah masyarakat Indonesia hanya 32kg per kapita per tahun, padahal Food and Agriculture Organization (FAO) memberi batas konsumsi minimal 65,75 kg per kapita per tahun. Jumlah konsumsi buah masyarakat Buah tropis Indonesia itu cukup berbeda karena memiliki rasa serta ragam yang banyak. Indonesia masih kurang dari setengah jumlah yang direkomendasikan FAO.Impor buah-buahan dan sayuran melonjak 70 persen menjadi US$ 1,6 miliar selama fiskal tahun lalu yang berakhir pada Maret 2012. Buah-buahan impor telah meningkat 25% selama beberapa tahun terakhir ini. Saat ini pemerintah Indonesia melarang sementara importasi 13 produk holtikultura untuk periode Januari hingga Juni 2013. Menurut perkiraan industri dan diharapkan tahun ini menjadi dua kali lipat menjadi US$ 464 juta yang berakhir pada 31 Maret. Impor  buah  Indonesia pada beberapa tahun terakhir ini meningkat sangat pesat.  Hal ini mengindikasikan, bahwa daya beli masyarakat Indonesia semakin meningkat, produsen dalam negeri tetap belum mampu menghasilkan buah bermutu prima paling tidak dalam penampilannya guna memenuhi permintaan konsumen menengah-ke atas,  dan Indonesia telah  menjadi pasar potensial bagi produk buah luar negeri. Produksi buah di Indonesia pada tahun sebesar 18,65 juta ton;  sedangkan untuk jeruk sekitar 2,13 juta ton atau sekitar terhadap produksi buah nasional.  Pada tahun 2009, Indonesia mengimpor buah sebanyak 601.927 ton, dan diantaranya  sebanyak 209.615 ton adalah buah jeruk   atau hampir mencapai  35% dari  impor buah jeruk  setara dengan 10 % dari total produksi buah nasional. Konsumsi buah per kapita pada tahun 2008 sebanyak 31,93 kg/kapita/tahun sedangkan untuk jeruk 3,59 kg/kapita/tahun, di mana di Amerika untuk jeruk sebesar 60 Kg/kapita/tahun. (Data Litbang Kementan, data media, data diolah F. Hero K. Purba).
Adanya kebijakan yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 60 Tahun 2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 60 Tahun 2012 tentang ketentuan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Pada 2012, Kemendag menetapkan 113 importir terdaftar (IT). Dari perusahaan yang meraih IT, sebanyak 76 perusahaan mendaftarkan 1.319 RIPH ke Kemtan. Selama dua bulan terakhir, yakni November dan Desember tahun lalu, Kementerian Pertanian menetapkan RIPH seberat 259.449 ton setara 10.810 kontainer. Pemerintah, per Januari-Juni 2013, mengatur impor sejumah produk hortikultura. Tiga buah impor yakni durian, pisang dan nanas dilarang masuk ke tanah air, sementara sejumlah produk hortikultura yang diatur volume impornya adalah melon, mangga, pepaya, kentang, kubis, wortel, cabai, bunga anggrek, bunga krisan, dan bunga heliconia.
Untuk produk buah-buahan lokal sebenarnya memiliki banyak keunggulan dibanding produk impor, seperti mangga gedong gincu, Pisang Kirana Lumajang, Jeruk Pontianak, Jeruk Medan, Jeruk Soe, Duku Palembang dan lain sebagainnya.asyarakat saat ini cenderung lebih menyukai produk pangan impor, termasuk buah dan sayuran. Membeli bahan pangan impor di supermarket atau mall sudah menjadi gaya hidup di kehidupan masyarakat. Apabila kita  melihat harga pasar untuk harga anggur merah naik dari Rp 40 ribu menjadi Rp 85 ribu per kilogram. Lalu harga buah pir shiangli dari Rp 20 ribu kini menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Sedangkan harga apel fuji melejit dari Rp 12 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram. Diharapkan nantinya Indonesia dapat mengalahkan Thailand dan China dalam penguasaan pasar buah internasional apabila pemerintah memberi dukungan penuh terhadap perang buah impor melalui kebijakan regulasi maupun anggaran APBN. Kesinergian semua pihak terkait dengan willingness / kemauan semua pihak yang benar-benar mendukung pengembangan agribisnis hortikultura khususnya buah menjadi suatu catatan penting, dan tidak hanya sebagai wacana, tetapi implementasi ke depan lebih baik dalam pengembangan buah nasional.

No comments: