Tuesday, July 9, 2013

Indikasi Geografis dari Jeruk SoE, Kabupaten Timur Tengah Selatan, NTT dalam pelestarian dan pengembangan Budidaya Buah Lokal



Komoditas buah lokal Jeruk keprok SoE berada di kawasan Gunung Mutis dengan ketinggian 2.000 meter dpl, di Kecamatan Molo Utara dan Molo Selatan. Jeruk soe memiliki ciri-ciri, antara lain, kulit tipis merah, mudah dikupas, rasa manis keasaman, berbentuk bulat sedang, ketinggian batang 2-4 meter, dan usia berbuah 2-3 tahun. Orang-orang lebih suka menyebut jeruk keprok soe atau jeruk soe karena hanya tumbuh, berkembang, dan berbuah dalam jumlah besar di wilayah itu. Berdasarkan data bahwa tahun 1995-2008 produksi jeruk keprok soe sampai 500 kilogram per pohon. Jeruk waktu itu dikirim ke Timor Timur (Timor Leste), Kupang, Flores Timur, Manggarai, Bajawa, Maumere, Rote Ndao, dan Sabu Raijua melalui pedagang. Jeruk soe tidak kalah bersaing dengan jeruk dari luar NTT. Waktu itu jeruk soe dijual di swalayan dan toko-toko di Kupang dengan harga Rp 5.000- Rp 25.000 per kilogram, bahkan harga sampai saat ini mencapai Rp. 40.000/kg.
Komoditi buah Jeruk keprok SoE merupakan salah satu varietas jeruk  lokal,  komersial unggulan  Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang  kualias  buahnya  tidak kalah dibanding dengan jeruk  keprok lain yang telah berkembang di Indonesia, seperti keprok Batu 55, Tawangmangu, Chinakonde, Garut, Madura, Tejakula dan lainnya (Didiek AB, et all, 2004). Namun jeruk keprok SoE ini hanya berkembang di daerah NTT karena adaptasi lingkungan dan bersifat spesifik lokasi, belum bias dikembangkan secara baik di daerah sentra jeruk lainnya. (Sources: Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba). Kondisi tanah-tanah di sentra jeruk Soe umumnya termasuk ordo Alfisol dengan tekstur liat (clay), dengan konsistensi teguh dan lapisan bawahnya berwarna coklat kuat sampai merah kekuningan, tekstur liat, banyak kerikil dan batu yang dapat menghalangi perkembangan akar tanaman jeruk.  Tanah ini umumnya tingkat kesuburannya rendah dan bentuk lahannya yang berbukit menyebabkan rentan terhadap bahaya erosi.  Disisi lain, tanaman jeruk membutuhkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya sehingga dibutuhkan masukan pupuk berimbang secara intensif baik organik maupun kimia.Tidak sedikit petani menanam jeruk dilatar belakangi oleh bantuan benih dari pemerintah, bukan karena mandiri.  Hal ini, pemahamannya terhadap budidaya jeruk yang baik dan benar kurang memadai.  Tipe petani ini biasanya tidak siap menerapkan teknologi anjuran yang membutuhkan saprodi tidak sedikit.  Sayangnya di daerah tersebut tidak mudah untuk mendapatkan saprodi yang memadai.  Kalaupun saprodi tersedia, seringkali harganya tidak memihak petani. Sangat disayangkan sekali bila Jeruk SoE ini lama-lama menghilang. Sebaiknya pemerintah turun tangan untuk mengembangkan tanaman jeruk ini dengan dana APBD dan APBN. Pemerintah Daerah dalam proses indikasi geografis untuk mewujudkan perlindungan dan pengembangan terhadap varietas lokal yang menjadi ciri khas dari daerah SoE, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur ini.  

No comments: