Wednesday, May 14, 2014

Pengolahan Wijen dalam Peluang Usaha Agribisnis



Wijen sebagai komoditi yang  memiliki keunggulan dlm aspek gizi dan kesehatan, wijen ternyata belum banyak dikenal oleh masyarakat.Potensi ijen dalam berbagai pengolahan memiliki khasiat bahwa makanan berbasis biji wijen atau dalam bahasa lokal disebut tahini bisa mengurangi risiko kematian. Biji wijen berkhasiat menurunkan faktor risiko kardiovaskular pada penderita diabetes tipe-2, gula tinggi kronis, glikasi dan resistensi insulin. Peneliti melakukan survei pada 41 pasien diabetes tipe-2 secara acak yang dibagi dalam dua kelompok, A dan B. Pasien kelompok A diberikan 28 gram atau sekitar dua sendok makan biji wijen ke dalam menu sarapan mereka setiap hari. Wijen (Sesamum indicum L. syn. Sesamum orientalis L.) merupakan tumbuhan yang berasal dari Afrika Khatulistiwa yang berada pada ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Tumbuhan wijen saat ini sudah banyak tersebar, bahkan telah sampai di Indonesia. Minyak nabati dari wijen ini banyak digunakan untuk aneka industri, seperti industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain. Sedangkan bungkilnya dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak. Minyak wijen sangat baik untuk dikonsumsi sehari-hari karena merupakan salah satu minyak nabati yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh tinggi yang mencapai 84 %. Asam lemak tidak jenuh berupa asam oleat dan linoleat yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya fungsi dan pertumbuhan normal semua jaringan. Pengembangan wijen dapat juga dilakukan di lahan sawah petani banyak dilakukan secara monokultur, akan tetapi dengan pertimbangan risiko kegagalan dan peningkatan pendapatan dapat ditanam secara tumpangsari, tumpangsisip, atau campuran (dua tanaman atau lebih ditanam secara bersamaan). Pengolahan wijen juga seperti  Minyak Wijen, Minyak wijen mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan. Asam lemak omega-6 dalam minyak wijen membantu mengurangi gangguan kulit, seperti eksim. Kandungannya sangat besar sehingga perlu diperhatikan penggunaannya.
Pengembangan komoditas wijen  di Indonesia masih sangat rendah itu karena: Masih banyak petani yang belum mengenal wijen sehingga tanaman ini tidak sepopuler tanaman palawija (kedelai, jagung dll).Serta minat petani masih rendah karena kurangnya teknologi budidaya wijen. Produktivitas masih rendah, ini karena teknik budidaya yang kurang baik pada umumnya wijen hanya ditanam sebagai tanaman selingan. Dalam hal ini kurangnya informasi pasar.  Biji wijen banyak digunakan sebagai bahan industri minyak dan makanan.  Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sampai saat ini Indonesia masih mengimpor biji wijen dari Vietnam, Thailand dan China serta mengimpor winyak wijen dari Cina, Singapura, Hongkong.  Tapi Indonesia juga sudah mulai mengekspor wijen ke Jepang, Hongkong, Amerika Serikat dan Turki. (Sources: Berbagai sumber media tekait, Litbang Kementan, data diolah F. Hero K. Purba). Perkembangan komoditas wijen dunia pada tahun 1993, adalah 486.000 ton. Jepang adalah importir terbesar mengambil 24% dari impor dunia. Pengimpor terbesar kedua adalah Amerika Serikat dengan 8% dari impor dunia. Hal ini diperkirakan bahwa impor biji wijen akan tumbuh antara 6 dan 8% per tahun. Australia diimpor 6400 t biji wijen pada tahun 1996 (senilai $ A12.7m), dengan China, Meksiko dan India pemasok utama. Wijen produksi benih Australia berpusat di Northern Territory dan Queensland, New South Wales dengan menunjukkan minat.Meskipun produksi telah turun dari ton 291 di 1988-1989 sampai 90 t di 1993-94, diantisipasi bahwa perbaikan dalam kultivar dan teknologi panen akan meningkatkan produksi. Potensi yang jelas untuk mengembangkan pasar untuk biji wijen Australia, baik di lokal maupun di luar negeri. Biji wijen saat ini diimpor ke Australia baik sebagai biji utuh dan produk olahan. Di Indonesia pengembangan wijen di Indonesia setiap tahun meningkat. Pada tahun 2006 areal wijen mencapai 4.788 hektar, yang tersebar di Lampung (150 ha), Jawa Tengah (1.426 ha), Yogyakarta (250 ha), Jawa Timur (1.473 ha), Nusa Tenggara Barat (1.217 ha), dan Sulawesi Selatan (272 ha). Diharapkan potensi komoditas wijen ini dapat dilkembangkan lagi dengan melihat pemanfaatannya dan peluang akses pasar lokal dan Internasional.

No comments: