Wijen sebagai komoditi yang memiliki keunggulan dlm aspek gizi dan
kesehatan, wijen ternyata belum banyak dikenal oleh masyarakat.Potensi
ijen dalam berbagai pengolahan memiliki khasiat bahwa makanan berbasis biji wijen atau dalam
bahasa lokal disebut tahini bisa mengurangi risiko kematian. Biji wijen
berkhasiat menurunkan faktor risiko kardiovaskular pada penderita diabetes
tipe-2, gula tinggi kronis, glikasi dan resistensi insulin. Peneliti melakukan
survei pada 41 pasien diabetes tipe-2 secara acak yang dibagi dalam dua
kelompok, A dan B. Pasien kelompok A diberikan 28 gram atau sekitar dua sendok
makan biji wijen ke dalam menu sarapan mereka setiap hari. Wijen (Sesamum
indicum L. syn. Sesamum
orientalis L.) merupakan tumbuhan yang berasal dari Afrika Khatulistiwa yang
berada pada ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Tumbuhan wijen saat ini
sudah banyak tersebar, bahkan telah sampai di Indonesia. Minyak nabati dari wijen ini
banyak digunakan untuk aneka industri, seperti industri makanan, kosmetik,
farmasi dan lain-lain. Sedangkan bungkilnya dapat digunakan sebagai campuran
pakan ternak. Minyak wijen sangat baik untuk dikonsumsi sehari-hari karena
merupakan salah satu minyak nabati yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh
tinggi yang mencapai 84 %. Asam lemak tidak jenuh berupa asam oleat dan
linoleat yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya fungsi dan pertumbuhan
normal semua jaringan. Pengembangan
wijen dapat juga dilakukan di lahan sawah petani banyak dilakukan secara
monokultur, akan tetapi dengan pertimbangan risiko kegagalan dan peningkatan pendapatan
dapat ditanam secara tumpangsari, tumpangsisip, atau campuran (dua tanaman atau
lebih ditanam secara bersamaan). Pengolahan wijen juga seperti Minyak
Wijen, Minyak wijen mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk
kesehatan. Asam lemak omega-6 dalam minyak wijen membantu mengurangi gangguan
kulit, seperti eksim. Kandungannya sangat besar sehingga perlu diperhatikan
penggunaannya.
Pengembangan
komoditas wijen di Indonesia masih
sangat rendah itu karena: Masih banyak petani yang belum mengenal wijen
sehingga tanaman ini tidak sepopuler tanaman palawija (kedelai, jagung
dll).Serta minat petani masih rendah karena kurangnya teknologi budidaya wijen.
Produktivitas masih rendah, ini karena teknik budidaya yang kurang baik pada
umumnya wijen hanya ditanam sebagai tanaman selingan. Dalam hal ini kurangnya
informasi pasar. Biji wijen banyak digunakan sebagai bahan industri
minyak dan makanan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sampai saat ini
Indonesia masih mengimpor biji wijen dari Vietnam, Thailand dan China serta
mengimpor winyak wijen dari Cina, Singapura, Hongkong. Tapi Indonesia
juga sudah mulai mengekspor wijen ke Jepang, Hongkong, Amerika Serikat dan
Turki. (Sources: Berbagai sumber media tekait, Litbang Kementan, data diolah F.
Hero K. Purba). Perkembangan komoditas wijen dunia pada tahun 1993, adalah 486.000
ton. Jepang adalah importir terbesar mengambil 24% dari impor dunia. Pengimpor terbesar
kedua adalah Amerika Serikat dengan 8% dari impor dunia. Hal ini diperkirakan bahwa
impor biji wijen akan tumbuh antara 6 dan 8% per tahun. Australia diimpor 6400 t
biji wijen pada tahun 1996 (senilai $ A12.7m), dengan China, Meksiko dan India pemasok
utama. Wijen produksi benih Australia berpusat di Northern Territory dan Queensland,
New South Wales dengan menunjukkan minat.Meskipun produksi telah turun dari ton
291 di 1988-1989 sampai 90 t di 1993-94, diantisipasi bahwa perbaikan dalam kultivar
dan teknologi panen akan meningkatkan produksi. Potensi yang jelas untuk
mengembangkan pasar untuk biji wijen Australia, baik di lokal maupun di luar
negeri. Biji wijen saat ini diimpor ke Australia baik sebagai biji utuh dan
produk olahan. Di Indonesia pengembangan wijen di Indonesia setiap tahun
meningkat. Pada tahun 2006 areal wijen mencapai 4.788 hektar, yang tersebar di
Lampung (150 ha), Jawa Tengah (1.426 ha), Yogyakarta (250 ha), Jawa Timur
(1.473 ha), Nusa Tenggara Barat (1.217 ha), dan Sulawesi Selatan (272 ha).
Diharapkan potensi komoditas wijen ini dapat dilkembangkan lagi dengan melihat
pemanfaatannya dan peluang akses pasar lokal dan Internasional.
No comments:
Post a Comment