Perkembangan
harga daging sapi di pasar tradisional terus mengalami kenaikan. Hari ini 21
Juli 2014 harganya sudah menyentuh Rp 125 ribu per kilo.Pertumbuhan produksi daging sapi pada tahun 2014 sebesar 23 persen. Tahun 2013
produksi daging sapi sebesar 430.000 ton, dan tahun depan produksinya
ditargetkan 530.000 ton. Tahun 2012,
pemerintah Indonesia menghitung kebutuhan daging sebesar 484 ribu ton.
ketersediaan daging sapi hanya mampu memenuhi 399 ribu ton, sisanya 85 ribu ton
dipenuhi dari impor. Untuk jumlah impor tahun 2012 terbagi atas daging sapi
sebesar 34 ribu ton, dan sapi bakalan 283 ribu ekor. Harga
daging sapi impor berpengaruh negatif terhadap jumlah impor daging sapi, namun
pengaruhnya tidak nyata. Pada umumnya, konsumen daging sapi impor mempunyai
pendapatan yang relatif tinggi, maka kenaikan harga daging sapi impor tidak
memberikan pengaruh berarti terhadap volume impor. Sedangkan tahun lalu, pemerintah Indonesia memberikan
kuota impor daging sapi sekitar 90 ribu ton, dan sapi bakalan 600 ribu ekor. Untuk tingkat konsumsi protein hewani di
Indonesia pada tahun 2011 hanya 4,7 gram per orang per hari. Angkat ini sangat
rendah jika dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, dan Filipina yang rata-rata
10 gr/orang/hari. Sementara Korea, Brasil, dan China sekitar 20-40
gram/orang/hari. negara-negara maju seperti Amerika Serikat, prancis, Jepang, Kanada,
dan Inggris mencapai 50-80 gr/kapita/hari. Indonesia
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan asal ternak sendiri dan malahan
berpotensi menjadi negara pengekspor produk peternakan. Hal tersebut sangat
mungkin diwujudkan karena ketersediaan sumber daya lahan dengan berbagai jenis
tanaman pakan dan keberadaan SDM yang cukup mendukung.Untuk tingkat konsumsi
yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh tingkat
ketersediaan daging dan produksi ternak lainnya dan tingkat pendapatan rumahtangga
(purchasing Berdasarkan data BPS, provinsi yang memiliki populasi
sapi potong lebih dari 0,5 juta ekor berturut turut adalah Provinsi Jawa Timur 4,7 juta ekor; Jawa Tengah 1,9 juta; Sulawesi Selatan 984 ribu ekor; Provinsi NTT
778,2 ribu ekor; Lampung 742,8 ribu ekor; NTB 685,8 ribu ekor; Bali 637,5 ribu
ekor; dan Sumatera Utara 541,7 ribu ekor. Sementara itu untuk sapi perah
populasi terbanyak di Jawa Timur 296,3 ribu ekor sedangkan kerbau di NTT
sebanyak 150 ribu ekor. Peterrnak merupakan hewan peliharaan yang produknya
diperuntukkan sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa, dan atau
hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian. Dalam kegiatan ini, ternak yang
dimaksudkan adalah Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau. Segala urusan yang berkaitan
dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan atau bakalan, pakan, alat dan mesin
peternakan, budidaya ternak, panen, pascapanen, pengolahan, pemasaran, dan
pengusahaannya.
Untuk
wilayah yang merupakan sumber utama ternak sapi potong adalah Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sulawesi Selatan, NAD, Sumatera Barat, Bali, NTT, Sumsel, NTB, dan
Lampung. Kemudian wilayah yang mempunyai potensi cukup besar untuk ternak
kambing dan domba adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Sumut,
NAD, Banten, dan Sulsel. Sedangkan wilayah yang potensial untuk perkembangan
ternak domba adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Untuk itu
, Peternak berskala kecil dan menengah diberi prioritas untuk melakukan usaha budidaya
dan pengembangbiakan ternak Indonesia yang kehidupannya masih alami dan belum
tersentuh teknologi namun berpotensi ekonomi, misalnya ternak ayam Indonesia
(baik asli maupun lokal).
Praktisi bidang
peternakan, maupun masyarakat luas harus difasilitasi dan dibina dalam upaya
meningkatkan mutu genetik ternaknya melalui program persilangan yang secara
ekonomis memang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternaknya. Indonesia, dengan penduduk yang
hampir mencapai 237 juta jiwa ternyata mengkonsumsi telur dan daging ayam yang
relatif rendah dibanding di negara-negara tetangga. Rata rata konsumsi telur
nasional 87 butir/ kapita/tahun dan daging ayam 7 kg/kapita/tahun, bandingkan
dengan konsumsi telur di Malaysia yang mencapai 311 butir/kapita/tahun (hampir
1 butir/kapita/hari) dan daging ayam mencapai 36 kg/kapita/tahun. Dalam hal ini
perlu upaya serius harus dilakukan oleh berbagai pihak dalam meningkatkan
konsumsi protein hewani tersebut. (Berbagai
sumber terkait, data BPS, DitjenNak,Kementan, data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment