Indonesia
mengambil peranan penting dalam penyediaan bahan baku produk farmasi terdiri
dari 38% tanaman medical dan aromatic, 24% untuk tanaman extract dan vegetables
saps, serta 11% untuk tanaman vegetables alkaloids. Perkembangan potensi tumbuhan obat
asli Indonesia dapat terlihat dari kontribusinya pada produksi obat dunia.
Sebagai contoh dari 45 macam obat penting yang diproduksi oleh Amerika Serikat
yang berasal dari tumbuhan obat tropika, 14 spesies di antaranya berasal dari
Indonesia. tanaman rempah Indonesia ada 5 jenis tanaman unggulan dengan
produktifitas tertinggi ada pada komoditas pala, lada dan kayu manis. Dari segi
keanekaragaman hayati, Indonesia merupakan negara terkaya nomor dua di dunia
setelah Brazil, sedangkan Malaysia menempati urutan ke-12. Potensi bisnis
biofarmaka memiliki prospek bisnis yang cerah untuk peluang pemasaran domestik
dan luar negeri. Peluang pengembangan Biofarmaka besar, baik untuk pasar
domestik maupun untuk ekspor. Tanaman biofarmaka sebagai pangan fungsional yang
potensi pengembangannya cukup besar adalah: temulawak, jahe, kencur dan kunyit,
terutama untuk bahan minuman dan obat-obatan.
Pelaku agrobisnis biofarmaka untuk lebih berupaya lagi
didalam mewujudkan potensi biofarmaka menjadi salah satu penggerak pembangunan
pertanian melalui mutu dan kontinuitas penyediaan bahan baku. Sebagai contoh produk
jamu Indonesia seperti Jamu Nyonya Meneer, Jamu Jago, Jamu Sido Muncul dan
sebagainya baik digunakan dan diekspor ke luar negeri dan tidak kalah bersaing
dengan produk China dan India. Dalam kesempatan ini peluang prospek bisnis
tanaman berbasis biofarmaka masih memiliki peluang yang cerah untuk memenuhi
potensi pasar. Sebagai dasar bahan konsumsi obat-obatan untuk pasokan pabrik
obat/medicinal factory tentunya
memerlukan jumlah untuk bahan baku yang cukup sesuai dengan mutu dan
standardisasinyaIndonesia adalah negara
kedua terkaya di dunia dalam hal keanekaragaman hayati. Terdapat sekitar 30.000
jenis (spesies) yang telah diidentifikasi dan 950 spesies diantaranya diketahui
memiliki fungsi biofarmaka, yaitu tumbuhan, hewan, maupun mikroba yang memiliki
potensi sebagai obat, makanan kesehatan, nutraceuticals, baik untuk manusia,
hewan maupun tanaman termasuk tanaman obat. Dengan kekayaan tersebut Indonesia
berpeluang besar untuk menjadi salah satu negara terbesar dalam industri obat
tradisional dan kosmetika alami berbahan baku tumbuh-tumbuhan yang peluang
pasarnya pun cukup besar. Salah satu alternatif pengembangan biofarmaka,
fitofarmaka atau lebih dikenal dengan tanaman obat, sangat berpotensi dalam
pengembangan industri obat tradisional dan kosmetika Indonesia. Selama ini,
industri tersebut berkembang dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang diperoleh
dari hutan alam dan sangat sedikit yang telah dibudidayakan petani. Teknik
budidaya dan pengolahan bahan baku belum menerapkan persyaratan bahan baku yang
diinginkan industri , yaitu bebas bahan kimia dan tidak terkontaminasi jamur
ataupun kotoran lainnya. Dalam Teknologi pasca panen, terutama diversifikasi
produk, yang sangat penting pada saat harga produk segar
tanaman obat atau simplisia rendah diwaktu terlalu banyak pasokan, masih sangat
terbatas. Untuk peningkatan dan pengembangan hasil olahan biofarmaka perlunya
keseriusan dalam pengolahan hasil yang berkelanjutan dengan melihat seberapa
besar potensi tersebut dari segi kuantitas, kapasitas dan kualitas dalam rantai
pasok bahan biofarmaka di pasar lokal maupun pasar ekspor. (Berbagai sumber
media terkait, data diolah F. Hero K. Purba).
No comments:
Post a Comment