Potensi
plasma nutfah buah-buahan Indonesia sangat mendukung untuk pengembangan
buah-buahan tropis menjadi komoditas unggulan. Varietas buah-buahan Indonesia
tidak kalah dengan varietas buah buahan dari negara lain. Dalam hal ini
diperlukannya strategi khusus didalam mempromosikan exotic fruit buah Indonesia. Menurut
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap pertumbuhan ekspor buah eksotis
lain yang naik cukup signifikan adalah salak senilai US$1,74 juta pada 2013
dari US$1,24 juta tahun sebelumnya. Ekspor manggis anjlok menjadi US$5,73 pada
2013 dari US$17,4 juta pada 2012, sedangkan ekspor mangga turun menjadi US$1,4
juta pada 2013 dari US$2,1 juta pada 2012.Komoditas
buah-buahan Indonesia yang menjadi unggulan sert mempunyai pasar di luar negeri
di antaranya manggis, mangga, melon dan semangka yang saat ini tinggi
permintaan dari sejumlah negara, di antaranya melon dan semangka ke Malaysia,
Singapura dan Hongkong. Kompetisi persaingan
menghadapi era pasar bebas dengan masuknya buah-buahan impor, Indonesia harus
mampu bersaing dengan buah-buahan buahan Impor dengan mengandalkan unggulan
buah lokal spesifik. Potensi plasma nutfah buah-buahan Indonesia sangat
mendukung untuk pengembangan buah-buahan tropis menjadi komoditas unggulan.
Varietas buah-buahan Indonesia tidak kalah dengan varietas buah buahan dari
negara lain. Dalam hal ini diperlukannya strategi khusus didalam
mempromosikan exotic fruit buah
Indonesia.
Berdasarkan
data pada tahun 2011, ekspor 10 buah tropis Indonesia tersebut di atas
mencapai 207.015 ton (USD 218,892,148) atau 92.83% dari total ekspor buah
Indonesia sebesar 223.011 ton (USD 241,582,615), sedangkan impor 10 jenis buah
tersebut mencapai 261.924 ton (USD 249,921,234) atau 31.48% dari total
impor buah Indonesia 832.080 ton (USD 856,239,577). Tren produksi dan
ekspor dan impor buah Indonesia terus meningkat, yakni masing-masing 6.8% dan
19.0% per tahun. Produktivitas buah-buahan tropis Indonesia masih relatif
rendah dibandingkan negara kompetitor utamanya, karena buah tropis Indonesia
diusahakan oleh petani dengan skala usaha yang relatif kecil (kurang dari 1 Ha)
di lahan pekarangan, teknologi sederhana dan manajemen sederhana. Indonesia
hanya membeli tidak lebih dari 0,6% ekspor buah dunia. Bahkan, negara-negara
Asia Tenggara seluruhnya hanya membeli 2% dari ekspor buah dunia. Pengimpor
buah terbesar adalah negara-negara Uni Eropa (43%); Amerika Serikat (16%);
Federasi Republik Rusia (5%); negara tetangga Uni Eropa (6%); Jepang (4%), dan
negara-negara di Afrika, Asia Barat, Timur Tengah, Canada, China, Amerika
Latin, dan yang lain (24%). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi
masalah produk buah-buahan Indonesia yang menjadi kendala yaitu: mutu
standarisasi produk, keamanan pangan, budidaya tanaman yang baik, penangangan
pasca panen dan promosi dan pengembangan pasar. Sistem perdagangan bebas
menuntut adanya sistem produksi yang efisien dan mutu yang baik. Tentunya
dengan dukungan potensi alam dan potensi plasma nutfah buah-buahan Indonesia
sangat besar untuk pengembangan buah-buahan tropis Indonesia menjadi komoditas
unggulan. Indonesia memiliki buah-buah lain yang potensial dikembangkan,
seperti jeruk, pisang, rambutan, mangga, manggis, pepaya dan nanas yang
memiliki keunggulan komparatif untuk dikembangkan dan potensi pasar yang sangat
banyak dibutuhkan baik domestik maupun pasar Internasional. (Sources: Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K.
Purba)
No comments:
Post a Comment