Aren menghasilkan
produk utama gula merah atau gula kristal yang bisa menjadi sumber gula
alternatif sehingga dapat mengembangkan sumber potensi dari Aren Pengembangan Tanaman Aren (Arenga pinnata (Wurmb.)
Merr.) merupakan tanaman yang serbaguna. Luas lahan kebun aren di Indonesia
pada tahun 2009 sekitar 70.000 hektar. Propinsi dengan lahan perkebunan aren
terluas Kalimantan Timur (17.794 hektar), Kalimantan Tengah (17.000 hektar).
Dan Jawa Barat (13.878 hektar). Jawa Barat merupakan daerah persebaran aren
terluas di Jawa dengan produksi gula aren mencapai 6.686 ton/tahun. Meski
begitu kebutuhan gula pasir Jawa Barat relatif tinggi, 510.000–516.000
ton/tahun. Produk olahan nira aren berupa gula aren nilainya paling
tinggi dibandingkan dengan gula merah lainnya. Produsen gula aren masih
mengolahnya secara tradisional, yang dicetak dalam bentuk separuh batok kelapa,
kotak, silinder, atau lempeng. Gula aren merupakan gula murni yang tidak
menggunakan bahan kimia pengawet, pewarna, atau aroma dalam pengolahannya. Berbagai
macam produk dari tanaman aren dimana akar aren digunakan untuk berbagai obat
tradisional.Akar segar dapat menghasilkan arak yang dapat digunakan sebagai
obat sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru. Batang pohon aren
bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga. Batang bagian
dalam dapat menghasilkan sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai
bahan baku dalam pembuatan roti, soun, mie, dan campuran pembuatan lem.
Sedangkan ujung batang yang masih muda (umbut) yang memiliki rasa manis bisa
digunakan sebagai sayur mayur. Manfaat
aren lainya yang bisa dimaksimalkan yaitu bagian Ijuk. Ijuk dari batang
pohon aren juga bisa dipintal menjadi tali,meskipun agak kaku,tali dari ijuk
batang aren ini memiliki kekuatan yang cukup awet, kuat, dan tahan lama. Ijuk
juga bisa digunakan sebagai bahan atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk. Produksi
gula aren merupakan terbesar di Indonesia hingga mencapai ratusan ton per
bulan. Untuk produksi gula aren Lebak sudah memiliki sertifikat makanan organik
internasional sehingga dapat menembus pasar di tujuh negara dunia itu.
Kelebihan gula aren Lebak, selain organik yang menyehatkan juga cocok dijadikan
pemanis berbagai jenis bahan makanan dan minuman. Selain itu, katanya, rasanya
manis, beraroma, dan juga bertahan lama. Gula aren Lebak dijadikan bahan roti,
minuman, dan aneka kuliner lainnya. Diperkirakan untuk produksi gula aren
diekspor ke pasar mancanegara mencapai 50 - 70 ton per bulan. Didaerah
Kecamatan Sobang, Panggarangan, Cigemblong, Cihara, Cibeber, dan Muncang,
perajin gula aren itu tersebar untuk wilayah Provinsi Banten. Dengan
meningkatnya permintaan pasar itu tentu bisa mendongkrak pendapatan perajin
gula semut.
Peluang permintaan
serta minat konsumen luar negeri menyukai gula aren berasal dari Lebak karena
masuk kategori makanan organik dan tidak terdapat bahan-bahan kimia. Beberapa
produk olahan asal aren asal Indonesia di wilayah Provinsi Banten ini akan
memiliki nilai tambah bagi petani perajin. Hal ini mengindikasikan dalam
perolehan manfaat perdagangan aren Indonesia pengaruh faktor non harga masih
cukup signifikan. Konsumen dari luar negeri menyukai gula aren berasal dari
Kabupaten Lebak karena masuk kategori makanan organik dan tidak terdapat
bahan-bahan kimia. Meningkatnya permintaan itu, karena dilengkapi dengan
sertifikat pangan organik internasional yang dikeluarkan pemerintah. Faktor-faktor
yang terkait dengan: kualitas produk, tingginya biaya transportasi, dan
kompleksitas prosedur ekspor diduga turut berpengaruh terhadap perolehan
manfaat perdagangan ekspor produk kelapa Indonesia yang belum maksimal. Dengan
adanya proses untuk sertifikasi internasional terhadap gula aren salah satunya
di Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten, diharapkan potensi
pengolahan gula aren ini dapat secara optimal dimanfaatkan dalam peningkatan
perekonomian di tingkat petani dan masyarakat.(Data aren, data diolah F. Hero
Purba)
No comments:
Post a Comment