Wednesday, April 15, 2015

Pengembangan Aren Sebagai Potensi Sumberdaya Agribisnis dan Peluang Usaha



 Aren menghasilkan produk utama gula merah atau gula kristal yang bisa menjadi sumber gula alternatif sehingga dapat mengembangkan sumber potensi dari Aren  Pengembangan Tanaman Aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) merupakan tanaman yang serbaguna. Luas lahan kebun aren di Indonesia pada tahun 2009 sekitar 70.000 hektar. Propinsi dengan lahan perkebunan aren terluas Kalimantan Timur (17.794 hektar), Kalimantan Tengah (17.000 hektar). Dan Jawa Barat (13.878 hektar). Jawa Barat merupakan daerah persebaran aren terluas di Jawa dengan produksi gula aren mencapai 6.686 ton/tahun. Meski begitu kebutuhan gula pasir Jawa Barat relatif tinggi, 510.000–516.000 ton/tahun. Produk olahan nira aren berupa gula aren nilainya paling tinggi dibandingkan dengan gula merah lainnya. Produsen gula aren masih mengolahnya secara tradisional, yang dicetak dalam bentuk separuh batok kelapa, kotak, silinder, atau lempeng. Gula aren merupakan gula murni yang tidak menggunakan bahan kimia pengawet, pewarna, atau aroma dalam pengolahannya. Berbagai macam produk dari tanaman aren dimana akar aren digunakan untuk berbagai obat tradisional.Akar segar dapat menghasilkan arak yang dapat digunakan sebagai obat sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru. Batang pohon aren bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga. Batang bagian dalam dapat menghasilkan sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan roti, soun, mie, dan campuran pembuatan lem. Sedangkan ujung batang yang masih muda (umbut) yang memiliki rasa manis bisa digunakan sebagai sayur mayur. Manfaat aren lainya yang bisa dimaksimalkan yaitu bagian Ijuk. Ijuk dari batang pohon aren juga bisa dipintal menjadi tali,meskipun agak kaku,tali dari ijuk batang aren ini memiliki kekuatan yang cukup awet, kuat, dan tahan lama. Ijuk juga bisa digunakan sebagai bahan atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk. Produksi gula aren merupakan terbesar di Indonesia hingga mencapai ratusan ton per bulan. Untuk produksi gula aren Lebak sudah memiliki sertifikat makanan organik internasional sehingga dapat menembus pasar di tujuh negara dunia itu. Kelebihan gula aren Lebak, selain organik yang menyehatkan juga cocok dijadikan pemanis berbagai jenis bahan makanan dan minuman. Selain itu, katanya, rasanya manis, beraroma, dan juga bertahan lama. Gula aren Lebak dijadikan bahan roti, minuman, dan aneka kuliner lainnya. Diperkirakan untuk produksi gula aren diekspor ke pasar mancanegara mencapai 50 - 70 ton per bulan. Didaerah Kecamatan Sobang, Panggarangan, Cigemblong, Cihara, Cibeber, dan Muncang, perajin gula aren itu tersebar untuk wilayah Provinsi Banten. Dengan meningkatnya permintaan pasar itu tentu bisa mendongkrak pendapatan perajin gula semut.
Peluang permintaan serta minat konsumen luar negeri menyukai gula aren berasal dari Lebak karena masuk kategori makanan organik dan tidak terdapat bahan-bahan kimia. Beberapa produk olahan asal aren asal Indonesia di wilayah Provinsi Banten ini akan memiliki nilai tambah bagi petani perajin. Hal ini mengindikasikan dalam perolehan manfaat perdagangan aren Indonesia pengaruh faktor non harga masih cukup signifikan. Konsumen dari luar negeri menyukai gula aren berasal dari Kabupaten Lebak karena masuk kategori makanan organik dan tidak terdapat bahan-bahan kimia. Meningkatnya permintaan itu, karena dilengkapi dengan sertifikat pangan organik internasional yang dikeluarkan pemerintah. Faktor-faktor yang terkait dengan: kualitas produk, tingginya biaya transportasi, dan kompleksitas prosedur ekspor diduga turut berpengaruh terhadap perolehan manfaat perdagangan ekspor produk kelapa Indonesia yang belum maksimal. Dengan adanya proses untuk sertifikasi internasional terhadap gula aren salah satunya di Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten, diharapkan potensi pengolahan gula aren ini dapat secara optimal dimanfaatkan dalam peningkatan perekonomian di tingkat petani dan masyarakat.(Data aren, data diolah F. Hero Purba)

No comments: