Dear All, Welcome to My Blogger, I hope you can enjoy sharing your experiences in you Business, Politic, Daily life and everything valuable for everybody around the world. God Bless You. Do You need Expert Consultant on Strategic Marketing, Entrepreneurship, Agribusiness, International Trade, Finance

 Keunggulan kompetitif hasil olahan produk pertanian
merupakan hasil interaksi dari tiga tingkatan pasar yaitu pasar internasional
dari produk, pasar domestik dari produk, dan pasar sarana produksi. Dengan kata
lain, keunggulan kompetitif suatu komoditas pertanian, merupakan hasil resultan
dari rantai agribisnis secara vertikal mulai dari perolehan sarana produksi,
usaha tani, pemasaran domestik, dan pemasaran internasional. Menurut data pada
tahun 2010 konsumsi umbi-umbian secara nasional adalah   51,66 
gram/kapita/hari,  terdiri dari :  Singkong: 35,32 gram/kapita/hari, Ubi
jalar: 7,60 gram/kapita/hari,Kentang:5,59 
gram/kapita/hari, Sagu: 1,43 gram/kapita/hari, Umbi lainnya: 1,72   gram/kapita/hari. Permasalahan
terkait dengan upaya membangun usaha pengolahan diantaranya adalah: (a) Skala
usaha kecil dan tersebar, sehingga berdampak kepada tingginya inefisiensi
karena besarnya biaya pemasaran; (b) Masih rendahnya standar penanganan pasca
panen dan pengolahan; (c) Kinerja teknologi pengolahan dinilai belum mampu
menghasilkan produk olahan berdaya saing tinggi sesuai dengan tuntutan
kompetisi pasar yang semakin tinggi; (d) Mutu produk olahan dinilai masih
rendah, kuantitas rendah, dan adanya inkontinuitas produk. Penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian
memang membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membeli alatnya. Pemerintah pun
melakukan dukungan dengan dikeluarkannya kebijakan kredit perbankan.
Diharapkan prospek kedepan tidak hanya mimpi memperbaiki produk olahan yang
berdaya saing dalam meningkatkan pemasaran Domestik dan Pemasaran Internasional
yang berdayasaing.(Berbagai media terkait,
data diolah F. Hero K. Purba)
Keunggulan kompetitif hasil olahan produk pertanian
merupakan hasil interaksi dari tiga tingkatan pasar yaitu pasar internasional
dari produk, pasar domestik dari produk, dan pasar sarana produksi. Dengan kata
lain, keunggulan kompetitif suatu komoditas pertanian, merupakan hasil resultan
dari rantai agribisnis secara vertikal mulai dari perolehan sarana produksi,
usaha tani, pemasaran domestik, dan pemasaran internasional. Menurut data pada
tahun 2010 konsumsi umbi-umbian secara nasional adalah   51,66 
gram/kapita/hari,  terdiri dari :  Singkong: 35,32 gram/kapita/hari, Ubi
jalar: 7,60 gram/kapita/hari,Kentang:5,59 
gram/kapita/hari, Sagu: 1,43 gram/kapita/hari, Umbi lainnya: 1,72   gram/kapita/hari. Permasalahan
terkait dengan upaya membangun usaha pengolahan diantaranya adalah: (a) Skala
usaha kecil dan tersebar, sehingga berdampak kepada tingginya inefisiensi
karena besarnya biaya pemasaran; (b) Masih rendahnya standar penanganan pasca
panen dan pengolahan; (c) Kinerja teknologi pengolahan dinilai belum mampu
menghasilkan produk olahan berdaya saing tinggi sesuai dengan tuntutan
kompetisi pasar yang semakin tinggi; (d) Mutu produk olahan dinilai masih
rendah, kuantitas rendah, dan adanya inkontinuitas produk. Penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian
memang membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membeli alatnya. Pemerintah pun
melakukan dukungan dengan dikeluarkannya kebijakan kredit perbankan.
Diharapkan prospek kedepan tidak hanya mimpi memperbaiki produk olahan yang
berdaya saing dalam meningkatkan pemasaran Domestik dan Pemasaran Internasional
yang berdayasaing.(Berbagai media terkait,
data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment