Uzbekistan merupakan salah satu negara Asia Tengah yang sedang tumbuh pesat. Uzbekistan juga merupakan jalur yang dapat dijadikan pintu masuk bagi produk-produk ekspor Indonesia ke negara-negara Asia Tengah seperti Tajikistan, Turkmenistan, Azerbaijan dan Kazakhstan. Berdasarkan data nilai perdagangan Indonesia ke Uzbekistan mencapai US$ 24 juta hingga November 2007. Jumlah ekspor tercatat US$ 1,5 juta, dan lebih kecil dari impor sebanyak US$ 22,5 juta. Sementara tahun 2006, nilai perdagangan tercatat sejumlah US$ 10.257.300 dan menunjukkan angka minus bagi Indonesia sejumlah US$ 8.175.599 dengan nilai ekspor US$ 1.181.100 dan nilai impor US$ 9.356.600.
Peluang pasar untuk negara Asia Tengah ini Kawasan itu menyimpan deposit minyak dunia yang sangat besar yang diperkirakan menyamai kawasan Teluk. Permintaan akan produk asal Indonesia dari kawasan itu juga cukup besar dan sangat bervariasi, mulai dari furnitur rotan, ban, kertas, kakao, minyak goreng, CPO, tekstil dan banyak lainnya. Uzbekistan berdekatan dengan India, menurut Malia, saingan komoditi Indonesia bukan dari India, karena India tidak memiliki komoditi seperti Indonesia. India unggul di bidang teknologi informasi. Saingan utama produk Indonesia adalah China, katanya, karena China mampu menjual komoditi apa saja yang dijual Indonesia dengan harga lebih murah. Ini sudah bukan rahasia lagi. Ada banyak praktek label produk buatan Indonesia diganti menjadi buatan negara lain agar nampak lebih credible. Selain itu, banyak pengusaha Indonesia yang puas mengekspor barangnya sampai pelabuhan asing terdekat meskipun dengan keuntungan minimal. Banyak investor puas melakukan bisnis sampai di Dubai saja. Tetapi APEX berani menerobos perbatasan Iran (pelabuhan Abbas) menuju Turkmenistan dan Uzbekistan serta juga memasukkan barang melalui perbatasan Rusia. Untuk komoditi Indonesia seperti teh, kopi, karet dan produk bahan kimia sudah memasuki pasar Uzbekistan. Untuk negara-negara Asia Tengah seperti Uzbekistan dan negara-negara lainnya menerapkan konsep "Look East Policy" yaitu kebijakan pendekatan ke negara-negara di Asia untuk mendukung program pembangunan mereka. Diharapkan dalam memperluas jaringan pasar produk pertanian Indonesia pada event pameran Indonesian Product Expo 2009 (furnitures/home décor, papers, tea & coffee, palm/coconutoils and fats, autotyres, accu, herbals, textiles, footwears, parquettes, etc), Tashkent, Exhibition Hall Hamar, Uzbekistan agar kiranya pelaku usaha agribisnis Indonesia dapat ikut berpartisipasi dengan melihat peluang pangsa pasar negara Asia Tengah ini. (Sumber KBRI Tashken, Uzbekistan,berbagai sumber terkait, wikipedia, data diolah F. Hero K. Purba)
Peluang pasar untuk negara Asia Tengah ini Kawasan itu menyimpan deposit minyak dunia yang sangat besar yang diperkirakan menyamai kawasan Teluk. Permintaan akan produk asal Indonesia dari kawasan itu juga cukup besar dan sangat bervariasi, mulai dari furnitur rotan, ban, kertas, kakao, minyak goreng, CPO, tekstil dan banyak lainnya. Uzbekistan berdekatan dengan India, menurut Malia, saingan komoditi Indonesia bukan dari India, karena India tidak memiliki komoditi seperti Indonesia. India unggul di bidang teknologi informasi. Saingan utama produk Indonesia adalah China, katanya, karena China mampu menjual komoditi apa saja yang dijual Indonesia dengan harga lebih murah. Ini sudah bukan rahasia lagi. Ada banyak praktek label produk buatan Indonesia diganti menjadi buatan negara lain agar nampak lebih credible. Selain itu, banyak pengusaha Indonesia yang puas mengekspor barangnya sampai pelabuhan asing terdekat meskipun dengan keuntungan minimal. Banyak investor puas melakukan bisnis sampai di Dubai saja. Tetapi APEX berani menerobos perbatasan Iran (pelabuhan Abbas) menuju Turkmenistan dan Uzbekistan serta juga memasukkan barang melalui perbatasan Rusia. Untuk komoditi Indonesia seperti teh, kopi, karet dan produk bahan kimia sudah memasuki pasar Uzbekistan. Untuk negara-negara Asia Tengah seperti Uzbekistan dan negara-negara lainnya menerapkan konsep "Look East Policy" yaitu kebijakan pendekatan ke negara-negara di Asia untuk mendukung program pembangunan mereka. Diharapkan dalam memperluas jaringan pasar produk pertanian Indonesia pada event pameran Indonesian Product Expo 2009 (furnitures/home décor, papers, tea & coffee, palm/coconutoils and fats, autotyres, accu, herbals, textiles, footwears, parquettes, etc), Tashkent, Exhibition Hall Hamar, Uzbekistan agar kiranya pelaku usaha agribisnis Indonesia dapat ikut berpartisipasi dengan melihat peluang pangsa pasar negara Asia Tengah ini. (Sumber KBRI Tashken, Uzbekistan,berbagai sumber terkait, wikipedia, data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment