Friday, August 12, 2011

Produktivitas Perkembangan Komoditi Kapas dalam Era Pemasaran Internasional

Harga kapas dipicu oleh penurunan pasokan kapas dunia akibat beberapa negara penghasil kapas mengalami gagal panen. Hal ini terjadi karena curah hujan tahun 2010 cukup tinggi dan mengganggu produktivitas tanaman kapas. Salah satu produsen kapas terbesar yang mengalami penurunan produksi adalah Australia. Kapas merupakan adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut "pohon"/tanaman kapas), tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Indonesia masih mengimpor 99% dari sekitar 500.000 ton kebutuhan serat kapas nasional per tahun. Kapas impor itu kebanyakan digunakan untuk industri tekstil, yang sebagian besar diekspor. Indonesia harus meningkatkan produksi kapas dalam negeri jika tidak ingin selamanya bergantung pada impor, yang akan berdampak pada industri tekstil. Luas lahan tanaman kapas di Indonesia sekitar 400.000 ha, namun yang sudah ditanami baru 20.000 ha, terluas berada di Sulsel sekitar 7.500 ha.

Harga kontrak kapas untuk pengiriman Mei turun oleh batas pertukaran sebesar 7 sen atau 3,3% di posisi US$2.0714 per pon pada 14:54 di bursa ICE Futures AS di New York. Sebelum hari ini, harga kapas reli dalam 7 hari berturut-turut, melonjak sebesar 21%. Periode kenaikan terpanjang sejak September 2009. Komoditas tersebut mencapai rekor US$2.197 kemarin, sekarang harga per kg hanya 1,55 dolar AS. Padahal sebelumnya di atas 2 dolar AS Komoditas tersebut mengalami duplikasi harga pada tahun lalu karena permintaan melonjak melampaui pasokan global. Indeks kekuatan relatif kapas untuk periode 14 hari berada di bawah level 70 pada 4 Maret dan 7 Maret menunjukkan sinyal kepada investor bahwa harga siap untuk jatuh.

Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Untuk produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya). Pada Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat). Untuk kondisi di Indonesia teknik budidaya kapas sesuai kondisi spesifik agroekologi dan sosial ekonomi petani setempat, sehingga dapat diterima serta diterapkan oleh petani dalam menjalankan usaha taninya. Sampai sejauh mana tingkat kinerja penerapan teknologi sistem produksi kapas. (Berbagai sumber Media Terkait, data-data dikutip sebagai bahan studi dan diolah F. Hero K Purba)

No comments: