Perdagangan Indonesia- Suriah/ Syria sempat menurun dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2008 perdagangan bilateral mencapai US$100,2 juta, namun turun menjadi US$91,57 juta pada 2009 dan turun lagi ke US$75,97 juta pada 2010. Sementara itu, investasi Suriah di Indonesia pada periode 1990-2010 mencapai US$335 ribu terutama di industri migas. Sebaliknya Indonesia juga berinvestasi pada berbagai bidang bisnis termasuk industri bahan makanan, pengelolaan air bersih dan eksplorasi minyak di Syria.Potensi untuk pasar negara Syria merupakan gateway masuk untuk perdagangan di daerah Arab. Sebagai contoh Pasar Syria mulai mencuat sebagai pembeli potensial tepung kelapa, menyusul permintaan pembeli negara tersebut pada pekan ketiga Agustus 2011 sebanyak 25 ton dengan devisa sebanyak 126.449 dolar AS. Syria merupakan pasar potensial untuk komoditi karet , tekstil, kayu dan produk olahannya, seperti furniture dan kayu lapis, ikan tuna, minyak nabati, , kertas dan produk-produk kaca (glassware) sangat diminati. Pakaian jadi, sepatu, ikan dan udang kaleng serta buah-buahan, kopi dan teh, juga punya peluang pasar cukup besar untuk dimasuki. Selain itu pada event pameran The 37th International Flower Exhibition 2010, Damascus pada tanggal 23 Juni – 3 Juli 2010 berlangsung sukses diikuti beberapa Negara. Jumlah penduduk Suriah pada tahun 2007 sekitar 19,75 juta orang, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,3%, utamanya ditopang dari hasil eksplorasi minyak bumi dan gas alam serta produk pertanian. Produksi minyak dan gas alam ini telah memberikan kontribusi sebesar 65% dari nilai ekspor Suriah. Disamping itu, produksi pengolahan lahan pertanian, mengalami kenaikan sebesar 50% dibandingkan tahun 1970. Sumbangan sektor ini sebesar 20% pada GDP dan menyerap 30% angkatan kerja serta menciptakan swasembada pangan secara nasional. Disamping produk sektor pertanian yang meliputi gandum, kapas, kentang, dan buah
Berdasarkan data untuk total volume perdagangan Indonesia – Syria tahun 2007 mencapai US$.79,9 juta dengan surplus di pihak Indonesia, yang terdiri dari dari ekspor Indonesia sebesar US$.79,4 juta dan impornya dari Syria sebesar US$.489.200 Komoditi ekspor non migas Indonesia terpenting ke Suriah antara lain produk ban dan asesori kendaraan, kakao, karet, kertas, palm oil, dan kayu lapis. Sedangkan impor Indonesia dari Suriah meliputi kapas, produk pertanian dan buah-buahan. Sedangkan untuk Total perdagangan Syria tahun 2008 mencapai USD29,94 miliar, dengan nilai ekspor USD13,97 miliar dan nilai impor USD15,97 miliar. Ekspor Indonesia ke Syria cenderung meningkat antara tahun 2004-2009. Total ekspor Indonesia tahun 2008 mencapai USD98,8 juta. Nilai ekspor ini meningkat sebesar 19,5% dari tahun 2007 senilai USD79,5 juta. Selama periode Januari-Oktober 2009 ekspor Indonesia ke Syria mencapai USD78,2 juta.
Arus kunjungan bisnis pengusaha Syria ke Indonesia mengalami kenaikan 50%, baik dalam rangka transaksi dagang maupun menghadiri pameran untuk products sourcing dan pengembangan hubungan dagang. Pelaku usaha Syria berupaya memanfaatkan hubungan bisnis dan perdagangan dengan negara-negara Asia, termasuk negara Indonesia. Pada tahun 2010 ini pemerintah Syria melalui KBRI Damascus, mengundang Indonesia untuk berpartisipasi dalam kegiatan pameran The 37th International Flower Exhibition 2010, Damascus, Syria. Kesempatan dan peluang ini merupakan suatu nich market untuk ekspansi pangsa ekspor berbagai komoditi dalam peningkatan nilai ekspor Indonesia (Sumber KBRI Syria, data BPS, data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment