Agritech South Afrika 2010 yang dilaksanakan pada tanggal 14 - 16 Juni 2010 merupakan event tren terbaru dunia yang paling efektif dibidang pertanian, serta menjadi media interaksi bagi teknologi pertanian. Akan hadir pula konsep inovatif produk kualitas terbaik serta investor yang berasal dari 50 negara. Afrika Selatan merupakan Negara yang memiliki letak yang strategis di benua Afrika yang sekaligus berfungsi sebagai pintu masuk untuk kawasan Afrika bagian selatan, yaitu Namibia, Botswana, Zimbabwe, Mozambique, Anggola, Zambia dan Malawi. Berdasarkan tentang postulat dari pemasaran bahwa ”Demand create own Supply” adalah merupakan suatu keniscayaan untuk menciptakan ekspansi perluasan pasar.
Beberapa fakta survei dalam datanya menyatakan bahwa 13% dari total luasan lahan dapat digunakan untuk kawasan tanaman primer pertanian menyumbang 4,5% dari GDP Afrika Selatan sementara agro-kompleks makanan terhitung sekitar 9%. Agribisnis telah menjadi anugerah untuk Afrika Selatan selama bertahun-tahun, tidak mengherankan terdapat lebih dari 1000 koperasi pertanian / agribisnis unit di Afrika Selatan. Pada tahun 2000 saja ada pengeluaran sebesar US $ 3 miliar di sektor ini. Agribisnis di SA meningkat 24% pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Afrika Selatan sumbangan sektor pertanian terhadap nilai tambah produk pertanian pada tahun 2006 diperkirakan R 35,5 miliar. Ini mewakili 2,3% dari total nilai tambah bagi perekonomian.Lebih dari 47% dari pengeluaran makanan Afrika Selatan diperhitungkan dengan kemasan produk dan US $ 2,1 miliar dari negara US $ 3,7 miliar dihabiskan tagihan kemasan makanan dan minuman kemasan.Industri jasa makanan adalah Afrika Selatan adalah sektor yang tumbuh paling cepat, yang diharapkan akan mendorong jauh oleh FIFA 2010 Soccer Piala Dunia. Afrika Selatan peringkat di antara 30 negara di dunia untuk kemudahan melakukan bisnis dan rata-rata di atas pertumbuhan produksi industri, Afrika Selatan adalah posisi ideal bagi perusahaan-perusahaan lokal dan internasional untuk set-up atau memperluas jaringan bisnis yang ada. Afrika Selatan adalah pengimpor bersih teknologi manufaktur dan produksi, pengolahan dan peralatan pengemasan. Sehingga kebijakan-kebijakan yang lahir baik berupa deregulasi ataupun liberalisasi diasumsikan akan serta merta meningkatkan kinerja ekspor. Dalam hal ini peluang pasar produk pertanian Indonesia ke Afrika apabila dilihat berdasarkan data statistik nilai perdagangan Indonesia-Afrika Selatan tahun 2006 adalah 4.492 Milyar Rand (641 juta USD) atau kenaikan sebesar 16.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia sebesar 3.005 miliar Rand (429 juta USD) atau naik 32.5 % dibandingkan tahun sebelumnya. Pangsa pasar Indonesia Ekspor Indonesia tahun 2006 adalah sebesar 0.65 % dari seluruh impor Afrika Selatan. Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Afrika Selatan pada triwulan pertama tahun 2007 adalah sebesar 1.276 Milyar Rand (182,28 juta USD) atau naik sebesar 54.19 % dibandingkan periode yang tahun sebelumnya. Ekspor Afrika Selatan ke Indonesia sebesar 390.575 juta Rand (55.79 juta USD) atau naik 5.1 % dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor Indonesia sebesar 885.947 juta Rand (126.56 juta USD) atau naik 17.9 % dibandingkan tahun sebelumnya.
Pameran Agritech South Africa 2010 ini merupakan potensi besar bagi Pertanian Indonesia dan produk serta teknologi yang dihasilkan. Diharapkan para pelaku agribisnis Indonesia untuk dapat berpartisipasi dalam upaya untuk memperluas pasar bagi produk pertanian Indonesia di Luar Negeri sebagai studi banding dan pembelajaran demi kemajuan pertanian Indonesia. (Sources: Agritech South Africa 2010, Berbagai sumber terkait, data diolah: Frans Hero K. Purba)
Beberapa fakta survei dalam datanya menyatakan bahwa 13% dari total luasan lahan dapat digunakan untuk kawasan tanaman primer pertanian menyumbang 4,5% dari GDP Afrika Selatan sementara agro-kompleks makanan terhitung sekitar 9%. Agribisnis telah menjadi anugerah untuk Afrika Selatan selama bertahun-tahun, tidak mengherankan terdapat lebih dari 1000 koperasi pertanian / agribisnis unit di Afrika Selatan. Pada tahun 2000 saja ada pengeluaran sebesar US $ 3 miliar di sektor ini. Agribisnis di SA meningkat 24% pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Afrika Selatan sumbangan sektor pertanian terhadap nilai tambah produk pertanian pada tahun 2006 diperkirakan R 35,5 miliar. Ini mewakili 2,3% dari total nilai tambah bagi perekonomian.Lebih dari 47% dari pengeluaran makanan Afrika Selatan diperhitungkan dengan kemasan produk dan US $ 2,1 miliar dari negara US $ 3,7 miliar dihabiskan tagihan kemasan makanan dan minuman kemasan.Industri jasa makanan adalah Afrika Selatan adalah sektor yang tumbuh paling cepat, yang diharapkan akan mendorong jauh oleh FIFA 2010 Soccer Piala Dunia. Afrika Selatan peringkat di antara 30 negara di dunia untuk kemudahan melakukan bisnis dan rata-rata di atas pertumbuhan produksi industri, Afrika Selatan adalah posisi ideal bagi perusahaan-perusahaan lokal dan internasional untuk set-up atau memperluas jaringan bisnis yang ada. Afrika Selatan adalah pengimpor bersih teknologi manufaktur dan produksi, pengolahan dan peralatan pengemasan. Sehingga kebijakan-kebijakan yang lahir baik berupa deregulasi ataupun liberalisasi diasumsikan akan serta merta meningkatkan kinerja ekspor. Dalam hal ini peluang pasar produk pertanian Indonesia ke Afrika apabila dilihat berdasarkan data statistik nilai perdagangan Indonesia-Afrika Selatan tahun 2006 adalah 4.492 Milyar Rand (641 juta USD) atau kenaikan sebesar 16.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia sebesar 3.005 miliar Rand (429 juta USD) atau naik 32.5 % dibandingkan tahun sebelumnya. Pangsa pasar Indonesia Ekspor Indonesia tahun 2006 adalah sebesar 0.65 % dari seluruh impor Afrika Selatan. Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Afrika Selatan pada triwulan pertama tahun 2007 adalah sebesar 1.276 Milyar Rand (182,28 juta USD) atau naik sebesar 54.19 % dibandingkan periode yang tahun sebelumnya. Ekspor Afrika Selatan ke Indonesia sebesar 390.575 juta Rand (55.79 juta USD) atau naik 5.1 % dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor Indonesia sebesar 885.947 juta Rand (126.56 juta USD) atau naik 17.9 % dibandingkan tahun sebelumnya.
Pameran Agritech South Africa 2010 ini merupakan potensi besar bagi Pertanian Indonesia dan produk serta teknologi yang dihasilkan. Diharapkan para pelaku agribisnis Indonesia untuk dapat berpartisipasi dalam upaya untuk memperluas pasar bagi produk pertanian Indonesia di Luar Negeri sebagai studi banding dan pembelajaran demi kemajuan pertanian Indonesia. (Sources: Agritech South Africa 2010, Berbagai sumber terkait, data diolah: Frans Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment