Memasuki Era di pasar terbuka, persaingan global, perubahan disegala bidang, kebutuhan akan nilai global dan standart produk internasional sehingga strategi kompetitif berbagai perusahaan digunakan agar perusahaan untuk memilih strategi yang sesuai dengan lingkup operasionalnya sehingga bisa mengambil keuntungan dari lingkungan bisnis. Dimulainya perdagangan bebas yang antara lain: diawalinya realisasi persetujuan AFTA, pemerintah dan pelaku bisnis harus siap menghadapinya dengan mempersiapkan strategi bisnis dan khususnya SDM agar kita mampu bersaing dalam skala dunia. Namun tentunya masih banyak strategi perusahaan lainnya yang bisa didalami dan diteliti agar perusahaan semakin meningkat daya saing dan berhasil mencapai tujuannya. Kualitas suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan ini dapat diperoleh melalui adanya reciprocal understanding atau saling memahami antara perusahaan dan konsumen, interactive communication dan share of life. Memahami konsumen berarti bahwa perusahaan siap secara konsisten memberikan the highest of perceived value of products or services to customer. Bahkan perusahaan harus terus menerus mengembangkan produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen hingga konsumen bersedia membayar relatif lebih mahal atas kualitas tersebut. Framework analisis yang diperlukan susun suatu perusahaan dalam menentukan tujuan dalam kompetisi global. Dalam era persaingan global saat ini: media iklan tidak lagi bersifat satu arah tapi dua arah dengan melibatkan target audience dalam berbagai bentuk komunikasi, media yang semula bersifat maal menjadi lebih spesifik, dominasi produsen dalam mengendalikan pasar telah berubah menjadi dominasi retailer yang bergeser menjadi data-based marketing, hal ini merupakan salah satu main strategi yang harus dipersiapkan perusahaan. Strategi kompetitif perusahaan lebih kearah differentiation strategy. Di mana perusahaan dalam konteks bisnis seakan tidak mau berjalan ditempat, mereka senantiasa melemparkan produk baru ke pasaran (seperti contoh produk stuff crused pizza, quad personal pizza dll), dan pangsa pasar yang di targetkan adalah anak muda, pasar yang mudah bosan, penasaran akan inovasi, serta potensial. Pemilihan sasaran customer yang tepat untuk mengekspansi perluasan pasar dengan target profit yang lebih baik.
Menurut Michael Porter ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menyusun strategi perusahaan tersebut, yakni: The threat of the entry of new competitors; Bagaimana tingkat kesulitan/kemudahan bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam industri Anda? Force ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity, hambatan masuk seperti paten dsb, distribusi, skill atau core competence tertentu, economies of scope, cost advantage, dan lainnya. Contoh, misalnya Anda bergerak di industri ritel online, maka ancaman akan munculnya pesaing baru sangatlah tinggi. Zaman semakin maju, dan akses terhadap internet juga semakin mudah. Individual pun kini dapat berjualan secara online, misalnya dengan memanfaatkan blog, forum, ataupun situs social network seperti Facebook, friendster, twitter, perfspot, dan sebagainya. The bargaining power of customers; Bagaimana kekuatan yang dimiliki pelanggan Anda? Force ini antara lain dipengaruhi oleh: jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli, ketersediaan barang, besar order pembeli, sensitivitas harga, tingkat diferensiasi, dan sebagainya. Misalnya, Anda memiliki sebuah ritel premium dengan pelanggan-pelanggan kelas atas. Pada kelompok pelanggan tersebut, sekitar 60% penjualan berasal dari 20% pelanggan. Artinya, konsentrasi pembeli cukup tinggi, sehingga pembeli punya kekuatan yang lebih tinggi. Switching cost bagi pembeli pun tidak ada, sementara bagi Anda sulit untuk memperoleh pelanggan baru lagi. The bargaining power of suppliers; Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan untuk bahan produksi. Force ini ditentukan oleh beberapa factor diantaranya: switching cost ke supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi supplier, ketersediaan substitusi input, tingkat diferensiasi input, hingga tingkat hubungan dengan supplier. Di tengah krisis seperti ini, bisnis seringkali melakukan pemangkasan biaya salah satunya dengan cara mengurangi kualitas produk maupun pelayanan terhadap pelanggan. Padahal, ini adalah salah satu hal yang beresiko dan justru bisa mengakibatkan kehilangan pelanggan. Meskipun bisnis Anda sedang dalam kondisi tertekan, tetap pertahankan kualitas produk maupun pelayanan. (Sources, Business News, Herald Tribune, data diolah oleh Frans Hero K. Purba).
Menurut Michael Porter ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menyusun strategi perusahaan tersebut, yakni: The threat of the entry of new competitors; Bagaimana tingkat kesulitan/kemudahan bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam industri Anda? Force ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity, hambatan masuk seperti paten dsb, distribusi, skill atau core competence tertentu, economies of scope, cost advantage, dan lainnya. Contoh, misalnya Anda bergerak di industri ritel online, maka ancaman akan munculnya pesaing baru sangatlah tinggi. Zaman semakin maju, dan akses terhadap internet juga semakin mudah. Individual pun kini dapat berjualan secara online, misalnya dengan memanfaatkan blog, forum, ataupun situs social network seperti Facebook, friendster, twitter, perfspot, dan sebagainya. The bargaining power of customers; Bagaimana kekuatan yang dimiliki pelanggan Anda? Force ini antara lain dipengaruhi oleh: jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli, ketersediaan barang, besar order pembeli, sensitivitas harga, tingkat diferensiasi, dan sebagainya. Misalnya, Anda memiliki sebuah ritel premium dengan pelanggan-pelanggan kelas atas. Pada kelompok pelanggan tersebut, sekitar 60% penjualan berasal dari 20% pelanggan. Artinya, konsentrasi pembeli cukup tinggi, sehingga pembeli punya kekuatan yang lebih tinggi. Switching cost bagi pembeli pun tidak ada, sementara bagi Anda sulit untuk memperoleh pelanggan baru lagi. The bargaining power of suppliers; Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan untuk bahan produksi. Force ini ditentukan oleh beberapa factor diantaranya: switching cost ke supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi supplier, ketersediaan substitusi input, tingkat diferensiasi input, hingga tingkat hubungan dengan supplier. Di tengah krisis seperti ini, bisnis seringkali melakukan pemangkasan biaya salah satunya dengan cara mengurangi kualitas produk maupun pelayanan terhadap pelanggan. Padahal, ini adalah salah satu hal yang beresiko dan justru bisa mengakibatkan kehilangan pelanggan. Meskipun bisnis Anda sedang dalam kondisi tertekan, tetap pertahankan kualitas produk maupun pelayanan. (Sources, Business News, Herald Tribune, data diolah oleh Frans Hero K. Purba).
No comments:
Post a Comment