1. Bagaimana kondisi persaingan terhadap kemunculan produk anda ? Bagaimana reaksinya atas harga jual anda ?
2. Apa yang menjadi sifat pokok persaingan harga itu ?
3. Apa saja yang mampu menggantikan produk anda (baik secara actual maupun potensial) di dalam kompetisi harga itu ?
4. Apa strategi saingan anda sangat mengganggu kapasitas volume penjualan anda ?
Dalam suatu perusahaan juga dapat membedakan penawaran produk melalui kualitas layanan, distribusi yang luas, fokus pelanggan, atau lainnya keunggulan kompetitif yang berkesinambungan selain harga. It can be contrasted with price competition , which is where a company tries to distinguish its product or service from competing products on the basis of low price. Hal ini dapat dibandingkan dengan persaingan harga, yang mana perusahaan mencoba untuk membedakan produk atau jasa dari produk bersaing atas dasar harga yang rendah. Non-price competition typically involves promotional expenditures, (such as advertising , selling staff, sales promotions , coupons, special orders, or free gifts), marketing research , new product development , and brand management costs. Non-kompetisi harga biasanya melibatkan promosi pengeluaran, (seperti periklanan , penjualan staf, promosi penjualan , kupon, pesanan khusus, atau hadiah gratis), riset pemasaran , pengembangan produk baru , dan manajemen merek biaya.
Firms will engage in non-price competition, in spite of the additional costs involved, because it is usually more profitable than selling for a lower price, and avoids the risk of a price war. Perusahaan akan terlibat dalam persaingan non-harga, meskipun biaya tambahan yang terlibat, karena biasanya lebih menguntungkan daripada menjual dengan harga lebih rendah, dan menghindari resiko perang harga. Menentukan berapa harga yang akan ditawarkannya. Model yang menjelaskan hal ini adalah Betrand Price Competition. Model Bertrand dikembangkan oleh Joseph Bertrand pada tahun 1883, dalam model ini, penjual menentukan harga yang memperoleh keuntungan maksimal, dengan memperhitungkan harga yang ia duga akan ditetapkan oleh pesaingnya. Dalam model ini, penjual tidak memperhitungkan bahwa pesaingnya akan bereaksi bila telah mengetahui harganya, jadi penjual menganggap harga pesaingnya tetap. Pada prisinsipnya dalam suatu usaha memperhitungkan nilai dari suatu produk itu berdasarkan bahan baku pembuatan sampai akhir ongkos operasionalnya, dengan mempertimbangkan juga persaingan pasar. Dalam hal ini perusahaan membuat suatu matrix dari beberapa kompetitornya untuk mengetahui celah pasar dan market share yang akan Perusahaan dapatkan. (Sources: Wkipedia, media terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment