Setiap negara dewasa ini mewaspadai perubahan iklim global yang merupakan ancaman pasokan jagung dunia. Padahal di sisi lain permintaan jagung untuk bahan baku pakan, industri olahan, bahan bakar terus mengalami peningkatan. Meski produksi jagung dunia mengalami pertumbuhan, tetapi jumlah yang masuk ke pasar internasional justru berkurang. Produksi jagung dunia pada periode 2010/2011 diprediksi hanya sebanyak 831,6 juta ton. Jumlah itu naik dari periode 2009/2010 sebesar 808,4 juta ton.
Menurut analisa ternyata produksi jagung dalam negeri memang belum mampu mencukupi kebutuhan bahan baku industri pakan ternak, untuk itulah dengan berbagai upaya dalam memenuhi permintaan konsumen agribisnis jagung ini, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan swasembada jagung pada 2007, dengan target produksi 15 juta ton lantaran kebutuhan konsumsi dan industri pakan ternak yang melonjak. Diharapkan dalam pencanangan swasembada agribisnis jagung 2007 dapat berjalan dengan baik sesuai dengan mutu bibit tanaman jagung yang berkualitas didalam pengembangannya. Dimana dengan terbatasnya persediaan jagung dunia untuk ekspor dan meningkatnya permintaan etanol berpotensi menciptakan ekspektasi kenaikan harga jagung di pasar dunia untuk beberapa tahun ke depan, Indonesia diharapkan dapat mampu menangkap peluang pasar ini menjadi salah satu acuan untuk mencari celah pasar kebutuhan konsumen di pasar dunia.
Produksi jagung tahun 2010 ditargetkan akan mencapai 19,8 juta ton, namun kenyataannya hanya mencapai 17,9 juta ton. Jadi produksi jagung tahun 2010 masih ada kekurangan sekitar 2 juta ton. Dengan tidak tercapainya target produksi jagung nasional sebanyak 19,8 juta ton, maka untuk memenuhi kebutuhan jagung industri pakan ternak telah melakukan impor jagung. Sampai pertengahan tahun 2010 impor jagung yang dilakukan pabrikan pakan ternak sudah mencapai 800.000 ton. Namun sampai akhir tahun 2010 diperkirakan jumlah impor jagung maksimal mencapai 1,5 juta ton. Dengan impor jagung sebanyak itu diharapkan dapat dijadikan tambahan stok jagung bagi industri pakan ternak sampai memasuki musim panen jagung sekitar bulan Maret 2011. Kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak diperkirakan sekitar 200.000 ton/bulan.
Saat ini sedang memasuki musim tanam jagung untuk tahun 2010/2011, sehingga harga jagung tetap naik, karena pasokan berkurang. Pada bulan Oktober 2010 yang lalu seharusnya produksi jagung tahun 2010 sudah berakhir. Sekitar 2 minggu yang lalu terdapat jagung impor masuk ke pasaran, sehingga harga jagung lokal menjadi tertekan turun, dari sebelumnya pernah mencapai Rp3.000/kg, turun menjadi Rp2.900/kg, dan sekarang turun lagi menjadi Rp2.850/kg di gudang pabrik pakan ternak. Namun tingkat harga tersebut dinilai masih cukup bagus bagi penerimaan petani.
Dua negara produsen jagung terbesar dunia yakni Amerika Serikat (AS) dan China jumlah kenaikannya relatif tidak banyak. Pada tahun 2009/2010 produksi jagung AS diperkirakan sebanyak 333 juta ton, dan tahun 2010/2011 estimasinya hanya 339,5 juta ton. Begitu juga China, naik dari 155 juta ton pada tahun 2009/2010 menjadi 166 juta ton pada periode 2010/2011. Berdasarkan data Data US Grains Council, pada tahun 2006, produksi jagung AS mencapai 42% dan China 19% dari produksi jagung dunia. Negara lain seperti Brasil hanya 7%, Uni Eropa 6% dan Meksiko sekitar 3%. Dengan terbatasnya persediaan jagung dunia untuk ekspor dan meningkatnya permintaan etanol berpotensi menciptakan ekspektasi kenaikan harga jagung di pasar dunia untuk beberapa tahun ke depan, Indonesia diharapkan dapat mampu memenuhi pangsa pasar dalam negeri dan menangkap peluang pasar ini menjadi salah satu acuan untuk mencari celah pasar kebutuhan konsumen di pasar dunia. (Sumber data: Berbagai Media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment