Pertumbuhan dan perkembangan pasar modern dewasa ini adalah pasar yang sedikit memberikan celah / Niche market bagi pelaku bisnis konvensional untuk bertahan dan mampu unggul terhadap pesaing- pesaingnya. Khususnya di negara- negara berkembang, pasar menjadi sangat kejam ketika hukum dan aturan- aturan yang ada belum cukup dan reliable keandalannya terhadap pengaturan ‘permainan’ dalam ‘perang’ bisnis antar organisasi- organisasi bisnis yang ada.
Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi yang terus bergerak naik sebagai gambaran dari kesadaran ekonomi masyarakat di negara- negara berkembang, penggunaan sumber- sumber daya yang ada di- dan tereksploitasi sebesar- besarnya untuk mendapatkan dan mengejar angka pertumbuhan ekonomi yang ‘fantastis’ sebagai citra dari gempitanya pembangunan yang berhasil dilakukan pemerintah terhadap negaranya.
Untuk kerangka standar dan ‘pengertian baru’ , seperti kepuasan pelanggan, bentuk- bentuk sertifikasi produk maupun managemen sistem (misalnya : ISO dan sejenisnya, bentuk- bentuk metode dan konsep mutu :, Six Sigma, QCC, Balanced Scorecard, BPR, dsb.), konsultan- konsultan managemen dan finansial lokal atau asing, terhadap organisasi- organisasi bisnis yang ada dianggap sebagai suatu pencerahan dan bentuk organisasi bisnis yang unggul. Pengertian akan mutu tidak ditempatkan dalam suatu kesadaran strategi bisnis modern yaitu menjadi organisasi bisnis yang berdaulat.
Pasar di negara- negara berkembang menjadi kolonial ekonomi pelaku- pelaku bisnis internasional yang secara mudah mendikte arah pembangunan dengan eksploitasi sumber- sumber daya yang ada di negara- negara tersebut tanpa membawanya menjadi suatu negara yang memiliki kesadaran terhadap organisasi- organisasi bisnis yang tumbuh agar berkemampuan unggul secara internasional, sehingga pada gilirannya dapat mendukung kemampuan ekonomi negara- negara tersebut. Pasar negara- negara berkembang, khususnya Indonesia, sekalipun pada masa ini kembali ‘menggeliat’ bangun, ternyata menyimpan potensi- potensi untuk runtuh kembali serta terpenjara’ (potensi latent) dalam kerangka peng-‘hisap’-an kekayaan semua sumber daya alamnya hingga pada saatnya habis untuk kembali ditinggalkan. (“habis manis sepah dibuang”) Dalam hal ini artinya adalah produk-produk lebih ketat dalam standar tersebut telah lulus uji standar nasional. Inti dari penarapan standar mutu adalah terjaganya kualitas hasil.
Kepuasan Pelanggan menjadi suatu ‘paradigma’ baru bagi pelaku- pelaku bisnis di Indonesia setelah sebelumnya ke- ‘candu’-an trend standar intenasional seperti ISO 9001, 22000, 26000, 14001, dsb., yang menjadi suatu ‘kebanggaan’ bagi pelaku- pelaku bisnis. Keadaan tersebut juga terjadi bersamaan dengan suburnya pengertain dan pemahaman terhadap konsep- konsep manajemen dan kepemimpinan yang sebenarnya bukan hal yang baru. Merujuk kepada sejarah dan ajaran- ajaran filosofi maupun agama yang dianut, secara eksplisit maupun implist, telah mengatakan mengenai sesuatu yang dapat dipahami sebagai suatu sistem manajemen dan kepemimpinan tersebut. Dengan adayanya suatu sistem standar akan memiliki tingkatan tertentu yang merupakan level of preference dari konsumen. Level pertama adalah sistem standar generic, yaitu standar umum yang sudah harus ada dan diterapkan dalam setiap organisasi. Level kedua berupa standar expected, yaitu standar-standar tertentu yang diterapkan perusahaan karena standar itu menjadi harapan konsumen. (Berbagai Sumber Media Terkait, data diolah F. Hero K Purba).
Business Growth Strategy Competition in which the Myopia Quality For Latent Growth and development of modern market today is the market that gives little gap / Niche market for conventional business people to survive and be able to excel against their competitors. Particularly in developing countries, the market becomes very violent when the laws and rules that are not yet reliable enough and reliability of setting the 'game' in the 'war' between the business organizations of the existing business. In accordance with the rate of economic growth that continues to move up as a picture of the economic community awareness in developing countries, use of resources that exist in-and exploited for maximum gain and the pursuit of economic growth in the 'fantastic' as the image of gempitanya successful development by the government against the country.
For the standard framework and the 'new sense', such as customer satisfaction, the forms of product certification and management system (eg ISO and the like, forms of methods and concepts of quality: Six Sigma, QCC, Balanced Scorecard, BPR, etc.). , consultants and financial management of local or foreign, to the business organizations that are regarded as an enlightened and superior form of business organization. Understanding of quality is not placed in an awareness of modern business strategy that is becoming a sovereign business organization.
Markets in developing countries into the colonial economy of international business people who are easily dictate the direction of development with the exploitation of resources in those countries without bring it into a country that has the awareness of organizations to be capable of growing business excel internationally, which in turn will support the economic ability of those countries. Markets of developing countries, particularly Indonesia, even in this age come back 'stretched' wake up, turned out to save the potential to collapse back and was'jail '(potential latent) within the framework of lawyer-'hisap''s wealth of resources all nature until the time runs out to left back. ("Use and throw ') In this case the meaning is more stringent products in the standard has passed the national standardized test. The essence of penarapan quality standards are maintained the quality of results.
Customer satisfaction becomes a 'paradigm' new to business people in Indonesia after the 'candu''s trend of international standards such as ISO 9001, 22000, 26000, 14001, etc.., Which became a' pride 'for actors business. This situation also coincided with the proliferation of meaning and understanding of the concepts of management and leadership that is actually not new. Referring to the history and teachings of philosophy and religion, explicitly or implies, have said about something that can be understood as a system of management and leadership. With available a standard system will have a certain level which is the level of preference of the consumer. The first level is a generic standard system, namely the general standards that already exist and must be applied in any organization. The second level of the standard expected, that certain standards are applied to the company because it became the standard of consumer expectations.
No comments:
Post a Comment