Tuesday, July 12, 2011

Manajemen Perubahan Transformasi dalam Perkembangan Global


Dunia usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi yang dihasilkan. Berbagai upaya dan pendekatan telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Merubah sesuatu menjadi baik, tentunya kita sebagai umat manusia ingin mengalami perubahan yang lebih baik dari tahun ke tahun dengan target diberbagai lapisan baik itu dari segi Individu, kelompok dan organisasi. Dalam hal ini di balik pernyataan-pernyataan yang kelihatannya sederhana itu ada beberapa hal yang perlu dicermati lebih jauh menurut beberpa pandngan kita untuk sesuatu yang berarti. Hal yang Pertama adalah manusia, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari sebuah kelompok adalah mahluk yang kompleks atau multi dimensi. Untuk dimensi yang ada pada seorang manusia dimensi manakah yang memang sangat besar pengaruhnya dalam menentukan tolak ukur suatu keberhasilan. Dan yang Kedua, manusia berada di tengah-tengah lingkungan yang juga kompleks, apakah itu lingkungan organisasional atau sosial. Hal ini selalu timbul pertanyaan lain, dimensi mana yang berperan besar dalam jenis lingkungan tertentu dan bagaimana kita menyingkapinya.

Dalam masa depan akan semakin diwarnai dengan perubahan yang sangat cepat. Perubahan yang semakin cepat ini didorong oleh perkembangan teknologi informasi, komputer dan transportasi. Dalam dunia dan ekonomi global ini mau tidak mau manajemen harus dapat mengikuti setiap perubahan. Menurut Pakar J.F Kennedy (Sofyan,1996 : 388) perubahan adalah hukum kehidupan dan siapa yang hanya melihat masa lalu atau masa sekarang pasti akan kehilangan masa depan. Menurut Alfin Toffler mengemukakan tiga gelombang perkembangan masyarakat : Gelombang 1 : Masyarakat agraris; 2 : Masyarakat industri; 3 : Masyarakat informasi. Pada saat dewasa ini kita hidup di gelombang tiga yaitu masyarakat informasi. Kemajuan di bidang teknologi informasi atau komunikasi telah memperpendek jarak dan membuka pintu- pintu antar bangsa. Apa yang diketahui bangsa satu seketika juga dapat diketahu oleh bangsa lain hingga pada suatu saat nanti nilai-nilai antar bangsa akan mengalami kesamaan dalam era globalisasi. (Berbagai sumber terkait, data diolah oleh Frans Hero K. Purba).

Ketika kita menelusuri banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya.

Intinya merupakan manajemen perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Tentunya juga banyak kesulitan untuk mengalami perubahan serta upaya lebih lanjut yang harus dimasukkan dalam perencanaan tujuan. Perencanaan tujuan mengklarifikasi kebutuhan akan situasi dan meningkatkan ketelitian respon. Hal ini akan memberikan fleksibilitas yang lebih, dalam manajemen perubahan. Kejelasan tujuan memberikan arahan dan petunjuk dalam mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan dan bertindak.

Dalam aplikasi dari manajemen Perubahan dan transformasi adalah bahwa disetiap sektor perekonomian sebagai contoh bagaimana memprediksi kemungkinan-kemungkinan perkembangan yang ada dan menjalani sesuai dengan standar prosedur yang ada sebagai dasar melakukan perubahan dan perbaikan.(Berbagai Media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)

No comments: