Potensi Minyak Biji Kapuk /kapok seed oils,menjual minyak biji kapuk crude yang asli tanpa bahan tambahan lainnya kegunaan minyak biji kapuk diantaranya untuk media pembuataan genteng pres dan keramik supaya menimbulkan warna yang natural,pembuatan mie agar lebih kenyal dan tahan lama. Dari 147 jenis kapuk yang dapat tumbuh di berbagai negara, terdapat dua jenis yang dapat menghasilkan produk yang cukup baik yakni indica dan caribbaca. Indica memiliki batang pendek dan berdaun jarang serta dapat menghasilkan sekitar 600 gelondongan (sekitar 20 kg serat/pohon/tahun), sedangkan jenis caribbaca memiliki batang yang lebih tinggi, besar, berdaun lebat dan menghasilkan sekitar 2000 gelondongan (sekitar 80 kg serat/pohon/tahun).
Dari Biji kapuk dapat diolah menjadi sejenis minyak goreng nonkolesterol dan minyak campuran sebagai bahan baku pembuatan sabun. Bahkan juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada lampu pelita. Bungkil kapuk dapat digunakan sebagai bahan pembuat pupuk, dan dari biji juga dapat diolah untuk bahan campuran pakan ternak lainnya.Minyak kapuk berwarna kuning dan tidak berbau dan rasanya tawar. Kandungan asam lemak, sama dengan minyak biji kapas, sementara persentase asam linoleat lebih rendah. Persentase minyaknya sekitar 22-25%. Bungkil hasil pengepresan digunakan sebagai bahan pupuk karena kandungan Nitrogen 4-5% dan 2% asam fosfat. Kegunaan bungkil yang pokok untuk makanan ternak, kekurangannya kulit biji tidak mudah dicernak. Cara mengatasi bungkil tersebut dicampur dengan bahan makanan lainnya. Bungkil mengandung 13% air, 6% abu, 20% serat kasar, 6% lemak, 29% protein dan 20% karbohidrat. Bungkil biji kapuk merupakan bahan pakan yang kurang disukai oleh ternak ruminansia, namun demikian konsumsinya tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan bungkil kedelai atau bungkil kelapa. Hal ini kemungkinan disebabkan karena bungkil biji kapuk tidak bisa berperan sebagai perangsang bau yang baik karena baunya tidak tajam. Selain itu rasanya yang hampir tidak terasa, disamping bentuk fisiknya agak keras dibandingkan dedak, bungkil kelapa dan bungkil kedelai. Oleh karena itu untuk pemberiannya pada ternak ruminansia sebaiknya dikombinasikan dengan bahan lain yang lebih merangsang bau dan rasanya (Ariani, 1981).
karena minyak biji kapuk mempunyai kadar acid yang cukup tinggi dapat sebagai bahan pengawet alami tanpa efek samping yang membahayakan bagi kesehatan. Aplikasi kapok seed oil lainya diantaranya:
-Cosmetika
-Minyak goreng
-Campuran minyak goreng
-Margarine vegetable
-Oil additive lubricant
-Bio-fuel
-Bio-diesel
-pengawetan ikan tuna,daging dll.
Pengembangan biodiesel di Indonesia dan dunia menjadi sangat penting seiring dengan semakin menurunnya cadangan bahan bakar diesel berbasis minyak bumi, isu pemanasan global, serta isu tentang polusi lingkungan. Pengembangan biodiesel didunia sudah dilakukan sejak tahun 1980-an sehingga pada saat ini beberapa bagian dunia telah dilakukan komersialisasi bahan bakar ramah lingkungan ini. Sebagai contoh, di dunia telah ada lebih dari 85 pabrik biodiesel dengan kapasitas 500 - 120.000 ton/tahun dan pada 7 tahun terakhir ini 28 negara telah menguji-coba, 21 di antaranya kemudian memproduksi. Amerika dan beberapa negara Eropa telah menetapkan Standar Biodiesel. Berbagai bahan baku juga telah dipergunakan seperti,
Minyak Rapeseed (kanola) di Eropa, Minyak Kedele di Amerika serikat, Minyak Kelapa di Filipina, Minyak Sawit (Malaysia), Minyak Biji Kapuk Randu dan lain-lain. Di Hawaii minyak Jelantah (minyak goreng bekas) juga telah dipergunakan oleh Hawaii, Pacific Biodiesel Inc. dengan kapasitas pabrik kecil (40 ton/bln). Di Nagano (Jepang) bahan baku dari 60 fast-food restaurants telah dipakai sebagai bahan bakunya.Sehingga, Biodiesel telah “merebut” 5% pangsa pasar ADO (automotive diesel oil) di Eropa. Target Uni-Eropa adalah 12% pada tahun 2010. Khusus di Malaysia telah dikembangkan pilot plant biodiesel dengan skala 3000 ton/hari yang telah siap memenuhi kebutuhan solar jika sewaktu-waktu diperlukan. Dengan demikian potensi peluang Biji Kapuk ini perlu dieksplore lagi untuk melihat potensi yang ada sebagai salah satu peluang dalam pengembangan inovasinya. (Berbagai Media terkait, Wikipedia, data diolah F. Hero K. Purba)
Kapok Seed Oil potential / kapok seed oils, cotton seed oil crude sell the original without any other additives such as cotton seed oil uses for media pembuataan press and ceramic tile to create a natural color, making noodles to make it more supple and durable. Of the 147 types of cotton that can grow in many countries, there are two types that can produce a pretty good product that is indica and caribbaca. Indica has a short stem and leaf, rare and can produce about 600 logs (about 20 kg fiber / tree / year), whereas type caribbaca have a higher trunk, large, leafy and produce about 2000 logs (about 80 kg fiber / tree / years).
Of cotton seeds can be processed into a type of edible oil and oil mixture nonkolesterol as raw material for making soap. In fact can also be used as fuel in a lamp lights. Kapok cake can be used as a fertilizer maker, and from the seeds can also be processed for animal feed ingredients lainnya.Minyak cotton blend yellow and odorless and tasteless taste. Fatty acid content, similar to cottonseed oil, while a lower percentage of linoleic acid. The percentage of oil around 22-25%. Pressed cake is used as an ingredient of fertilizer because nitrogen content of 4-5% and 2% phosphoric acid. Usefulness of the basic meal for animal feed, seed coat deficiency is not easy dicernak. How to overcome the meal is mixed with other food ingredients. Meal containing 13% water, 6% ash, 20% crude fiber, 6% fat, 29% protein and 20% carbohydrates. Cotton seed meal is a feed material that is less favored by ruminant livestock, however, consumption was not significantly different when compared with soybean meal or coconut cake. This is probably due to cotton seed meal can not act as a stimulus a good smell because the smell is not sharp. In addition it seems that almost imperceptibly, in addition to the physical form of a little louder than bran, coconut cake and soybean meal. Therefore, for the gift in ruminants should be combined with other materials that are more stimulating smell and taste (Ariani, 1981). Because the cotton seed oil has a fairly high acid levels can be as natural preservative ingredients without harmful side effects to health. Kapok seed oil other applications including:
-Cosmetika
-Cooking oil
Cooking-oil mixture
Margarine, vegetable
-Oil lubricant additives
-Bio-fuel
-Bio-diesel
Tuna fish-curing, meat etc..
Biodiesel development in Indonesia and the world becomes very important along with the steady depletion of fuel reserves of petroleum-based diesel, the issue of global warming, and the issue of environmental pollution. Development of biodiesel in the world has been made since the 1980's so that at the moment some parts of the world has made the commercialization of this environmentally friendly fuel. For example, in the world there have been more than 85 biodiesel plants with capacities from 500 to 120,000 tons / year in the last 7 years and 28 countries have tested this experiment, 21 of whom subsequently produce. American and some European countries have established Standard Biodiesel. Various raw materials have also been used such as, Rapeseed oil (canola) in Europe, Soybean Oil in the United States, the Philippine Coconut Oil, Palm Oil (Malaysia), Kapok Seed Oil Randu and others. In Hawaii used cooking oil (cooking oil) have also been used by Hawaii, Pacific Biodiesel Inc.. with a small plant capacity (40 tons / month). Nagano (Japan) raw materials from 60 fast-food restaurants have been used as an ingredient bakunya.Sehingga, Biodiesel has been "seized" 5% market share of ADO (automotive diesel oil) in Europe. EU target is 12% in 2010. Lodging in Malaysia has developed a pilot plant-scale biodiesel by 3000 tons / day which has been prepared to meet the needs of diesel fuel at any time if necessary. Thus the potential opportunities Kapok seeds need to be unexplored again to see the potential that exists as one of the opportunities in the development of innovations.
No comments:
Post a Comment