Friday, August 31, 2012

Pemanfaatan Briket Arang dari Tempurung Kelapa dalam Peluang Bisnis dari Limbah Pertanian


Pemanfaatan dan pengembangan briket arang dari kayu, tempurung kelapa, sekam, sisa bahan kelapa sawit, dan limbah pertanian lainnya, merupakan sumber energi terbarukan yang dapat digunakan untuk menggantikan sebagian dari kegunaan minyak tanah, seperti untuk pengolahan pangan, pengeringan, pembakaran, dan pemanasan. Melimpahnya sumber sampah tempurung kelapa yang sudah tidak terpakai, dan besarnya kandungan energi yang dihasilkan limbah tersebut, membuat sebagian besar warga mulai tertarik untuk mengembangkan bahan bakar alternatif berupa biobriket (briket arang) dari limbah tempurung kelapa menjadi energi alternatif terbarukan. Pada saat sekarang ini Biomassa dari limbah pertanian tersebut dapat dijadikan bahan bakar padat yang lebih luas penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif seperti dalam bentuk briket arang. Briket arang dapat digunakan sebagai bahan bakar baik pada skala rumah tangga maupun industri. Briket arang dari kelapa kandungan energinya cukup besar, keuntungan pemanfaatan biomassa limbah pertanian sebagai sumber energi, yaitu : 1) sumber energi dapat dimanfaatkan secara lestari karena merupakan energi terbarukan, 2) sumber energi relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara sebagaimana yang terjadi pada bahan bakar fosil, dan 3) pemanfaatan energi biomassa juga meningkatkan efisiensi pemanfaatan limbah pertanian (Sulistiyanto, 2006).

Untuk ketersediaan tempurung kelapa sangatlah banyak di Indonesia. Bahkan di berbagai pelosok daerah, limbah tempurung kelapa bisa ditemukan dengan cukup mudah. Disamping itu, pembuatan briket arang dari tempurung kelapa juga tidak terlalu susah, sehingga hampir setiap orang bisa membuatnya dengan teknologi yang cukup sederhana. Briket bioarang yang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu. Briket bioarang dapat menggantikan penggunaan kayu bakar yang mulai meningkat konsumsinya. (Berbagai sumber media terkait dan artikel surat khabar, data diolah F. Hero K. Purba).

Adapun proses pembuatan briket arang dari tempurung kelapa:1. Pengarangan. Tempurung kelapa dibuat arang dengan pengarangan manual (dibakar). 2. Penghancuran. Proses penghancuran bisa menggunakan alat penggiling ataupun dihancurkan secara manual. 3. Pengayakan. Setelah hancur, pengayakan dimaksudkan untuk menghasilkan arang tempurung kelapa yang ukurannya lebih lembut dan halus. Arang tempurung kelapa diayak dengan saringan ukuran kelolosan 50 mesh. 4. Pencampuran media. Arang tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya dicampur tanah liat/tepung kanji (tapioka) dan air dengan perbandingan 10 : 1 : 4. 5. Pencetakan Briket Arang. Setelah bahan-bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya bahan yangg telah halus dimasukkan ke dalam mesin cetakan briket dan dikempa. 6. Pengeringa. Keringkan dengan oven pada suhu 650C selama 2 jam (sampai kadar air 7,01%-7,64%), atau menggunakan bantuan sinar matahari. Briket arang dari tempurung kelapa ini pun siap dikemas dan dipasarkan. Para pelaku usaha bisnis kuliner yang sekarang ini mulai memanfaatkan bahan bakar alternatif berupa briket arang untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji yang harganya semakin hari kian melambung tinggi. Diharapkan peluang pemanfaatan tempurung kelapa ini dapat dikembangkan secara berkelanjutan dan pemanfaatan seefisien mungkin.

No comments: