Thursday, August 2, 2012

Pengolahan Kacang Mete (Cashew Nut) Kualitas Pemasaran Ekspor


Pengembangan budidaya tanaman jambu mete dapat dilihat dari permintaan Kacang mete, baik permintaan dalam negeri maupun luar negeri. Proses setelah dikupas, kacang mete disangrai atau dikeringkan menggunakan oven untuk memudahkan pelepasan testa. Selanjutnya kacang mete disortasi, dikeringkan/ dijemur, dan siap dikemas. Pengemasan sebaiknya menggunakan kantong plastik yang agak tebal dan divakum agar tahan lama. Kacang yang utuh dan berkualitas tinggi dapat di ekspor,sedangkan yang pecah atau patah dapat diolah untuk peyek mete, kacang mete kering pedas, atau bumbu pecel. Pengolahan mete mengikuti prosedur di atas dapat menghasilkan kacang mete dengan kualitas ekspor Seperti Produksi gelondong mete Indonesia saat ini sekitar 146.000 ton pertahun. Sekitar 42% dari produksi tersebut diekspor dalam bentuk gelondong mete, 10% diekspor setelah dikacip menjadi kacang mete, dan 48% dikonsumsi di dalam negeri. Nilai ekspor mete Indonesia pada tahun 2007 sekitar US$ 83 juta yang berasal dari ekspor gelondong mete sebesar US$ 58 juta dan dari ekspor kacang mete US$ 25 juta. Dengan tingkat produksi gelondong mete seperti di atas, Indonesia masih tergolong sebagai negara kecil dalam industri mete dunia. Produksi gelondong mete dunia saat ini sekitar 2.400.000 ton, lebih dari setengahnya dihasilkan oleh dua negara produsen utama yaitu Vietnam (35%) dan India (20%). Kacang mete organik produksi UD Nusa Permai di Kabupaten Ende mampu menembus pasar AS dan Eropa, sebab perusahaan keluarga itu telah memiliki sertifikat organik sejak tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Institute for Marketecology (IMO) Switzerland, lembaga sertifikasi internasional.UD Nusa Permai mulai melakukan ekspor kacang mete organik tahun 2007. Di kawasan Flores sejauh ini UD Nusa Permai mendapatkan pasokan bahan baku mete khusus hanya dari petani jambu mete organik, yaitu di Desa Ile Padung, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, dan Desa Rowa, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo. Pasalnya, di kawasan Flores hingga Lembata dan Alor, petani jambu mete sampai saat ini yang bersertifikat organik dengan standar internasional baru di Flores Timur, Nagekeo, dan Sikka.

Untuk Tanaman dari jambu mete ini merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu mete. Pertumbuhan konsumsi dunia terhadap mete adalah salah satu peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi mete.

Berdasarkan data produksi gelondong mete Indonesia saat ini sekitar 146.000 ton pertahun. Sekitar 42% dari produksi tersebut diekspor dalam bentuk gelondong mete, 10% diekspor setelah dikacip menjadi kacang mete, dan 48% dikonsumsi di dalam negeri. Nilai ekspor mete Indonesia pada tahun 2007 sekitar US$ 83 juta yang berasal dari ekspor gelondong mete sebesar US$ 58 juta dan dari ekspor kacang mete US$ 25 juta. Dengan tingkat produksi gelondong mete seperti di atas, Indonesia masih tergolong sebagai negara kecil dalam industri mete dunia. Produksi gelondong mete dunia saat ini sekitar 2.400.000 ton, lebih dari setengahnya dihasilkan oleh dua negara produsen utama yaitu Vietnam (35%) dan India (20%). Produsen lain adalah Brazil (11%), Nigeria (9%) dan Indonesia (5%). (Sumber: data dari media terkait dan diolah oleh F. Hero. K. Purba).

No comments: