Dengan meningkatnya
penduduk Indonesia dan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat, maka
meningkat pula konsumsi daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi
tubuh. Umumnya, kebutuhan daging di Indonesia dipenuhi dari daging sapi dan
ayam. Adapun salah satu untuk memenuhi kebutuhan daging selain daging sapi dan ayam
yaitu daging yang berasal dari ternak Kerbau. Dalam hal ini, menunjukkan bahwa
ternak kerbau mempunyai potensi untuk dikembangkan sehingga dapat memenuhi
kebutuhan daging bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data jumlah populasi kerbau pada
tahun 2010 yang mencapai 2,5 juta ekor, sementara total populasi ternak sapi
potong plus sapi perah 11,2 juta ekor, maka peranan ternak kerbau sebesar 22 %
dan ternak sapi sebesar 78 %. Sebagai contoh di Kabupaten Enrekang, Provinsi
Sulawesi Selatan ada potensi lokal dari olahan susu sapi fermentasi (dangke)
merupakan produk olahan turunan dari Pengolahan Susu. Adapun proses pembuatan
dangke juga cukup sederhana. Dangke dibuat dengan merebus campuran susu kerbau
atau sapi, garam dan memanfaatkan getah papaya untuk fermentasi. Di Sumatera
Utara ada pengolahan Susu Ni Horbo, Dali ni horbo (susu kerbau) adalah salah
satu makanan yang khas batak nya. Makanan ini terbuat dari dali horbo
yang dimasak dengan bawang rambu (bawang batak), cabai, daun ubi/ singkong,
garam, dan sedikit andaliman. Makanan ini biasa dimasak dengan cara arsik
(direbus dengan bumbu). Makanan ini dapat dengan mudah didapatkan di
sekitar Danau Toba, mulai dari Parapat sampai ke Tarutung
(Toba). Hampir semua rumah makan di daerah tersebut menyajikan makanan Susu ni
Horbo ini. Harganya bervariasi, mulai Rp.6.000 sampai Rp.15.000. Proses
pembuatannya cukup sederhana, sediakan dali, air secukupnya untuk merebus, daun
ubi, cabai, garam, bawang rambu, kunyit dan sedikit andaliman. Pertama-tama
daun ubi dan bawang rambu disusun diatas kuali, lalu dali di atasnya (dali
tidak langsung kena kuali), masukkan bumbu dan air. Lalu kuali ditutup, dan
siap dimasak sampai airnya agak mengering.
Setiap daerah memiliki pangan lokal hasil
pengolahan susu yang bervasiasi. Susu kerbau biasanya
diolah menjadi susu pasteurisasi, mentega, keju, es krim, yoghurt, dan pastillas
de leche.
Keju yang terbuat dari susu kerbau memiliki warna yang putih dan sangat disukai
(International Relations National Research Council, 1981). Keju mozzarella dan
ricotta di Itali adalah contoh keju yang paling diminati yang terbuat dari susu
kerbau. Produk susu kerbau yang terdapat di Indonesia adalah Dali ni Horbo,
dadih, cologanti dan dangke. Diharapkan potensi pangan lokal dimasa mendatang
ini dapat lebih dikembangkan lagi dengan melihat potensi pasal lokal dan
ekspor. Diharapkan potensi pangan lokal
dimasa mendatang ini dapat lebih dikembangkan lagi dengan melihat potensi pasal
lokal dan ekspor. (Sumber: Media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)
Untuk daging kerbau memiliki struktur, komposisi
kimia, nilai nutrisi, palatabilitas dan bagian karkas yang dapat dimakan hamper
sama dengan daging sapi. Perbedaannya terletak pada penyebaran lemak, yaitu
lemak daging kerbau terpusat di bawah kulit dan rongga tubuh dan lebih sedikit
yang ada diantara daging (marbling) (COCHRILL, 1974). Dengan jumlah
lemak yang lebih sedikit (2,42g/100 g) dibanding lemak daging sapi (10,15 g),
maka daging kerbau lebih sedikit tingkat kolesterolnya (82 mg/100 g) disbanding
kolesterol daging sapi (86 mg/100 g) (http://www.
americangourmet.net/healthybuffalo.html). Sebagai
contoh lain seperti Kerbau Murrah merupakan kerbau sungai
yang paling penting di India dan beberapa negara lainnya. Kerbau Murrah
terdapat juga di Indonesia yang dipelihara di Sumatera Utara oleh orang-orang
keturunan Sikh, India. Bangsa kerbau Murrah berasal dari India di Negara Bagian
Uttar, Pradesh, Haryana, Punyab dan Delhi (Fahimuddin, 1975). Kerbau Murrah
termasuk kerbau yang paling efisien dalam menghasilkan susu. Produksi susunya
diperoleh sebanyak 1800 kg per laktasi dengan kadar lemak 7-8%, sedangkan lama
laktasi 9-10 bulan (International Relations National Research Council, 1981). Ciri-Ciri Umum Kerbau Murrah adalah : Tubuh
padat dan pendek, Leher dan kepala relatif kecil, Warna kulitnya hitam dengan
warna putih pada dahi dan kaki, Punggungnya lebar,Tanduk melingkar rapat
seperti spiral dan sangat kecil,Bobot badan betina dewasa 450 kg dan dewasa
jantan 550 kg,Menghasilkan susu 2.050 liter/laktasi. Produktivitas
dari ternak kerbau tidak lebih rendah daripada sapi potong . Berbagai hasil
penelitian yang ada diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia menunjukkan,
tingkat produksi kerbau tidak berbeda jauh dengan sapi. Dalam hal ini bagaimana
pengembangbiakan ternak kerbau yang dapat mencukupi kebutuhan nasional selain
komoditi ternak lain dalam pengembangan kebutuhan nasional dengan memperhatikan
pasokan yang ada serta memperhatikan kapasitas, kontinuitas dan akses
pemasarannya.
No comments:
Post a Comment