Friday, February 12, 2010

Ekspasi Pasar Agribisnis Indonesia untuk menembus Pasar Rusia

Rusia merupakan salah satu pasar potensial bagi produk ekspor Indonesia, pada tahun 2008 total ekspor komoditas pertanian Indonesia ke Rusia mencapai nilai 105,4 juta USD yang sebagian besar didominasi oleh komoditas perkebunan seperti CPO, teh, kopi, tembakau, karet. Sementara total impor Indonesia dari Rusia di tahun yang sama mencapai 23,064 juta USD yang didominasi oleh komoditas gandum dan gula. Ekspor utama Indonesia adalah produk-produk pertanian yang pada 2006 berjumlah US$ 272,5 Juta dan cenderung meningkat. Duta Besar RI Moskow dalam penyampaian hasil riset pasar Rusia mengatakan bahwa Ekonomi Rusia juga terhibas oleh arus Krisis global yang melanda dunia, tetapi yang paling merasakan dampaknya adalah golongan menengah keatas yang kebanyakan bermain dalam bidan saham, sedangkan dilvel bawah tidak terpengaruh. Hal ini terbukti pola konsumsi masyarakat moskow terhadap produk-produk makanan masih tetap tinggi hampir mencapai 70% dari pendapatanannya digunakan untuk keperluan bahan makanan. Dari konsumsi bahan makanan di sektor perhotelan dan kafe, 90% diantaranya merupakan produk impor.

Untuk tingkat pertumbuhan Ekonomi Rusia mencapai 7%/tahun, sehingga berdasarkan hasil riset dapat dikatakan bahwa Rusia merupakan salah satu pasar potensial bagi produk ekspor Indonesia:
1. Rusia memiliki luas wilayah yang membentang dari benua Eropa sampai Asia dan terhitung sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru dunia bersama-sama dengan Brazil, India dan China.
2. Rusia berpenduduk sekitar 142 juta jiwa dengan pendapatan perkapitanya yang mencapai 14.600 USD.
3. Rusia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam mineral dan logam yang terbesar di dunia.

Sehubungan dengan meningkatnya industri pengolahan makanan Rusia yang mencapai 15-20% per tahunnya, dilaporkan bahwa bahan mentah dan bahan khusus untuk kebutuhan industri harus diimpor karena pasokan lokal tidak mampu memenuhinya.

Luas wilayah Rusia meliputi 17.075.400 kilometer persegi yang terhitung sebagai negara terluas dunia yang mencakup seperdelapan luas daratan bumi. Jumlah penduduk Rusia sebesar 142 juta orang merupakan terbanyak ke-8 dunia. Angkatan produktif berusia 15-64 tahun terdiri dari 48,9 juta pria dan 53 juta wanita. Dari angka tersebut, tiga besar lahan pekerjaan adalah di bidang pertanian (10,8%), industri (21,9%) dan sektor jasa (60,1%).

Rusia tergolong negara importir untuk kebutuhan sehari-hari antara lain makanan dan pakaian. Pada sebagian besar supermarket/pertokoan di Rusia akan dengan mudah dijumpai produk-produk impor peralatan rumah tangga, bahan makanan, tekstil (pakaian), dekorasi rumah, dan lain sebagainya.

Sektor perdagangan internasional Rusia masih berjalan baik meskipun terkena dampak krisis.
• 2009, negara-negara tujuan ekspor utama Rusia adalah: Belanda (12,3%), Italia (8,6%), Jerman (8,4%), China (5,4%), Ukraina (5,1%), Turki (4,9%) dan Swiss (4,1%).
• 2009, negara-negara asal impor utama Rusia adalah: Jerman (13,9%), China (9,7%), Ukraina (7%), Jepang (5,9%), Korea Selatan (5,1%), Amerika Serikat (4,8%), Prancis (4,4%) dan Italia (4,3%)

KEBIJAKAN UMUM
Pemerintah Rusia tetap mengontrol sektor-sektor strategis terutama sektor energi. Campur tangan pemerintah dilakukan sejalan dengan kebijakan ekonomi pasar, tercermin dari langkah pemotongan pajak dan bantuan terhadap sektor UKM. Awal tahun 2009, pajak perusahaan dikurangi dari 24% menjadi 20% dan pajak terhadap sektor UKM berkurang dari 15% menjadi 5%.

KEBIJAKAN FISKAL
Defisit anggaran federal menrupakan yang pertama kalinya sejak tahun 1999. Prakiraan defisit sekitar 7,4% dari GDP.
Pendapatan negara ditetapkan sebesar 6,7 trilyun Rubel (191 milyar USD), Pengeluaran ditetapkan sebesar 8,7 trilyun Rubel.
Dibandingkan anggaran 2008, pendapatan nominal menurun 28% sementara perkiraan tingkat inflasi mencapai 13% dan kontraksi GDP sekitar 2,2%.

KEBIJAKAN MONETER
Mata uang Rubel mengalami tekanan yang cukup kuat. Bank Sentral Rusia melakukan intervensi dengan meningkatkan suku bunga sejak Februari 2009.
Neraca perdagangan Indonesia – Ruasia : Volume Perdagangan tahun 2007 sebesar : 916 juta US$, Volume Perdagangan tahun 2008 sebesar: 1.318 juta US$: Mengalami Peningkatan Sebesar 43,89%; Volume Perdagangan tahun 2007 sebesar : 794 juta US$ s/d Juli
Beberapa produk pertanian yang diminati antara lain ; (1). Minyak Kelapa Sawit beserta fraksinya (2). Minyak Kelapa (kopra); (3). Lemak Nabati beserta fraksinya; (4). Kopi dan berbagai variannya; (5). Teh6. Makanan Kaleng7. Tepung-tepungan (starches)

Dalam upaya mempromosikan produk makanan olahan yang sudah siap memasuki pasar Rusia, maka pihak perwakilan RI Moskow mengundang Instansi terkait dan para pelaku usaha yang berminat untuk ikut berpartisipasi pada ” World Food Moscow 2010 14-17 September 2010. Secara umum dapat disimpulkan bahwa : Rusia merupakan pasar yang potensial bagi beberapa produk Indonesia seperti palm kernel stearin, vegetable fats, furniture, tekstil/produk tekstil, starches, dessicated, Peluang memasuki pasar Rusia semakin terbuka dengan tingginya minat sejumlah perusahaan Rusia untuk berhubungan langsung (tanpa melalui pihak ketiga) dengan perusahaan Indonesia. Kendala yang ditemukan sejauh ini menyangkut sistem pembayaran (term of payment) yang umum digunakan oleh perusahaan Rusia yang biasanya memiliki jeda 60-120 hari sejak tanggal barang tiba. (Sources Data: KBRI Moscow, data terkait pada seminar Kementerian Perdagangan RI bekerjasama dengan Perwakilan RI Moskow mengadakan presentasi terhadap hasil riset tersebut pada hari Rabu, 10 – 11 Februari 2010 bertempat di Gedung Kementerian Perdagangan RI. – data diolah Frans Hero K. Purba)

No comments: