Friday, February 19, 2010

Ekspansi Pangsa Pasar/ Nich Market Agribisnis Indonesia ke Negara Syria

Memantau celah pasar untuk negara kawasan Timur Tengah ini merupakan peluang bagi Indonesia memperluas jaringan pasar, dalam hal ini melihat peluang pasar dari negara Syria. Syria yang beribukota Damaskus yang adalah ibukota sekaligus kota terbesar dan kota tertua. Jumlah penduduknya hampir 4,5 juta orang. Kota tua ini terletak 80 km dari Laut Mediteranian dan dikelilingi oleh pegunungan Lebanon. Disain kota kuno yang tertutup dengan dikelilingi tembok akan membuat Anda seakan berada di belahan bumi yang begitu jauh. Dari segi jumlah penduduknya negara Syria cukup besar dan merupakan pasar yang cukup potensial, negara Syria memiliki Gross Domestic Product (GDP) per kapitanya US$ 4.500 (estimasi tahun 2007) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 3,9% pertahun (estimasi tahun 2007). Sedangkan tingkat inflasi sebesar 7% pertahun (estimasi tahun 2007) dan jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan sebesar 11,9% yaitu 2.349.963 jiwa (estimasi tahun 2007). Sedangkan pertumbuhan investasi dinegara Syria mencapai 21,3% (estimasi tahun 2007).
Untuk neraca perdagangan Syria mengalami minus sebesar USD 2,181 billion (Tahun 2007), dimana nilai importnya lebih besar daripada nilai eksportnya. Nilai Export Syria sebesar USD 10,58 billion dan komoditi yang paling banyak diekspor oleh Syria adalah : crude oil, minerals, petroleum products, fruits and vegetables, cotton fiber, textiles, clothing, meat and live animals, wheat, sedangkan negara utama tujuan ekspor Syria adalah Iraq 29.6%, Lebanon 9.8%, Germany 9.5%, Italy 7.9%, Egypt 5.5%, Saudi Arabia 5.1%, France 4.9% ( tahun 2006). Sedangkan nilai import Syria sebesar USD 12,38 milyar dan komoditi yang paling banyak di import oleh Syria adalah machinery and transport equipment, electric power machinery, food and livestock, metal and metal products, chemicals and chemical products, plastics, yarn, paper, sedangkan negara utama pemasok ke Syria adalah Saudi Arabia 12.1%, China 9.1%, Egypt 6.2%, Italy 6.1%, UAE 5.9%, Ukraine 4.9%, Germany 4.7%, Iran 4.4% (2006)

Menurut data sumber dari BPS, data perdagangan Indonesia – Syria selama periode 2003 – 2008 selalu menunjukan angka surplus bagi Indonesia. Total perdagangan Indonesia – Syria pada tahun 2008 (Januari–Pebruari) sebesar US$ 11,8 juta, meningkat 52,96 % dibanding tahun 2007 (Januari–Pebruari) sebesar US$ 7,7 juta, dan neraca perdagangan kedua Negara menunjukan surplus bagi Indonesia. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia–Syria sampai periode Januari–Pebruari 2008 sebesar US$ 11,6 juta, naik 56,71 % dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2007 sebesar US$ 7,4 juta. Neraca perdagangan kedua Negara menunjukan surplus bagi Indonesia, yaitu Ekspor Indonesia ke Syria: US$. 11,7 juta (Januari–Pebruari 2008) sedangkan Impor Indonesia dari Syiria: US$. 0,08 juta (Januari–Pebruari 2008). Syria untuk meningkatkan investasi dan meningkatkan pariwisata akan digoncang oleh penurunan ekonomi global, dengan pertumbuhan PDB riil jatuh dari 5,1% tahun 2008 untuk 2,1% pada tahun 2009, sebelum kembali sedikit ke 3,8% pada tahun 2010.Syria meningkatkan investasi Inflasi akan menurun tajam dari tahun 2008 puncak, untuk rata-rata 7,7% pada tahun 2009-10, sebagai perlambatan ekonomi global menekan harga komoditas.Neraca pembayaran yang defisit akan memperluas menjadi rata-rata US $ 1.2bn (2% dari PDB) di 2009-10, terutama karena kenaikan defisit perdagangan.
(Sumber BPS, wikipedia, data Berbagai sumber, data diolah Frans Hero K. Purba).

No comments: