Wilayah ekspansi pasar Asia Tengah merupakan suatu jalur pasar yang sangat strategis untuk peluang ekspor produk agribisnis Indonesia. Diversifikasi Pasar untuk negara Asia Selatan dan Tengah kurangnya mendapatkan perhatian dari eksportir asal Indonesia. Jika melihat kemungkinan dan peluang potensi pasar yang ada padahal secara segmentasi dan target penjualan, sangat berpeluang besar, terutama untuk produk-produk Pertanian. Dimana pola eksportir Indonesia masih menggantungkan pada pasar di Amerika Tengah, Selatan, dan Eropa. Kecendetungan ini tentunya melihat peluang pada negara-negara kawasan Asia Tengah yakni: Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Kawasan tersebut merupakan bagian dari kerajaan Rusia dan Cina sampai menjelang abad 20. Selanjutnya negara-negara Asia Tengah yang meliputi Kyrgyzstan, Kazakhstan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, serta 10 negara sekitarnya sempat menjadi negara bagian dari Uni Sovyet selama lebih dari 70 tahun. Ketika Glasnost dan Perestroika berhembus dan mengakibatkan jatuhnya Sovyet pada awal 1990an, negara-negara bagian tersebut satu demi satu memerdekakan diri.
Untuk membangun kerjasama dan diversifikasi pasar ekspor Uzbekistan merupakan negara Asia Tengah yang telah memiliki sarana dan prasaranalebih baik dapat menjadi pintu gerbang masuknya produk kita ke wilayah lainnya. Strategi pengembangan pasar ekspor untuk memasuki pasar di sana perlu disesuaikan dengan karakteristik setiiap negara dikawasan Asia Tengah. Berdasarkan data nilai perdagangan RI-Uzbekistan selama tahun 2006 tercatat senilai US$ 10,257 juta dengan angka minus untuk Indonesia sebesar US$ 8,175 juta Impor Indonesia pada tahun itu mencapai US$ 9,357 juta, sementara itu ekspor hanya senilai US$ 1,181 juta. Untuk 2007 nilai perdaganganIndonesia dengan Uzbekistan meningkat menjadi US$ 245 juta. Impor kita sekitar US$ 22,5 juta sementara ekspor hanya US$ 1,5 juta, dimana impor kita terbesar itu adalah kapas serta minyak dan gas. Untuk komoditas Indonesia seperti teh, kopi, karet dan produk bahan kimia sudah memasuki pasar Uzbekistan.
Untuk membangun kerjasama dan diversifikasi pasar ekspor Uzbekistan merupakan negara Asia Tengah yang telah memiliki sarana dan prasaranalebih baik dapat menjadi pintu gerbang masuknya produk kita ke wilayah lainnya. Strategi pengembangan pasar ekspor untuk memasuki pasar di sana perlu disesuaikan dengan karakteristik setiiap negara dikawasan Asia Tengah. Berdasarkan data nilai perdagangan RI-Uzbekistan selama tahun 2006 tercatat senilai US$ 10,257 juta dengan angka minus untuk Indonesia sebesar US$ 8,175 juta Impor Indonesia pada tahun itu mencapai US$ 9,357 juta, sementara itu ekspor hanya senilai US$ 1,181 juta. Untuk 2007 nilai perdaganganIndonesia dengan Uzbekistan meningkat menjadi US$ 245 juta. Impor kita sekitar US$ 22,5 juta sementara ekspor hanya US$ 1,5 juta, dimana impor kita terbesar itu adalah kapas serta minyak dan gas. Untuk komoditas Indonesia seperti teh, kopi, karet dan produk bahan kimia sudah memasuki pasar Uzbekistan.
Pada kesempatan tahun 2010 ini Uzbeksitan merencanakan kegiatan besar pada even promosi 5th Agro World Uzbekistan 2010 pada tanggal 24 – 26 Maret 2010. Event ini merupakan yang kelima kali diadakan oleh negara Asia Tengah di Uzbekistan, Dan kegiatan pameran promosi produk-produk pertanian dari beberapa negara bagian didunia. Diharapkan para pelaku agribisnis Indonesia dapat mempromosikan produk-produk olahan dan pertaniannya pada event ini, mengingat dalam meningkatkan nilai ekspor dan networking dalam suatu diversivikasi ekspansi pasar ekspor. (Sources Berbagai sumber terkait, KBRI Tashkent, DEPLU, sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment