Kawasan negara Uni Eropa yang saat ini merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia memberlakukan "Single Market Policy" yang berlaku di seluruh 27 negara anggotanya, termasuk di dalamnya negara-negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur seperti Polandia , Bulgaria, Cheko, Estonia, Hungaria, Latvia, Romania, Slovakia dan Slovenia. Pasar yang tumbuh secara dinamis dan daya beli rakyatnya yang meningkat pesat telah menjadi faktor yang sangat menjanjikan bagi para investor maupun partner dagang dari negara lain untuk menjalankan usaha di kawasan ini. Apabila kita lihat perbedaan geografis ini antara Indonesia-Polandia tidak menyurutkan intensitas hubungan kedua negara. Hubungan diplomatik Indonesia-Polandia dijalin sejak 52 tahun lalu. Daya serap pasar Polandia yang berpenduduk 38 juta jiwa terhadap produk Indonesia, khususnya karet alam terus membesar. Dari hasil survey data ITC UNCTAD / WTO menunjukan Indonesia sebagai pemasok peringkat ke 37 (US$ 319 juta) dengan pangsa 0,31 % ke pasar Polandia tahun 2005. Sebagai Negara tujuan ekspor Polandia, peringkat Indonesia ke 71 (US$ 41 juta) dengan pangsa 0,05%. Trend pertumbuhannya 2001-2005 mencapai 65,62%. Komoditi ekspor utama Indonesia ke Polandia antara lain adalah produk-produk pertanian, perkebunan, kayu, mineral, tekstil dan produk tekstil serta produk manufaktur lainnya. Sedangkan impor utama Indonesia dari Polandia adalah mesin, produk baja, produk kimia, produk peternakan dan peralatan listrik. Angka perdagangan tertinggi tercatat pada tahun 2004 saat nilai seluruh transaksi mencapai 398 juta dollar AS dan pada tahun 2006 nilai perdagangan Indonesia-Polandia mengalami peningkatan sebesar 15 persen dan mencapai jumlah 425 juta dollar AS. (Berbagai sumber terkait dan media,Khabar Bisnis, data diolah oleh Frans Hero K. Purba).
Menurut Data Republik Polandia menyatakan bahwa total impor Polandia tahun 2007 mencapai US$412,3 juta dan di tahun 2008 meningkat menjadi US$531,3 juta. Sementara di 2009 dari Januari-Nopember tercatat mencapai US$388 juta. Impor terbesar dari Eropa mencapai 76%, sementara dari Asia masih sekitar 14%. Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia sebagai negara agraris dengan berbagai komoditi agribisnis untuk memasuki pasar Eropa Timur khususnya Polandia.
No comments:
Post a Comment