Monday, May 21, 2012

Kapas Dunia dalam Perkembangan Pangsa Pasar Internasional


Berdasarkan data dan sejarah perkembangan bisnis bahwa para pebisnis Inggris dan Prancis juga berhasil membuat Mesir bertekuk lutut pada Inggris pada tahun 1882. Awalnya, para pengusaha Inggris dan Prancis yang mengimpor kapas dari Amerika Serikat, mengalihkan investasi mereka secara besar-besaran untuk membangun pertanian kapas di Mesir, saat Negara Paman Sam itu dilanda Perang Saudara. Hal itulah yang membuat Pemerintah Mesir di bawah kepemimpinan Isma’il Pasha memberanikan diri berutang besar-besaran pula ke sejumlah bank dan bermain di bursa saham, di Eropa. Menurut data bahwa Total impor kapas ke Indonesia pada 2010 mencapai 614.300 ton dengan nilai US$1,15 juta atau naik 46,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$784 juta dengan volume impor 575.600. ton.Harga kapas dunia telah mencapai US$ 3,4 per kilogram, meningkat 183% dari kuartal IV 2010 sebesar US$ 1,2 per kilogram. Sedangkan harga serat sintetis meningkat 43%-77%. Harga serat poliester mencapai US$ 2,3 per kilogram, naik 77% dari sebelumnya US$ 1,3 per kilogram. Harga serat rayon juga naik 43% menjadi US$ 3,3 per kilogram dari sebelumnya US$ 2,3 per kilogram. Indonesia adalah produsen tekstil dan produk tekstil terbesar kelima di dunia, ternyata masih belum mampu menyuplai sendiri kebutuhan akan bahan baku untuk industri ini. Volume ekspor di tahun 2010 bahkan mencapai 10,9 Miliar US Dollar atau naik 10,7% dibandingkan tahun sebelumnya.Tingginya harga kapas ini dipicu oleh penurunan pasokan kapas dunia akibat beberapa negara penghasil kapas mengalami gagal panen. Hal ini terjadi karena curah hujan tahun 2010 cukup tinggi dan mengganggu produktivitas tanaman kapas. Salah satu produsen kapas terbesar yang mengalami penurunan produksi adalah Australia. Kapas merupakan adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut "pohon"/tanaman kapas), tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Indonesia masih mengimpor 99% dari sekitar 500.000 ton kebutuhan serat kapas nasional per tahun. Kapas impor itu kebanyakan digunakan untuk industri tekstil, yang sebagian besar diekspor. Indonesia harus meningkatkan produksi kapas dalam negeri jika tidak ingin selamanya bergantung pada impor, yang akan berdampak pada industri tekstil. Luas lahan tanaman kapas di Indonesia sekitar 400.000 ha, namun yang sudah ditanami baru 20.000 ha, terluas berada di Sulsel sekitar 7.500 ha.

Untuk harga kontrak kapas untuk pengiriman Mei turun oleh batas pertukaran sebesar 7 sen atau 3,3% di posisi US$2.0714 per pon pada 14:54 di bursa ICE Futures AS di New York. Sebelum hari ini, harga kapas reli dalam 7 hari berturut-turut, melonjak sebesar 21%. Periode kenaikan terpanjang sejak September 2009. Komoditas tersebut mencapai rekor US$2.197 kemarin. Komoditas tersebut mengalami duplikasi harga pada tahun lalu karena permintaan melonjak melampaui pasokan global. Indeks kekuatan relatif kapas untuk periode 14 hari berada di bawah level 70 pada 4 Maret dan 7 Maret menunjukkan sinyal kepada investor bahwa harga siap untuk jatuh.

Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Untuk produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya). Pada Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat). Untuk kondisi di Indonesia teknik budidaya kapas sesuai kondisi spesifik agroekologi dan sosial ekonomi petani setempat, sehingga dapat diterima serta diterapkan oleh petani dalam menjalankan usaha taninya. Sampai sejauh mana tingkat kinerja penerapan teknologi sistem produksi kapas. (Berbagai sumber Media terkait, data-data dikutip sebagai bahan studi dan diolah F. Hero K Purba)

No comments: