Monday, May 28, 2012

Perkembangan Strategi Pemasaran Ekspor Kopi Indonesia dalam Persaingan Pasar Internasional


Menurut data Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia menunjukkan pada 2011 terjadi peningkatan nilai ekspor kopi Indonesia sebesar 26 persen dari 846 juta dolar AS pada 2010 menjadi 1,06 miliar dolar AS pada 2011, namun volume ekspor turun 21 persen dari 447,5 juta ton pada 2010 menjadi hanya 352 juta ton pada 2011.Negara tujuan ekspor terbesar dari sisi nilai adalah Amerika Serikat yaitu menyumbang 24 persen dari total nilai ekspor yaitu 252 juta dolar AS dengan volume ekspor 45 juta ton, namun dari sisi volume ekspor negara terbesar adalah Jepang yaitu sebanyak 55,5 juta ton atau 16 persen dari volume ekspor dengan nilai 168 juta dolar ASMenurut Asosiasi Kopi Nasional (National Coffee Association/NCA).Tiga perempat orang dewasa DI Amerika minum kopi dan 58% mengatakan mengaku menjadikan kopi konsumsi sehari-hari. Berdasarkan data tercatat total ekspor kopi Januari-Maret 2012 hanya 800 ton atau senilai 2,722 juta dolar AS. Sedangkan periode yang sama 2011 mencapai 2.838 ton senilai 6,337 juta dolar AS. onsumsi dalam negeri termasuk besar, yakni mencapai 270.000 ton. Dari angka itu konsumsi robusta mencapai 230.000 ton. Konsumsi dalam negeri tahun lalu, yakni 3juta -3,5 juta karung. Saat ini, minimal konsumsi diprediksi 3,5 juta-4 juta karung atau setara 240.000 ton-270.000 ton. Dalam kondisi normal produksi kopi robusta di Indonesia mencapai 450.000 ton dan arabika 90.000 ton. "Konsumsi kopi dalam negeri cenderung terus naik sebesar 6-8 persen per tahun. (Sources data, media terkait, article, kompas, data diolah F. Hero K. Purba).

Berdasarkan datan Kementerian Perdagangan, ekspor kopi Indonesia ke AS terus menunjukkan peningkatan. Total ekspor kopi tahun 2011 mencapai 326 juta dollar AS. Angka itu naik sekitar 38 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, pada Januari 2012, ekspor kopi nasional sudah mencapai 33,3 juta dollar AS. Jika di analisa bahwa Perkembangan harga kopi dunia. Menurut ICO, perkembangan harga rata-rata kopi Arabika selalu lebih tinggi dibandingkan harga kopi Robusta, maka dapat diasumsikan bahwa pengembangan agribisnis kopi Arabika memiliki kecenderungan yang lebih prospektif dibandingkan dengan Robusta. Perkembangan konsumsi kopi dunia terutama negara importer cukup baik sehingga pasar dan permintaan baru akan terbuka. Untuk data statistik, ekspor kopi Indonesia ke AS terus menunjukkan peningkatan. Total ekspor produk kopi Indonesia ke AS pada 2011 mencapai 326 juta dolar AS, atau meningkat 37,61 persen dibandingkan 2010 yang mencapai 237 juta dolar AS. Data perdagangan Indonesia-AS pada Januari 2012, ekspor kopi Indonesia mencapai 33,3 juta dolar AS, atau meningkat 68 persen dibanding periode yang sama pada 2011 yaitu 19,8 juta dolar AS. Aneka ragam dan jenis Kopi spesial Indonesia itu seperti antara lain Toraja, Mandailing, Java Preanger, Flores, Linthong, Gayo, Java Arabika, Lampung, Bali Kintamani, Papua Jayawijaya, Papua Pegunungan Bintang, Kopi Luwak, Kopi Lanang, dan Kopi Gajah. Hal ini memberikan prospek yang cerah dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas serta sustainable untuk rantai pasokan kopi dalam persaingan pasar Internasional.

No comments: