Thursday, July 19, 2012

Menurunkan Tingkat Pengangguran dengan Solusi Wirausaha


Pengangguran telah menjadi isu nasional, pasalnya, apabila angka pengangguran makin meningkat bisa mengancam stabilitas keamanan. Orang menganggur, lapar (Kosong perut), dan tidak punya uang (Kosong Kantong), akan dengan mudah berpikir praktis pragmatis. Sedangkan orang yang bekerja banyak yang Kosong Iman seperti para koruptor. Berbagai solusi dari penciptaan wirausaha baru merupakan salah satu solusi kekurangan lapangan kerja dan menambah pertumbuhan dunia usaha. Kewirausahaan juga akan mendorong generasi muda untuk mengubah pola pikir (mindset) dari mencari kerja, menjadi menciptakan lapangan kerja. Kewirausahaan hendaknya jangan hanya dipahami sekadar kemampuan membuka usaha sendiri, tetapi menjadi momentum mengubah mentalitas dan pola pikir. Sebab dalam semangat kewirausahaan juga tertanam sikap membangun karakter yang tangguh, inovatif, kreatif, cerdas, mandiri, dan kemampuan memanfaatkan peluang serta sumber daya. Selama ini, kemampuan bertahan suatu negara banyak ditopang semangat kewirausahaan rakyatnya. Indonesia termasuk negara dengan tingkat kewirausahaan yang rendah. Kewirausahaan merupakan upaya dalam mengatasi pengangguran dan Kemiskinan Berdasarkan rasio kewirausahaan dibanding jumlah penduduk sekitar 1:83.Seperti Filipina (1:66) atau Jepang (1:25). Rasio ideal secara internasional adalah 1:20. Indonesia tertinggal jauh dari negara Asia lainnya seperti China dan Jepang dengan jumlah wirausahawan 10% dari total populasi, Malaysia 5%, dan Singapura 7%. Terlebih lagi di Amerika, lebih dari 12% penduduknya menjadi entrepreneur. Kegiatan usaha di negara kita pun masih didominasi usaha kecil dan informal. Menurut catatan BPS, pengangguran terbuka turun menjadi 7,6 juta. Untuk menekan pengangguran dan kemiskinan, pemerintah seyogianya memprioritaskan, meningkatkan, dan lebih memberdayakan pelaku ekonomi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang padat karya. (Berbagai sumber media terkait, data BPS, Photo from Depnakertrans, data diolah F. Hero K. Purba).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencat at tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 7,61 juta orang atau 6,32%. Jumlah ini mengalami penurunan 6% dibanding Februari 2011 yang sebesar 8,12 juta orang. Mengenai pengangguran banyak aspek dan teori disiplin ilmu terkait. Yang jelas pengangguran hanya dapat ditanggulangi secara konsepsional, komprehensif, integral baik terhadap persoalan hulu maupun muara permasalahannya. Kepribadian dan keteguhan yang matang, dinamis dan kreatif memiliki tujuan dan visi yang jauh ke depan, berani mengambil tantangan serta mempunyai mindset yang benar. Itu merupakan tuntutan utama dan mendasar di era globalisasi dan informasi yang sangat kompetitif dewasa ini dan di masa mendatang. Dapat dikembangkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi para penggemar sesuai pendidikannya, keterampilannya, umurnya penganggur terbuka atau setengah penganggur, atau orang yang baru masuk ke pasar kerja, dan sebagainya.

Banyak masalah yang timbul pada saat sekarang ini dimana seorang sarjana harus mampu berpikir konstruktif, kreatif dan inovatif. Sarjana harus menjadi pelopor, tidak hanya menunggu kesempatan. Namun, pada kenyataannya tidak semua sarjana mempunyai pemikiran seperti ini. Bagaimana hal yang menjadi ukuran kualitas ketika lulus sarjana langsung diterima kerja? Ataukah memang perguruan tinggi kita masih belum mampu menyediakan sarjana kualitas unggul sehingga sulit diterima di dalam suatu perusahaan. Solusi wirausaha merupakan hal yang utama dalam pengangguran yang menjadi masalah adalah niat dan sikap mental seseorang mau terjun dalam dunia entrepreneur tersebut. Program wirausaha ini lanjutnya bertujuan untuk mencetak mahasiswa yang bisa menjadi job creator (pencipta lapangan kerja). Hal inilah yang harus ditanamkan secara Profesionalisme.

No comments: