Wednesday, July 4, 2012

Perkembangan Potensi Ekspor Teh Indonesia dalam Persaingan Perdagangan Internasional


Teh (Camellia sinensis) merupakan komoditi yang telah menyumbang devisa bersih sekitar 178 juta Dolar AS pada tahun 2010. Sedang rentang tahun 1997 sampai 2001, industri teh menyumbang sekitar 110 juta dolar AS per tahun. Teh sebagai komoditas penyumbang devisa mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi negara. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5 negara eksportir teh dunia, kini tergusur ke ranking ke-7 dunia. Turki dan Vietnam berhasil naik kelas ke posisi ke-5 dan ke-6 dunia dalam hal penguasaan pangsa pasar teh internasional. Sementara peringkat pertama masih diduduki oleh China, disusul oleh India, Kenya dan Sri Lanka.

Globalisasi perdagangan dunia merupakan salah satu faktor industri teh nasional mengalami banyak kendala. Globalisasi perdagangan menyebabkan peningkatan persaingan dengan industri teh dari negara lain. Permasalahan dalam pengembangan dan peningkatan daya saing teh Indonesia juga nampak dari fluktuasi kontribusi negara tujuan ekspor teh Indonesia dan pengambilalihan beberapa pangsa pasar teh Indonesia. Menurut data Assosiasi The Indonesia bahwa Produksi teh Indonesia cenderung mengalami penurunan. Rendahnya produktivitas teh di dalam negeri, kata dia, disebabkan sekitar 50% perkebunan merupakan peninggalan Belanda. Luas perkebunan teh di dalam negeri saat ini sekitar 127.441 ha dengan rincian perkebunan rakyat 44%, PT Perkebunan Nusantara 31%, dan perkebunan swasta 25%. (Sources data: ATI, newspaper, article, data diolah F. Hero K Purba).

Struktur pasar teh adalah karakteristik dari kecenderungan terhadap monopsoni di hulu dan monopoli di hilir, dari keadaan harga domestik sangat rentan terhadap perubahan di pasar global, danmelibatkan baik usaha kecil (petani, pedagang) dan perusahaan besar. Struktur pasar menempatkanpetani kecil di bagian bawah-rantai pasokan yang panjang dengan posisi tawar nyaris lemah untuk menentukan harga.Harga domestik sangat tergantung pada tingkat harga di pasar internasional, yang diatur melaluilelang, di mana eksportir, serta perusahaan domestik dan multinasional ambil bagian. Tiga besar lelangtempat yang memegang pengaruh yang kuat pada harga teh internasional Mombassa (Kenya), Colombo (SriLanka) dan Kolkata (India). Berdasarkan tinjauan pasar teh dunia menunjukkan perbaikan dalam situasi kelebihan pasokan mendasar yang telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir yang mendukung harga perusahaan saat ini.Kenaikan harga teh mengakibatkan kenaikan 2,2 persen perkiraan pendapatan ekspor tahun 2011 di tingkat global, secara signifikan mempengaruhi pendapatan pedesaan dan keamanan pangan rumah tangga di negara-negara penghasil teh. Dalam konteks ketahanan pangan, pendapatan ekspor teh pada tahun 2009 mencapai sekitar 36 persen dari total penerimaan ekspor pertanian di Kenya dan 62 persen dari pendapatan ekspor pertanian di Sri Lanka. Selain itu, pendapatan dari ekspor teh dibayar sekitar 61 persen dari tagihan impor pangan Kenya, sementara di Sri Lanka ekspor teh menutupi makanan seluruh negara itu tagihan impor. Untuk Rasio relatif kecil untuk negara-negara produsen lain, tapi tetap bermakna. Sebagai contoh, meskipun konsumsi domestik menyumbang bagian yang lebih besar dari total produksi di Indonesia, nilai ekspor tahun 2010 adalah USD178 juta dan ekspor teh Tanzania diterima negara sebesar USD48 juta.

No comments: