Wednesday, September 19, 2012

Pemanfaatan tepung Ketela (modified cassava flour) dalam Pemasaran dan Pengembangan Diversifikasi Pangan

Industri modifikasi pengolahan tepung ketela (modified cassava flour/ mocaf) di Tepung MOCAF memiliki karakter yang berbeda dengan tepung ubi kayu biasa dan tapioka, terutama dalam hal derajat viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi dan kemudahan melarut. Kebutuhan tepung secara nasional terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari tahun 1995 sampai dengan 2004, konsumsi terigu nasional untuk berbagai industri terus mengalami pertumbuhan, kecuali pada tahun 1998 yang pertumbuhannya negatif, karena krisis ekonomi. Selama kurun tersebut pertumbuhan rata-rata sebesar 5.84% per tahun, dan bahkan mencapai sekitar 7.00% pada lima tahun terakhir. Dengan pertumbuhan tersebut, konsumsi tepung terigu nasional mencapai lebih 1,7 juta ton per tahun pada tahun 2004.

Data dari Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) justru menunjukkan angka yang jauh lebih besar. Menurut Aptindo, kebutuhan konsumsi terigu nasional pada tahun 2004 mencapai 3.334.108 ton, dengan tingkat pertumbuhan mencapai 6 %. Dengan angka pertumbuhan ini, maka pada tahun 2007 kebutuhan tepung terigu akan meningkat sampai 3.700.000 ton. Dari konsumsi ini, 65 persen adalah pasar Usaha Kecil dan Menengah, dengan penggunaan terbesar untuk produk mie (instant dan wet). Untuk bbeberapa daerah sebagian kecil penduduk mengkonsumsi pangan pokok non beras seperti jagung atau komoditi lainnya ( singkong ). Kecenderungan saat ini adalah masih banyak masyarakat beralih ke bahan pangan beras bahkan terigu yang bukan komuditi pangan local tetapi merupakan bahan pangan impor, sehingga persoalan kecukupan pangan dan ketahanan pangan sangat rendah. (Berbagai sumber media terkait, artiekl dan data diolah F. Hero K. Purba).

Berdasarkan Permentan No. 43 Tahun 2009. Artinya pengembangan sumberdaya genetik pertanian utamanya pangan non beras perlu mendapat perhatian secara lebih proporsional. Sekarang cenderung tertarik pada produk pangan yang praktis dalam penyajiannya, dan terkesan lebih modern, seperti produk mie, roti, makanan ringan, baby foods dan sebagainya. Perubahan pola konsumsi makanan (food habit) ini menyebabkan kebutuhan akan bahan pangan berbasis tepung-tepungan meningkat pesat, salah satunya yang paling besar konsumsinya adalah tepung terigu. Akhir-akhir ini mulai diperkenalkan mocaf (modified cassava flour), produk tepung yang merupakan olahan dari singkong yang diunggulkan dapat sebagai pengganti tepung terigu yang keberadaannya semakin mahal. Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mendorong industrialisasi mocaf antara lain berupa pemberikan stimulus pengembangan tepung-tepungan pada usaha kecil bidang pangan; sosialisasi, advokasi dan pembinaan peningkatan pemanfaatan pangan local. Diharapkan promosi tepung mocaf dari singkong ini dapat lebih di promosikan tidak hanya sekedar dan jika kompetisi persaingan dengan jenis produk-produk olahan tepung-tepungan ini dapat berdaya saing menurut selera pada konsumen.

No comments: