Friday, September 28, 2012

Potensi Produk Olahan Kakao dalam Pengembangan Pasar serta Prospek Daya Saing Produk Pada Pemasaran Domestik dan Ekspor



Potensi dan peluang produk olahan Kakao minat masyarakat untuk dibudidayakan dan diolah menjadi produk yang bernilai tinggi. Buah yang memiliki nama latin Theobroma Cacao L tersebut, kini menjadi salah satu komoditi ekspor yang mampu menambah penghasilan devisa negara setiap tahunnya. Salah satu hasil olahan kakao yang menjadi komoditas ekspor adalah produk cokelat Pengolahan dari buah kakao menjadi kunci utama kualitas produk hasil kakao, karena dalam proses tersebut terjadi pembentukan fisik, cita rasa, serta faktor lain yang menjadi standar produk kakao berkualitas. Selain dalam hal tersrbut khasiat coklat dari chocolate shop untuk kesehatan adalah sebagai antioksidan, antioksidan dalam coklat untuk chocolate souvenir diperoleh dari biji kakao yang mengandung antioksidan flavonoid yang berguna untuk menahan radikal bebas.
Dalam proses penanganan pasca panen dan pengolahan biji kakao perlu diperhatikan  berbagai aspek yang dapat mempertahankan kualitas biji kakao tersebut. Salah satu hal terpenting yaitu pada proses penyangraiannya. Menurut Susanto (1994), jenis yang paling banyak ditanam untuk produksi coklat hanya 3 jenis, yaitu : 1. Jenis Criollo: Jenis Criollo terdiri dari Criollo Amerika Tengah dan Criollo Amerika Selatan. Jenis ini menghasilkan biji coklat yang mutunya sangat baik dan dikenal sebagai coklat mulia. Buahnya berwarna merah atau hijau, kulit buahnya tipis dan berbintil – bintil kasar dan lunak. Biji buahnya berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih pada waktu basah. 2. Jenis Forastero: Jenis ini menghasilkan biji coklat yang memiliki mutu sedang atau dikenal juga sebagai Ordinary cocoa. Buahnya berwarna hijau, kulitnya tebal, biji buahnya tipis atau gepeng dan kotiledon berwarna ungu pada waktu basah. 3. Jenis Trinitario : Merupakan campuran dari jenis Criollo dengan jenis Forastero. Coklat Trinitario menghasilkan biji yang termasuk fine flavour cocoa dan ada yang termasuk bulk cocoa. Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya bermacam – macam. Biji buahnya juga bermacam – macam dengan kotiledon berwarna ungu muda sampai ungu tua pada waktu basah. Untuk industri Pengolahan kakao nasional memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan mengingat ketersediaan bahan baku biji kakao yang cukup melimpah di dalam negeri. Selama ini, Indonesia tercatat sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Pada 2010 produksi biji kakao Indonesia mencapai 600.000 ton. (Sources data, media terkait, artikel, data diolah F. Hero K. Purba).
Sementara itu bila dilihat berdasarkan data bahwa ekspor biji kakao sampai dengan Mei 2011 mencapai 97.265 ton, turun dibandingkan dengan ekspor Jan-Mei 2010 sebesar 158.855 ton. Sedangkan ekspor kakao olahannya meningkat pada periode Jan-Mei 2011 sebesar 55.651 ton dibandingkan Jan-Mei 2010 sebesar 35.508 ton. lndonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading dan Ghana. Tiga besar negara penghasil kakao sebagai berikut: Pantai Gading (1.276.000 ton), Ghana (586.000 ton), Indonesia (456.000 ton). Luas lahan tanaman kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan produksi biji kakao sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata 900 Kg per ha.  Diharapkan Indonesia dapat meningkat produk industri kakao olahan dalam pencapaian pangsa pasar target ekspor yang merupakan salah satu komoditas unggulannya.

Thursday, September 27, 2012

Upaya dalam Diversifikasi Pangan Membangun Kekuatan Ketahanan Pangan Bangsa



Diversifikasi pangan untuk aneka olahan dari Produk pertanian akan berjalan efektif apabila industri makanan dan minuman Indonesia telah mapan untuk mengolah ratusan jenis pangan bermutu tinggi yang dapat di produksi negeri ini. Upaya diversifikasi pangan sebagai salah satu solusi mencukupi kebutuhan pangan pun terus dilakukan oleh pemerintah dengan program pengembangan diversfikasi olahan produk seperti pengembangan produk umbi-umbian sebagai pengganti beras sebagai makanan pokok, pengembangan produk olahan. Menurut UU No.7 tahun 1996, Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Program untuk diversifikasi konsumsi pangan telah ada sejak dahulu, namun dalam perjalanannya menghadapi berbagai kendala baik dalam konsep maupun pelaksanaannya. Beberapa kelemahan diversifikasi konsumsi pangan masa lalu adalah (1) Distorsi konsep ke aplikasi, diversifikasi konsumsi pangan bias pada aspek produksi penyediaan; (2) Penyempitan arti, diversifikasi konsumsi pangan bias pada pangan pokok dan energi politik untuk komoditas beras sangat dominan; (3) Koordinasi kurang optimum, tidak ada lembaga yang menangani secara khusus dan berkelanjutan; (4) Kebijakan antara satu departemen dengan departemen lainnya kontra produktif terhadap perwujudan diversifikasi konsumsi pangan; (5) Kebijakan yang sentralistik dan penyeragaman, mengabaikan aspek budaya dan potensi pangan lokal; (6) Riset diversifikasi konsumsi pangan masih lemah, bias pada beras, terpusat di Jawa-Bali, pada on-farm, dana hanya dari pemerintah pusat (7) Ketiadaan alat ukur keberhasilan program, program bersifat partial tidak berkelanjutan dan tidak memiliki target kuantitatif yang disepakati bersama; (8) Kurangnya kemitraan dengan swasta/industri dan LSM; (9) Ketidakseimbangan perbandingan antara biaya pengembangan dan harga produk altematif dengan beras, (Ariani dan Ashari, 2003; Martianto, 2005, Krisnamurthi, 2003).                  
Dalam hal ini masalah peningkatan produksi pangan di dalam negeri ini sudah sering diserukan banyak pihak sejak beberapa tahun ini. Faktanya, hingga saat ini pemerintah selalu mengambil jalan pintas membuka keran impor untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Jika kita sadari awal pemerintah serius membenahi sektor produksi pertanian, Indonesia tak perlu terlalu tergantung pada impor pangan seperti sekarang ini.Di sisi lain, ancaman krisis pangan di Indonesia makin terlihat nyata seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tidak adanya kebijakan pangan yang kuat. Selain itu, maraknya alih fungsi lahan-lahan pertanian menjadi peruntukan selain pertanian, juga menambah semrawutnya masalah. Klaim pemerintah untuk menjaga tanah pertanian yang subur hanya untuk pangan dan dijamin tidak ada konversi ke penggunaan lainnya hingga kini realisasinya masih dipertanyakan publik.
Kebijakan diversifikasi pangan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan serapan produk dalam negeri oleh masyarakat. Selain itu, kegiatan riil berupa pameran juga bisa membuka cakrawala pengetahuan terhadap produk dalam negeri. Jika kita analisa bahwa Diversifikasi pangan dari aspek konsumsi mencakup perilaku yang didasari pertimbangan ekonomis / pendapatan dan harga komoditas dan nonekonomis (selera, kebiasaan dan pengetahuan). Diversifikasi pangan dan pola konsumsi ini secara dinamis mengalami perubahan. Jadi, diversifikasi pangan selain merupakan upaya mengurangi ketergantungan pada beras, juga penganekaragaman dari beras ke sumber kalori dan protein lainnya yang lebih berkualitas. (Berbagai sumber media terkait, artikel pangan, data diolah F. Hero K. Purba)

Wednesday, September 26, 2012

Potensi Cangkang Kelapa Sawit dalam Prospek Peluang Usaha dalam Energi Terbarukan




Cangkang Sawit yang dapat dianggap seperti pelet alami dan bahan bakar yang tinggi terbarukan kelas solid untuk membakar, seperti yang diterima, baik dalam campuran dengan batubara yang dibakar di pembangkit listrik biomassa, biasanya dicampur dengan kelas lainnya dari biomassa, seperti serpihan kayu.Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak. Arang aktif juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri. Antara lain industri minyak, karet, gula, dan farmasi. Selain itu dapat digunakan untuk bahan pengisi , maupun papan partikel. Produk lain dalam pengolahan kelapa sawit adalah cangkang sawit yang asalnya dari tempurung kelapa sawit. Cangkang sawit merupakan bagian paling keras pada komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Saat ini pemanfaatan cangkang sawit di berbagai industri pengolahan minyak CPO belum begitu maksimal. Ditinjau dari karakteristik bahan baku, jika dibandingkan dengan tempurung kelapa biasa, tempurung kelapa sawit memiliki banyak kemiripan. Perbedaannya yaitu pada kadar abu (ash content) yang biasanya mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh tempurung kelapa dan cangkang kelapa sawit. (Sources data: media artikel terkait, data litbang Kementan ,data diolah F. Hero K. Purba).
Cangkang sawit / Palm kernel shell telah menjadi salah satu industri kelapa sawit yang berharga dalam komoditi, penggunaan banyak atau aplikasi telah dikembangkan. Karena nilai kalori tinggi inti sawit shell, komoditas ini telah beenone dari bahan biomassa kunci untuk menggantikan bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik tenaga uap, namun karena studi kajian banyak dilakukan. Cangkang kelapa sawit dimanfaatkan sebagai briket arang. Briket arang merupakan salah satu bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) dan arang kayu bakau. Sayangnya dalam pengelolaan briket dari cangkang kelapa sawit ini masih dilakukan di luar negeri. Tempurung sawit/ cangkang sawit dapat juga dibuat menjadi asap cair yang merupakan hasil sampingan dari industriarang aktif tersebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi jika dibandingkan dengan dibuang ke atmosfir. Asap cair diperoleh dari pengembunan asap hasil penguraian senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam kayu sewaktu proses pirolisis.
Pada saat sekarang ini pembuatan Biomassa  dari cangkang sawit  dapat diolah menjadi bioarang, yang merupakan bahan bakar yang memiliki nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, saat ini sedang digencarkan pemanfaatan sampah sebagai bahan baku dalam teknologi biomassa untuk diolah sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Cangkang sawit /batok kelapa sawit yang dijadikan briket arang yang saat ini pengembangannya mulai dilirik oleh para peneliti. Diharapkan kedepan untuk biomassa dari cangkang sawit ini lebih dibanyak dilakukan kajian dan pengolahan yang lebih baik lagi untuk pengembangan pasar yang lebih baik lagi.

Tuesday, September 25, 2012

Pengolahan Minyak Sereh (Cympogogon nardus) dalam Potensi Pengembangan Pasar




Potensi minyak serah dapur digunakan untuk komposisi bahan pada industri kosmetik seperti parfum, shampoo atau sabun mandi. Selain itu, minyak serai dapur juga dapat digunakan untuk pijat relaksasi dan rematik. Serai hampir selalu tersedia di pasar Asia dan itu mulai muncul di supermarket besar juga. Anda juga dapat menemukan versi, kering bubuk yang berguna untuk menjaga sekitar. Cara lain yang baik untuk menjaga rumput lemon segar di tangan adalah untuk membekukan dan bekerja dengan itu langsung dari freezer. Bagian dari tanaman ini yang bisa dipakai untuk herbal meliputi akar, batang, dan daunnya. Adapun beberapa khasiat serai yang belum banyak diketahui: - Mencegah kanker Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa setiap 100 gram serai mengandung antioksidan yang dapat mencegah kanker. Pada tahun 2006, sebuah tim peneliti dari University Gurion di Israel menemukan senyawa dalam tubuh serai yang bisa mematikan sel kanker tanpa merusak sel sehat. - Obat gangguan pencernaan Teh yang mengandung serai membantu mengatasi gangguan pencernaan, sakit perut, masuk angin, kram usus dan diare. Serai juga membantu mengurangi gas dari usus sekaligus mencegah pembentukan gas lebih lanjut. - Detoksifikasi Serai juga memiliki sifat detoksifikasi tubuh dengan meningkatkan jumlah dan frekuensi buang air kecil. Hal ini bisa membuat organ pencernaan, hati, pankreas, ginjal, dan kandung kemih bersih dan sehat karena zat beracun dan asam urat sudah disingkirkan. - Manfaat pada sistem saraf Minyak esensial yang dibuat menggunakan serai dapat digunakan untuk memperkuat dan meningkatkan fungsi sistem saraf. Karenanya minyak serai yang dioleskan ke permukaan tubuh memberikan efek menghangatkan, melemaskan otot dan meredakan kejang. - Menurunkan tekanan darah Serai efektif dalam mengurangi tekanan darah, merangsang sirkulasi darah dan menghilangkan masalah tekanan darah. Konsumsi segelas jus serai untuk menurunkan hipertensi. - Sebagai analgesik Serai meringankan semua jenis peradangan dan iritabilitas yang berhubungan dengan sakit dan nyeri. Jadi jika Anda mengalami sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi, atau nyeri, teh lemon pasti bisa membantu. - Kulit indah Serai merupakan pilar dalam industri kosmetik. Manfaatnya antara lain mengurangi jerawat dan berfungsi sebagai penyegar. Minyak serai juga bisa dibalurkan ke seluruh tubuh untuk memberi efek menghangatkan. - Kesehatan wanita Konsumsi teh yang diberi serai mungkin akan membantu mengurangi nyeri haid dan rasa mual. Sedikit sinarnya dan memanggil sang angin bertiup sepoi-sepoi membelai.  Berdasarkan penelitian bahwa minyak sereh yang dimulai ketika peneliti di Ben Gurion University of the Negev ditemukan tahun lalu bahwa aroma lemon gras / minyak sereh dalam herbal seperti rumput lemon membunuh sel kanker secara in vitro, sementara meninggalkan sel-sel sehat terluka. Tim peneliti dipimpin oleh Dr Rivka Ofir dan Prof Yakov Weinstein, incumbent Ketua Katz Albert di your-Diferensiasi dan Penyakit ganas, dari Departemen Mikrobiologi dan Imunologi di BGU. Citral adalah komponen kunci yang memberikan aroma dan rasa lemony pada tanaman herbal antara lain lemon grass (Cymbopogon citratus), melissa (Melissa officinalis) dan verbena (Verbena officinalis.) Menurut Ofir, studi ini menemukan bahwa citral menyebabkan membunuh sel kanker. Menggunakan apoptosis, mekanisme yang disebut kematian sel diprogram' Sebuah minuman dengan sesedikit satu gram serai mengandung cukup citral untuk mendorong sel-sel kanker untuk bunuh diri dalam tabung tes. Melihat potensi minyak sereh ini merupakan peluang yang harus dikembangkan dalam pengembangan salah satu minyak atsiri yang sangat potensial.(Sources data Utuy-Semrawut, data artikel media, data diolah F. Hero K. Purba)

Monday, September 24, 2012

Potensi Pengembangan Ekspor Buah-buahan Indonesia Dalam Persaingan Pasar Global



Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) volume ekspor buah Januari-September 2011 mencapai 309,981 ton, naik 68,59% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 183,871 ton. Sementara untuk nilai ekspor juga mengalami peningkatan sebesar 60,43%, dari US$ 183,8 juta pada 2010, menjadi US$ 294,9 juta tahun ini.
Sebelumnya buah tropis Indonesia diekspor ke Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi, sekarang sudah meluas hingga ke China, Australia dan Jepang. Sementara itu jika dibandingkan bahwa dalam data
BPS menunjukan, impor buah-buahan dari China sepanjang Desember 2009 mencapai US$ 42,45 juta atau naik 147,43 persen dibandingkan dengan posisi November 2009 senilai US$ 17,15 juta. Sepanjang tahun lalu, nilai impor buah dari China mencapai US$ 330,99 juta. Ekspor buah andalan Indonesia adalah manggis, salak, mangga, semangka dan Melon.Untuk menghadapi era pasar bebas dengan masuknya buah-buahan impor, Indonesia harus mampu bersaing dengan buah-buahan buahan Impor dengan mengandalkan unggulan buah lokal spesifik. Potensi plasma nutfah buah-buahan Indonesia sangat mendukung untuk pengembangan buah-buahan tropis menjadi komoditas unggulan. Varietas buah-buahan Indonesia tidak kalah dengan varietas buah buahan dari negara lain. Dalam hal ini diperlukannya strategi khusus didalam mempromosikan  exotic fruit buah Indonesia.
Dalam kaitan pemasaran bahwa Indonesia hanya membeli tidak lebih dari 0,6% ekspor buah dunia. Bahkan, negara-negara Asia Tenggara seluruhnya hanya membeli 2% dari ekspor buah dunia. Pengimpor buah terbesar adalah negara-negara Uni Eropa (43%); Amerika Serikat (16%); Federasi Republik Rusia (5%); negara tetangga Uni Eropa (6%); Jepang (4%), dan negara-negara di Afrika, Asia Barat, Timur Tengah, Canada, China, Amerika Latin, dan yang lain (24%).
Perlu diperhatikan bahwa dalam mengatasi masalah produk buah-buahan Indonesia yang menjadi kendala yaitu: mutu standarisasi produk, keamanan pangan, budidaya tanaman yang baik, penangangan pasca panen dan promosi dan pengembangan pasar. Sistem perdagangan bebas menuntut adanya sistem produksi yang efisien dan mutu yang baik. Tentunya dengan dukungan potensi alam dan potensi plasma nutfah buah-buahan Indonesia sangat besar untuk pengembangan buah-buahan tropis Indonesia menjadi komoditas unggulan. Indonesia memiliki buah-buah lain yang potensial dikembangkan, seperti jeruk, pisang, rambutan, mangga, manggis dan nanas yang memiliki keunggulan komparatif untuk dikembangkan dan potensi pasar yang sangat banyak dibutuhkan baik domestik maupun pasar Internasional. (Sources: Berbagai sumber terkait, data Kementan Hortikultura, BPS, Media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)

Friday, September 21, 2012

Strategi Persaingan Pasar Internasional Market Driven dalam Negosiasi Bisnis



Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati pada komoditi ekspor, diharapkan dapat menambah lengkapnya informasi,  wawasan, pengetahuan dan kompetensi bagi sumber daya manusia yang menangani bidang ekspor impor  yang tentunya sangat diperlukan sebagai upaya persiapan  memasuki perdagangan /pasar bebas dan era perekonomian global. Permasaran internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antar negara. Kegiatan ini dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual dan alih teknologi, yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap kegiatan ekonomi lainnya, seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan sebagainya. Menurut ajaran Sun Tzu Negosiasi sangat penting dikuasai dan telah berusia lebih dari 2500 tahun—dan kini diimplementasikan dalam manajemen modern—salah satu unsur penting untuk “menang” adalah dengan mengetahui unsur kelebihan dan kekuatan lawan. Global Negosiasi merupakan suatu hal yang pokok dan terpenting dalam bisnis untuk melalkukan rencana pengembangan dengan mitra bisnis. Jika kita telusuri pengertian Negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara berunding untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak. Dalam negosiasi, kita dituntut untuk memahami medan mitra bisnis kita. Dengan begitu, kita bisa melihat banyak peluang. Ada dua hal penting yang perlu kita kuasai saat negosiasi. Pertama, menguasai materi dan mengenal partner yang akan diajak negosiasi. Kedua, mengendalikan emosi. Negosiasi ada macam-macam jenisnya. Antara lain negosiasi bisnis (jual beli) antara dua pihak yang ingin melakukan kerjasama bisnis seperti contoh diatas. Kemudian lainnya negosiasi pihak manajemen dengan pekerja, negosiasi politik hingga negosiasi sehari-hari.
Negosiasi bisnis berbeda dengan jenis negosiasi lainnya. Dalam suatu negosiasi bisnis, setiap pihak yang terlibat berusaha untuk menemukan suatu win-win solution. Dalam win-win solution, kedua pihak sama-sama mencari solusi yang dapat memuaskan bagi kedua belah pihak.

Negosiasi bisnis dapat melibatkan pula pihak ketiga baik langsung maupun tidak langsung. Hal yang terpenting adalah, dalam negosiasi bisnis kita harus mengetahui pihak mana yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Sehingga kita tidak melakukan langkah yang salah dalam negosiasi. Jangan sampai kita sudah melakukan negosiasi panjang, ternyata pihak lawan bukanlah key person yang berpengaruh dalam isu tersebut. Didalam negosiasi bisnis ini selain berorientasi pada transaksi bisnis, juga memperhatikan orientasi hubungan antara kedua belah pihak. Kedua pihak saling berusaha untuk memahami dan bekerjasama untuk memperoleh solusi yang memuaskan. Tuntutan dalam persaingan global sangat berarti dalam negosiasi bisnis, tentunya dengan concept yang kita gunakan win-win solution akan mengambilkan suatu hasil yang berarti dengan mitra bisnis kita. Dalam era persaingan global, negosiasi bisnis sangat penting dilakukan dengan trik dan cara yang berbeda untuk mengetahui rekan bisnis kita.
Menurut sumber penulis Cepiar bahwa ada beberapa hal penting yang diperhatikan dalam negosiasi dengan mitra bisnis: 1. Pisahkan pokok masalah yang dinegosiasikan dengan lawan. Jangan sampai masalah pribadi menghambat proses negosiasi yang sedang berjalan. Tak heran perusahaan-perusaha an besar biasanya mempunyai tim negosiasi yang terdiri dari beberapa orang dengan keahlian berlapis-lapis. Dengan begitu, tidak akan pernah terjadi konflik pribadi dengan proses negosiasi. 2. Selalu mengacu pada tujuan utama negosiasi. Apa hasil akhir yang kita inginkan dalam negosiasi ini? Bukan masalah menang atau kalah, apalagi sampai menjatuhkan lawan. So, tetap berkepala dingin dan jangan pernah terpancing dengan emosi atau ego mau menang sendiri. 3. Berikan alternatif win-win solution pada lawan. Selalu fleksibel selama negosiasi agar terhindar dari jalan buntu. Persiapkan beberapa solusi alternatif yang diprediksi bisa menciptakan kondisi saling menguntungkan bagi lawan. 4. Selesaikan proses negosiasi dengan cepat dan tidak bertele-tele. Hindari faktor-faktor yang bisa melelahkan lawan seperti proses negosiasi yang terlalu lama, tempat negosiasi yang tidak kondusif, dll. Karena faktor-faktor tersebut cenderung membuat lawan jadi emosional dan berbalik menekan kita. 5. Riset, riset dan riset. Hal terpenting dalam negosiasi sering berkaitan dengan etika dan budaya. Negosiator ulung selalu melakukan riset untuk mengetahui karakter lawannya. Apa latar belakangnya, kebiasaan, hobi, kesukaan, dll. Terbukti bahwa kebanyakan kontrak besar bisnis dimenangkan bukan di meja rapat, tapi di lapangan golf, kapal pesiar atau restoran. Jadi dalam hal ini negosiator selalu dituntut untuk selalu tahu kapan sebaiknya memberi dan kapan harus menerima, juga peka melihat situasi dan suasana kapan untuk menekan lawan bicaranya. Hal hal yang perlu kita perhatikan dalam negosiasi baik dengan mitra lokal maupun International dalam persaingan global. (sources: Berbagai sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)

Wednesday, September 19, 2012

Pemanfaatan tepung Ketela (modified cassava flour) dalam Pemasaran dan Pengembangan Diversifikasi Pangan

Industri modifikasi pengolahan tepung ketela (modified cassava flour/ mocaf) di Tepung MOCAF memiliki karakter yang berbeda dengan tepung ubi kayu biasa dan tapioka, terutama dalam hal derajat viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi dan kemudahan melarut. Kebutuhan tepung secara nasional terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari tahun 1995 sampai dengan 2004, konsumsi terigu nasional untuk berbagai industri terus mengalami pertumbuhan, kecuali pada tahun 1998 yang pertumbuhannya negatif, karena krisis ekonomi. Selama kurun tersebut pertumbuhan rata-rata sebesar 5.84% per tahun, dan bahkan mencapai sekitar 7.00% pada lima tahun terakhir. Dengan pertumbuhan tersebut, konsumsi tepung terigu nasional mencapai lebih 1,7 juta ton per tahun pada tahun 2004.

Data dari Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) justru menunjukkan angka yang jauh lebih besar. Menurut Aptindo, kebutuhan konsumsi terigu nasional pada tahun 2004 mencapai 3.334.108 ton, dengan tingkat pertumbuhan mencapai 6 %. Dengan angka pertumbuhan ini, maka pada tahun 2007 kebutuhan tepung terigu akan meningkat sampai 3.700.000 ton. Dari konsumsi ini, 65 persen adalah pasar Usaha Kecil dan Menengah, dengan penggunaan terbesar untuk produk mie (instant dan wet). Untuk bbeberapa daerah sebagian kecil penduduk mengkonsumsi pangan pokok non beras seperti jagung atau komoditi lainnya ( singkong ). Kecenderungan saat ini adalah masih banyak masyarakat beralih ke bahan pangan beras bahkan terigu yang bukan komuditi pangan local tetapi merupakan bahan pangan impor, sehingga persoalan kecukupan pangan dan ketahanan pangan sangat rendah. (Berbagai sumber media terkait, artiekl dan data diolah F. Hero K. Purba).

Berdasarkan Permentan No. 43 Tahun 2009. Artinya pengembangan sumberdaya genetik pertanian utamanya pangan non beras perlu mendapat perhatian secara lebih proporsional. Sekarang cenderung tertarik pada produk pangan yang praktis dalam penyajiannya, dan terkesan lebih modern, seperti produk mie, roti, makanan ringan, baby foods dan sebagainya. Perubahan pola konsumsi makanan (food habit) ini menyebabkan kebutuhan akan bahan pangan berbasis tepung-tepungan meningkat pesat, salah satunya yang paling besar konsumsinya adalah tepung terigu. Akhir-akhir ini mulai diperkenalkan mocaf (modified cassava flour), produk tepung yang merupakan olahan dari singkong yang diunggulkan dapat sebagai pengganti tepung terigu yang keberadaannya semakin mahal. Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mendorong industrialisasi mocaf antara lain berupa pemberikan stimulus pengembangan tepung-tepungan pada usaha kecil bidang pangan; sosialisasi, advokasi dan pembinaan peningkatan pemanfaatan pangan local. Diharapkan promosi tepung mocaf dari singkong ini dapat lebih di promosikan tidak hanya sekedar dan jika kompetisi persaingan dengan jenis produk-produk olahan tepung-tepungan ini dapat berdaya saing menurut selera pada konsumen.

Tuesday, September 18, 2012

Potensi Pengolahan Sagu di Indonesia dalam Peluang Pemasaran

Aneka ragam pangan hayati yang perlu kita perhatikan di Indonesia adalah pemanfaatan Sagu (Metroxylon sp.) untuk potensi usaha lokal di masyarakat. Berdasarkan data bahwa luas hutan sagu di Indonesia mencapai 1.250.000 ha dan budidaya sagu sekitar 148.000 ha. Di wilayah Papua sendiri, terdapat areal sagu sekitar 1.200.000 ha. Dalam skala dunia, Indonesia memiliki areal sagu alam sebesar 96%, dan Papua menyumbang 53% dari total luas lahan sagu dunia yang mencapai 2.250,000 ha. Potensi sagu di Indonesia dari sisi luasnya sangat besar. Sekitar 60% areal sagu dunia ada di Indonesia. Data yang ada menunjukkan bahwa areal sagu Indonesia menurut Prof. Flach mencapai 1,2 juta ha dengan produksi berkisar 8,4-13,6 juta ton per tahun. Tetapi data luas areal sagu ini, perlu diteliti lagi ketepatannya melalui metode dan teknik yang lebih akurat dan mutakhir, karena berbagai sumber informasi lainnya, khususnya provinsi Papua dan Papua Barat yang mencakup 90% sagu di Indonesia, sangat besar perbedaannya yaitu dari 600.000-5 juta ha. Data sagu perlu diperbaiki, apalagi data yang dipakai selama ini, selain sudah puluhan tahun, dan ternyata sebagian besar merupakan data perkiraan. Sagu tumbuh di daerah rawa yang berair tawar atau daerah rawa yang bergambut dan di daerah sepanjang aliran sungai, sekitar sumber air, atau di hutan rawa yang kadar garamnya tidak terlalu tinggi dan tanah mineral di rawa-rawa air tawar dengan kandungan tanah liat lebih dari 70% dan bahan organik 30%. Pertumbuhan sagu yang paling baik adalah pada tanah liat kuning coklat atau hitam dengan kadar bahan organik tinggi.

Area tumbuh seperti gambaran di atas, sagu mampu menghasilkan produk terbaiknya bagi kebutuhan manusia. Padahal, risiko tanaman sagu di area tumbuh seperti itu juga cukup rentan terhadap serangan hama dan ragam penyebab kerusakan lahannya. Pada sagu usia muda (3-4 tahun) biasanya mulai dilakukan penyiangan gulma, sebab gulma dapat menyebabkan kebakaran lahan kebun sagu. Dari gulma, juga dapat menjelma menjadi hama perusak pohon sagu. Dalam masa-masa pertumbuhan, sagu mengalami gangguan mulai dari akar hingga dedaunannya. Akar sagu akan mati jika pengairan dan tanah di rawah tidak menunjang untuk pernapasan akar, akibatnya pohon sagu pun bisa mati yang mengakibatkan gagal panen. Batang dan daun sagu juga sering terserang hama, ciri dari serangan hama ini adalah, serangan sekunder setelah kumbang oryctes biasanya meletakkan telur di luka bekas oryctes. Apabila serangan terjadi pada titik tumbuh, dapat menyebabkan kematian pohon. Adapun beberapa pemanfaatan sagu secara tradisional yang sering dilakukan yakni: pertama, batang sagu dapat digunakan sebagai saluran air untuk irigasi persawahan atau ladang, batang sagu dapat dibelah lebih tipis untuk dijadikan papan alas saung di perkembunan, dan menjadikan batang sagu sebagai pagar area perkebunan. Kedua, pati sagu dalam batang dapat dikelola menjadi makanan tradisional sagu, tepung sagu, dan aneka makanan seperti mie dan beragam jenis kue. (Berbagai sumber media terkait, litbang Deptan, data diolah F Hero K. Purba). Sagu sangat potensial dalam pengembangannya karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta dimanfaatkan secara optimal dalam menerobos pangsa pasar lokal dan Internasional.

Monday, September 17, 2012

Desain Packing / Kemasan Produk Pertanian Olahan dalam Upaya Pengembangan Pangsa Pasar Lokal dan Pasar Internasional

Pemanfaatan peluang pasar produk pertanian olahan dalam kemasan, diperlukan suatu keahlian baik keahlian teknis pelaksanaan maupun keahlian dalam memahami prosedur dan tata cara ekspor impor. Hal ini diperlukan terutama dalam implementasi pada perdagangan internasional yang tentunya masih disesuaikan dengan ketentuan negara yang dituju, keinginan pembeli dan lain sebagainya. Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kondisi bahan baku yang akan digunakan dan proses pengolahan yang dilakukan. Produk pertanian olahan yang dikemas yang dihasilkan dan ditawarkan produsen tidak mempunyai keunggulan spesifik maka akan kalah bersaing dengan produsen lain yang mempunyai keunggulan.

Packing / Kemasan produk Pertanian yang menarik merupakan kombinasi antara berbagai atribut elemen desain kemasan yang terdiri atas anatomi desain kemasan, sistem grafis, warna khas, ilustrasi, tipografi dan aspek legal yang saling bersinergi untuk menarik perhatian konsumen melalui kemasan. Terkait dengan hal ini, tidak semua produsen suatu produk dapat menciptakan desain kemasan yang menarik bagi konsumen, contohnya produsen pada skala mikro yang memproduksi produk dalam skala kecil. Minimnya kreatifitas dalam merancang desain kemasan produk yang merupakan salah satu bagian dari desain komunikasi visual, menjadi salah satu penyebabnya.

Packing atau Pengemasan sangat memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu bahan hasil pertanian. Adapun bahan kemasan dari bahan logam, maupun bahan lain seperti bermacam-macam plastik, gelas, kertas dan karton seyogyanya mempunyai fungsi utama, yaitu: Sebagai pelindung terhadap kotoran dan kontaminasi, Mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis khususnya selama proses penempatan bahan ke dalam wadah kemasan. Sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, perubahan kadar air dan penyinaran (cahaya). Mempunyai kemudahan dalam membuka atau menutup dan juga memudahkan dalam tahap-tahap penanganan, pengangkutan dan distribusi,Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak, Menampakkan identifikasi, informasi dan penampilan yang jelas agar dapat membantu dalam promosi dan penjualan produk Pertanian olahan yang sudah dikemas. Kemasan bentuk muncul dengan pesat seperti polietilen, poli-propilen, poliester nilon dan film vinil. Sebagai bahan pengemas, plastik dapat digunakan dalam bentuk tunggal, komposit atau berupa lapisan-lapisan (multi lapis) dengan bahan lain (kertas, alumunium foil). Kombinasi tersebut dinamakan laminasi, yang diproses baik dengan cara laminasi ekstrusi maupun laminasi adhesif. Dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam plastik dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman pangan olahan produk Pertanian bisa berdaya saing dan memiliki ciri khas untuk produk-produk olahan Indonesia tersebut yang berorientasi ekspor. Sebagaimana yang kita ketahui Malaysia memiliki produk kentang kemasan seperti Piatos potato chips dengan kemasan yang menarik dan berbagai cita rasa, Begitu juga dengan Thailand yang mengemas kripik manggis dalam kaleng. Sebenarnya kita sudah banyak memiliki produk pertanian olahan seperti kripik pisang Lampung, kripik salak Yogya dan sebagainya yang mungkin kurang promosinya. Indonesia tidak pernah kalah dengan negara lain dalam produk pertanian olahannya karena Indonesia memiliki berbagai macam aneka cita rasa nusantara yang memiliki daya saing untuk pasar internasional. (Berbagai sumber terkait, media artikel, data diolah F. Hero K. Purba).

Friday, September 14, 2012

Potensi Budidaya Kelinci dan olahannya dalam Prospek Pengembangan Usaha

Setiap negara hampir di dunia ini memiliki ternak kelinci (Leporidae) karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya. Potensi budidaya Kelinci tidak hanya bisa menjadi alternatif pengganti daging sapi saja, ternyata kelinci memiliki banyak nilai tambah dan ekonomi yang bernilai tinggi. Indonesia banyak terdapat kelinci lokal, yakni jenis Kelinci jawa (Lepus negricollis) dan Kelinci Sumatera (Nesolagus netseherischlgel). Kelinci jawa, diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang hitam. Untuk berat Kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg.

Produk lain dari ternak kelinci adalah daging , dan produk olahannya yang banyak diminati adalah sosis, bakso, nugget, burger dan abon. Pasar utama daging kelinci adalah Italia, Perancis dan Spanyol, dengan pemasok utama adalah Cina, dan pada tahun 1992 pasar Eropa mengalami devisit daging kelinci sebesar 12.000 ton (Raharjo, 2003). Dari uraian tersebut maka perlu dilihat analisis usaha peternakan kelinci apakah menguntungkan dan dapat diandalkan untuk menambah pendapatan masyarakatdan lebih jauh lagi dapat menjadi produk ekspor non migas teritama dari fur yang dihasilkan. Untuk permintaan dari restoran, hotel dan pabrik pengolahan daging sebetulnya banyak, namun sampai kini belum ada peternak yang sanggup memasok secara kontinu. (Sources data: Litbang Deptan,Wikipedia, artikel Media, majalah, data diolah F. Hero K. Purba)

Negara negara produsen daging kelinci terbesar untuk daging kelinci seperti Rusia, Prancis, Italia, China dan Negara-negara di Eropa Timur, disamping itu ada pula beberapa negara yang memproduksi daging kelinci dalam jumlah kecil yang hanya ditujukan untuk konsumsi sendiri seperti beberapa negara Afrika dan Amerika Latin, Philipina, Malaysia, Mesir dan beberapa negara berkembang (Raharjo, 1994), sedangkan di Indonesia sampai saat ini sulit untuk memperoleh data produksi dan konsumsi daging kelinci, namun menurut Lebas dan Collen (1994), bahwa konsumsi daging kelinci di Indonesia baru mencapai 0,27 kg/kapita/tahun. Daging kelinci dapat dijadikan peluang yang baik untuk mewujudkan standar norma gizi protein hewani yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia, karena sampai tahun 2002 sektor peternakan baru mencapai 4,82 gram/kapita/hari Berdasarkan data bahwa Pemasaran produk kelinci di Jawa barat dan Jawa Timur terdiri dari 3 pasar yaitu daging kelinci, hewan kesayangan dan pembibitan. Persentase yang lebih besar ada di hewan kesayangan dengan penjualan per minggu ± 1000 ekor usia 1,5−2 bulan, untuk pemasaran daging permintaan pasarnya sangat tinggi namun daging yang dapat dipasok per minggunya ± 6 kuintal sedangkan pemasaran bibit per 3 bulan ± 200−400 ekor berbagai jenis. Untuk itu mengembangkan budidaya usaha kelinci dengan sistem pembinaan kepada peternak serta potensi promosi lokal dan luar negeri.

Thursday, September 13, 2012

Agrobisnis Usaha Peternakan Kambing dalam Peluang Usaha dan Manfaatnya

Berdasarkan data tahun 2011 jumlah kambing (Capra aegagrus hircus) nasional sebanyak 17,4 juta ekor dan di Jawa Timur sebanyak 2,8 juta ekor. Selain tidak membutuhkan kandang yang cukup luas per ekornya, faktor jumlah anak perkelahiran dan budidaya ternak yang mudah juga berpengaruh. Peranan komoditas kambing sampai saat ini belum banyak berarti, baik sebagai sumber daging maupun sumber air susu. Hal ini terjadi karena usaha peternakan kambing masih sederhana dengan jumlah pemilikan sedikit dan masih merupakan usaha sampingan dan sebagai tabungan. Peluang usaha kambing ini sebenarnya sangat potensial dengan melihat beberapa jenis kambing di Indonesia antara lain Kambing peranakan ettawa (PE), Kambing gembrong, Kambing anglo nubian, Kambing Jawa, Kambing boer , Kambing Marica, dan lainnya. (Sources: artikel media dan majalah peternakan, data diolah F. Hero K. Purba).

Usaha peternakan kambing sangat dipengaruhi oleh kemampuan ternaknya berproduksi dan harga input produksi serta output yang dihasilkan. Keadaan tersebut erat kaitannya dengan kemampuan peternak dalam mengelola usahanya dan tingkat keuntungan maksimum yang dicapainya. Peternak dengan jumlah ternak pemilikan yang banyak, mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Jumlah pemilikan ternak yang lebih banyak umumnya akan lebih efisien dalam hal tenaga kerja dan biaya produksi. Adapun beberapa keuntungan dalam memelihara ternak kambing adalah sebagai berikut (Sudono, 2002): 1. Kebutuhan lahan untuk memelihara ternak kambing tidak terlalu luas. 2. Kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai lingkungan, sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah bahkan di daerah kering dengan sumber makanan kasar sekalipun. 3 Kambing memiliki perkembangbiakan yang cepat. Umur 1,5 tahun sudah mulai beranak dan dalam dua tahun dapat beranak tiga kali. Setiap kali beranak dapat melahirkan dua ekor. Selain daging dan susu, kambing dapat diambil kulitnya untuk kebutuhan industri. 4. Limbah kotoran kambing dapat digunakan sebagai pupuk pertanian. 5. Kambing merupakan sumber uang tunai yang sewaktu-waktu lebih mudah dijual. 6. Susu kambing mengandung kadar protein dan lemak yang lebih tinggi daripada susu sapi. 7. Investasi yang dibutuhkan untuk memelihara ternak kambing lebih kecil daripada ternak besar seperti sapi perah. Beberapa jenis bangsa domba dan kambing tersebut terdapat telah berkembangbiak dengan baik pada berbagai kondisi dan wilayah di Indonesia. Komoditas domba dan kambing terdistribusi di berbagai pulau atau Provinsi di seluruh wilayah Indonesia atau minimum menyebar di 11 provinsi di seluruh Indonesia. Luasnya penyebaran populasi komoditas domba dan kambing tersebut membuktikan bahwa berbagai wilayah di tanah air memiliki tingkat kecocokan yang baik untuk pengembangan, baik kecocokan dari segi vegetasi, topografi, klimat, atau bahkan dari sisi sosial-budaya daerah setempat.

Masa Depan Garam Nasional dan Pemanfaatannya dalam peningkatan dan Efisiensi Lokal dari Ketergantungan Impor

Apakah rasa garam di Indonesia, mengapa mesti impor, tetapi ternyata masih layak untuk pengembangannya? Pastinya membuat Indonesia menjadi salah satu surga garam. Indonesia yang lautannya luas dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km atau terpanjang keempat di dunia, terpaksa harus terus menerus mengimpor garam setiap tahun.Indonesia pada saat ini baru memproduksi garam untuk kebutuhan konsumsi 1,5 juta ton per tahun. Dengan situasi Indonesia yang memiliki wilayah laut yang luas dengan potensi produksi garam yang tinggi, namun Indonesia masih tergantung impor garam untuk kebutuhan industri. Melimpahnya produksi garam ini tentu saja cukup menggembirakan para petani, meski melimpahnya produksi tidak diimbangi dengan stabilnya harga garam. Harga garam saat ini merosot dari harga sebelumnya sebesar Rp 400 per kilogramnya menjadi Rp 250 per kilogram. Diperkirakan produksi garam pada 2012 hanya 800.000 ton dari total kebutuhan yang diprediksi lebih dari 3 juta ton, sekitar 1,4 juta ton di antaranya merupakan ga ram konsumsi.

Berdasarkan data bahwa total produksi garam dunia sekitar 240 juta ton per tahun, Indonesia hanya mampu menghasilkan 1,2 juta ton. Produsen terbesar garam di dunia dipegang China dengan produksi 48 juta ton per tahun, diikuti India (16 juta ton), Australia (12 juta ton), Thailand (3 juta Ton) dan Jepang (1,4 juta ton). Menurut analisa bahwa kurangnya strategi pemanfaatan produksi garam, serta lamanya waktu pengeringan garam, membuat petani garam tergesa-gesa memanen garam yang mereka jemur. Sehingga mutu garam jadi menurun. Panen dini ini dilakukan sebab selisih harga garam dengan kualitas baik dan buruk tidak terlalu tinggi. Untuk tahun 2012 ini menurut data Aliansi Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (A2PGRI) memperkirakan produksi garam nasional tahun ini bakal menembus angka 1,4 juta ton, naik sekitar 27 persen dibanding produksi tahun lalu yang hanya 1,1 juta ton. (sources: media terkait, data artikel, data diolah F. Hero K. Purba).

Dengan potensi kekayaan alam yang begitu besar, melainkan teknis pemanfaatannya di mana mayoritas pembuatan garam di Indonesia harus diakui masih menggunakan cara tradisional, yaitu proses evaporasi atau penguapan air laut di dalam kolam penampungan. Produksi secara massal sangat terhambat akibat ketergantungan terhadap iklim sangat tinggi. Metode semacam ini hanya menghasilkan garam untuk dapur dan meja makan, bukan untuk keperluan industri. Hal ini harus dimanfaatkan secara maksimal sebagai jalan menuju swasembada garam nasional dengan berbagai macam teknologi sehingga masa depan garam tidak menjadi asin bagi kehidupan petani garam.

Wednesday, September 12, 2012

Potensi Pengembangan Budidaya Alpukat dan Olahannya Pangsa Pasar Lokal dan Ekspor

Indonesia juga mempunyai topografi yang bergunung-gunung dan yang membuat Indonesia mempunyai iklim tropis. Salah satu buah yang potensial juga seperti buah alpukat (Persea americana). Pohon alpukat sudah jarang kita temui di halaman rumah orang kota. apa mungkin karena halaman perumahan yang sempit sehingga tidak bisa ditanami atau memang karena cuaca kota yang cenderung panas ?. Kita sering menjumpai tanaman ini saat kita berjalan-jalan ke desa. Bahkan dalam satu halaman bisa ada dua pohon alpukat. Rasa buahnya alpukat dikenal ada dua yaitu alpukat mentega dan alpukat susu. Ciri-ciri alpukat mentega adalah daging buahnya tebal, warnanya kuning berlemak tanpa serat dan rasanya manis. Tanaman alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon dengan nama alpuket (Jawa Barat), alpokat (Jawa Timur/Jawa Tengah), boah pokat, jamboo pokat (Batak), advokat, jamboo mentega, jamboo pooan, pookat (Lampung) dan lain-lain. Tanaman alpukat berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18.Buah Alpukat merupakan tumbuhan yang berasal dari bagian tropis benua Amerika, tetapi telah menyebar ke seluruh bagian tropis dan sub-tropis bumi dalam abad ke 19. Di antara buah-buahan, rasa alpukat unik. Rasanya bukan manis atau pun masam, tetapi rasanya seperti kacang-kacangan. Rasa ini berasal dari daging buah yang konsistensinya menyerupai mentega. Buah alpukat dimakan segar, karena daging buahnya akan pahit rasanya bila dimasak, disebabkan oleh tanin yang terdapat dalam daging buah. Daging buah alpukat dapat dimakan dengan diulasi air jeruk nipis, air jeruk, atau cuka. Buah alpukat dapat dibelah, kemudian bagian cekung dari daging buah diisi dengan daging udang atau daging kepiting. (Sources: Litbang Deptan, artikel media, data diolah F. Hero K. Purba)

Adapun beberapa manfaatnya: Mengatasi batu ginjal: Minum air seduhan tujuh helai daun alpukat dengan ½ gelas air panas setiap pagi dan sore. Untuk sakit punggung: Rebus 5 helai daun alpukat dan 500 cc air hangat tinggal 250 cc. Embunkan semalaman dan minum keesokan harinya. Lakukan seminggu berturut-turut. Untuk Sariawan: Aduk sebuah alpukat matang dengan dua sendok madu dan makan tiga kali sehari. Menghaluskan kulit: Haluskan buah alpukat dan setelah itu balurkan merata selama 30 menit pada wajah dan tangan yang sudah dibersihkan dengan air hangat.

Berdasarkan data bahwa California, Amerika menghasilkan £ 265.000.000 (12.045 MT) pada tahun 1976, £ 486.000.000 (22.090 MT) pada tahun 1981. The Florida alpukat potensial diperkirakan 150 juta lbs (6.818 MT). Kedua negara mengalami fluktuasi karena dampak membeku periodik, kekeringan, angin kencang atau faktor musiman lainnya. Saat ini, Meksiko, dengan 150.000 hektar (62.500 ha) adalah produsen-267 terkemuka, 786 ton (243.000 MT), Republik Dominika adalah kedua-144, 362 ton (131.000 MT), Amerika Serikat (California dan Florida gabungan) dengan 52.000 hektar (21.666 ha) , ketiga-131, 138 ton (119.000 MT), Brasil adalah keempat-128, 934 ton (117.000 MT). Israel, dengan 16.000 hektar (6.666 ha), kelima, keenam dan Afrika Selatan. Setengah dari penanaman California berada di San Diego County dekat dengan Meksiko. Meksiko, Chili, dan Amerika Serikat sebagai peringkat tiga produsen top dunia dari catatan. Meksiko adalah mudah produsen terbesar, memasok lebih dari sepertiga dari total produksi dunia dan lebih dari 40 persen dari ekspor dunia. Amerika Serikat produksi (Nov-Okt) MY 2005-2006 diperkirakan mencapai 247.000 ton atau naik 34 persen dari tahun sebelumnya. Chile dengan kurang dari seperlima dari ekspor produksi Meksiko hampir 70 persen dari produksinya sebagian besar ke Amerika Serikat. Indonesia adalah produsen utama, bagaimanapun, tidak ada pelaporan FAS untuk pasar tersebut karena impor dan ekspor jumlah yang sangat kecil, dan mengkonsumsi hampir semua produksi internal. Amerika Serikat pemasok utama alpukat adalah Chile, Meksiko, dan Republik Dominika.

Di dunia perdagangan untuk buah alpukat berpusat pada dua pasar yang kuat baik yang kuat importir, Uni Eropa (150.00-160.000 ton per tahun termasuk pengiriman dari Spanyol) dan Amerika Serikat (sekitar140.000t). Kuantitas yang diambil oleh konsumen utama lainnya daerah yang jauh lebih kecil. Itu Caribbean-Kolombia zona, ketiga importir terbesar, total hanya 40.000 t.Hal ini diikuti oleh Jepang dan Kanadadengan 30.000t dan 15.000t masing-masing.Yang lain pasar di seluruhdunia (Asia, Timur Tengah danEropa Timur) memakan waktu kurang dari 2000t Analisis awal memberikan yang lebih baik pemahaman yang tidak terelakkan efek bahwa perubahan dalam salah satu cara dari dua fungsi pusat terkemuka pada perdagangan dunia.