Thursday, March 27, 2014

Membangun Agribisnis Pertanian Yang Pro Rakyat dan Tantangan Persaingan Global



Untuk membangun masyarakat lapisan bawah, sangat tegas memegang komitmen itu karena terjadi kesenjangan sosial yang sangat lebar di tengah-tengah keberadaaan masyarakat. Masyarakat menengah atas tumbuh dengan baik, sementara masyarakat bawah kehidupannya tetap seperti itu terutama dikalangan bawah.  Untuk itu mendorong peran pemerintah yang lebih besar kepada masyarakat bawah yang antara lain banyak bekerja sebagai petani, buruh, nelayan, dan menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut AT Mosher terdapat lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Kalau satu saja syarat-syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah pembangunan pertanian, pertanian dapat berjalan terus tetapi sifatnya statis. Pembangunan pertanian meningkatkan produksi hasil pertanian. Untuk hasil-hasil itu perlu ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu memproduksikannya.Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian (A.T Mosher, 1965;77) adalah : Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani, Teknologi yang senantiasa berkembang, Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal, danya perangsang produksi bagi petani,  Tersedianya perangkutan yang lancar dan kontinyu.

Otoritas sebagai pemimpin agar bisa membuat kebijakan-kebijakan tepat dan cepat didalam membangun pertanian. Peran pemerintah sebagai regulator dibutuhkan untuk mengatur keseimbangan antara kepentingan petani, masyarakat dan pengusaha. Sebagai regulator tentunya harus memperhatikan keberadaan petani lokal agar tidak digempur produk hortikultura impor. Globalisasi ekonomi terutama bidang agribsinis dan tantangan ekonomi dalam suppy dan demand merupakan suatu proses yang menyebabkan semakin terintegrasinya berbagai aspek perekonomian suatu negara dengan perekonomian dunia. Misalnya, pembentukan harga komoditas di setiap negara semakin terintegrasi dengan dinamika pasar dunia dan preferensi konsumen di seluruh negara dalam aspek tertentu semakin mengarah kepada preferensi yang bersifat universal akibat globalisasi informasi. danya prinsip asal rakyat makan sehingga ditempuh cara instant yaitu impor pangan, pengembangan produksi dalam negeri diabaikan. Jangan adanya pandangan bahwa tanah, air, keanekaragaman hayati, dan tenaga merupakan komoditi, sehinga penting atau tidaknya tergantung harga. Lebih baik semua itu untuk kebun dan tambang yang harga jual dipasar internasional lebih mahal dari harga jual produk pertanian. Memasuki perdagangan bebas mau tidak mau harus meningkatkan daya saing. Kita lebih senang harus memproduksi pangan yang berkualitas. (Sources: Berbagai sumber media terkait, data media, data diolah F. Hero K. Purba). 

No comments: