Jambu mete merupakan salah satu komoditas
perkebunan penghasil devisa negara perlu terus didorong peningkatannya baik
dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Potensi areal perkebunan untuk NTB
adalah 665.113 hektar dari jumlah tersebut yang dimanfaatkan baru 175.863
hektar atau sebesar 26,4%. Provinsi Nusa Tenggara Barat bisa menghasilkan
komoditi Jambu Mete 4.000 ton per tahunnya. Populasinya menyebar di Kabupaten Lombok
Barat, Dompu, Bima dan Sumbawa. Jambu mete mempunyai banyak manfaat mulai dari
akar, batang, daun, dan buahnya. Biji mete diolah menjadi kacang mete. Buah
semu mete dapat digunakan sebagai bahan makanan sayur atau minuman. Kulit kayu
jambu mete mengandung cairan berwarna coklat dapat digunakan untuk bahan tinta,
bahan pencelup, atau bahan pewarna. Kulit batang pohon jambu mete juga
berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan. Batang pohon mete
menghasilkan gum atau blendok untuk bahan perekat buku yang kuat dan berfungsi
sebagai anti ngengat. Akar jambu mete berkhasiat sebagai pencuci perut. Limbah
kulit biji mete juga dapat diolah menjadi minyak CNSL (cashew nut shell liquid)
mempunyai nilai ekonomi tinggi, dapat digunakan sebagai bahan industri secara
luas seperti minyak rem, industri cat, pernis dan lain – lain.
Jenis produk mete yang diperdagangkan ekspor-impor
adalah: a) Kacang mete dengan kulit/gelondong mete (HS 0801 31 00) dan b)
Kacang mete tanpa kulit (HS 0801 32 00). Berdasarkan data FAO dalam kurun 5 tahun (2004 – 2009) terjadi
kenaikan nilai total ekspor – impor biji kacang mete sebesar 65% (impor) dan
57% (ekspor). Kenaikan angka ini cukup besar yang mencerminkan kenaikan
permintaan kacang mete dunia. Pada tahun 2010 Indonesia menduduki peringkat
ke-5 penghasil biji kacang mete terbesar di dunia. Kebutuhan impor kacang mete
disuplai oleh negara-negara pengekspor seperti Brasil, India, Vietnam,
Honduras, Indonsia, Sri Lanka, dan lainnya. Khusus jambu mete asal Provinsi
Nusa Tenggara Barat, potensi areal yang cocok untuk tanaman jambu mete mencapai
160.633 hektare, 74.000 hektare di antaranya dimanfaatkan dengan produksi lebih
dari 13.000 ton per tahun. Kacang mete merupakan komoditi perdagangan ekspor
yang sangat potensial dan menarik dalam usaha agribisnis. Jerman mengimpor
kacang mete dari berbagai negara penghasil kacang mete di dunia, termasuk dari
Indonesia. (Sumber: Media terkait, BPS,data diolah F. Hero K. Purba).
No comments:
Post a Comment