Monday, March 24, 2014

Pengembangan Mete dalam Usaha Agribisnis di Provinsi NTB



Jambu mete merupakan salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa negara perlu terus didorong peningkatannya baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Potensi areal perkebunan untuk NTB adalah 665.113 hektar dari jumlah tersebut yang dimanfaatkan baru 175.863 hektar atau sebesar 26,4%. Provinsi Nusa Tenggara Barat bisa menghasilkan komoditi Jambu Mete 4.000 ton per tahunnya. Populasinya menyebar di Kabupaten Lombok Barat, Dompu, Bima dan Sumbawa. Jambu mete mempunyai banyak manfaat mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Biji mete diolah menjadi kacang mete. Buah semu mete dapat digunakan sebagai bahan makanan sayur atau minuman. Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat dapat digunakan untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan. Batang pohon mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan perekat buku yang kuat dan berfungsi sebagai anti ngengat. Akar jambu mete berkhasiat sebagai pencuci perut. Limbah kulit biji mete juga dapat diolah menjadi minyak CNSL (cashew nut shell liquid) mempunyai nilai ekonomi tinggi, dapat digunakan sebagai bahan industri secara luas seperti minyak rem, industri cat, pernis dan lain – lain.
Jenis produk mete yang diperdagangkan ekspor-impor adalah: a) Kacang mete dengan kulit/gelondong mete (HS 0801 31 00) dan b) Kacang mete tanpa kulit (HS 0801 32 00). Berdasarkan data  FAO dalam kurun 5 tahun (2004 – 2009) terjadi kenaikan nilai total ekspor – impor biji kacang mete sebesar 65% (impor) dan 57% (ekspor). Kenaikan angka ini cukup besar yang mencerminkan kenaikan permintaan kacang mete dunia. Pada tahun 2010 Indonesia menduduki peringkat ke-5 penghasil biji kacang mete terbesar di dunia. Kebutuhan impor kacang mete disuplai oleh negara-negara pengekspor seperti Brasil, India, Vietnam, Honduras, Indonsia, Sri Lanka, dan lainnya. Khusus jambu mete asal Provinsi Nusa Tenggara Barat, potensi areal yang cocok untuk tanaman jambu mete mencapai 160.633 hektare, 74.000 hektare di antaranya dimanfaatkan dengan produksi lebih dari 13.000 ton per tahun. Kacang mete merupakan komoditi perdagangan ekspor yang sangat potensial dan menarik dalam usaha agribisnis. Jerman mengimpor kacang mete dari berbagai negara penghasil kacang mete di dunia, termasuk dari Indonesia. (Sumber: Media terkait, BPS,data diolah F. Hero K. Purba).

No comments: