Adapun tujuan dari pameran ini adalah untuk merefleksikan kondisi saat ini kompleks pertanian Rusia, untuk menunjukkan produk dan perkembangan dirancang untuk modernisasi teknis dan teknologi dari cabang pertanian, serta inovatif, hemat energi dan teknologi hemat sumber daya yang diperlukan untuk keamanan pasokan pangan Rusia.
Golden Autumn merupakan platform yang sempurna untuk memulai bisnis dan memperluas target pelaku usaha agribisnis di pasar. Tahun lalu Golden Autumn menarik lebih dari 2.000 perusahaan dan organisasi dari 54 daerah dari Rusia dan 29 negara. Lebih dari 80.000 pengunjung menghadiri acara selama empat hari, yang sebagian besar terlibat dalam pertanian dan produksi ternak, pengolahan makanan, agribisnis, penelitian dan pembiayaan usaha.produsen Pertanian dapat mencari nasihat profesional, belajar lebih banyak tentang pertanian prioritas pembangunan pemerintah, dan program dukungan negara seperti: kredit untuk perusahaan besar dan kecil, leasing, asuransi pertanian, dan peraturan negara harga pembelian untuk produk pertanian. Ekspor utama Indonesia adalah produk-produk pertanian yang pada 2006 berjumlah US$ 272,5 Juta dan cenderung meningkat. Sebaliknya impor Indonesia dari Rusia pada 2002 nilainya US$151,3 Juta. Pada 2003 impor Indonesia menurun menjadi US$ 99,8 Juta, kemudian meningkat pada 2004, Impor Rusia dari Indonesia pada Mei 2004 nilainya US$ 16,6 Juta dan pada bulan April nilainya US $ 15,9 juta. Dibandingkan nilai impor bulan Mei 2004 dengan nilai impor bulan April 2004, maka nilai impor Rusia dari Indonesia naik sebesar US $ 0,7 juta juta atau 4,4 %. dan 2005, yakni US$223,4 juta dan US$ 431, 5 Juta, pada 2006 menjadi US$ 416 Juta. Beberapa komoditi Indonesia yang diimpor Rusia tahun 2004 dengan nilai diatas US $ 0,5 juta dan pangsanya terhadap pasar Rusia:
· HS.15 Minyak nabati US$ 5,036 Juta, pangsa 13,5%.
· HS 09 Kopi, teh dan Rempah-rempah US$ 1,677juta, pangsa 7,6 %.
· HS. 18 kakao dan olahannya US$ 0,514 juta, pangsa 1,9 %.
Peluang pasar Rusia memberikan peluang yang cukup besar bagi produk Indonesia, baik dalam rangka meningkatkan pangsa pasar yang ada maupun dalam rangka mengembangkan ekspor ke negara tujuan pasar non-tradisional lainnya. Besarnya peluang tersebut secara indikatif ditunjukan oleh : Perekonomian Rusia semakin baik dan cenderung semakin berkembang. Jumlah penduduk yang cukup besar dan 36% adalah kelas menengah dengan pendapatan yang bisa dibelanjakan perkapita sekitar US$ 1.368. Produk Indonesia yang berpeluang masuk kepasar Rusia antara lain : mesin dan alat listrik, minyak sawit, teh, kopi, kakao, tembakau, alas kaki, pakaian dan barang dari kayu. Adanya kebijakan untuk lebih meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara. Semakin banyak pengusaha Rusia yang berkunjung ke Indoneisa terutama dalam mengikuti pameran dagang yang diselenggarakan di Indonesia. Adanya privilege bea masuk. Ekspor terbesar Indonesia ke Rusia di antaranya minyak sawit mentah / CPO, teh, margarin, dan tembakau, Rusia merupakan juga pasar potensial bagi Indonesia. Pada tahun 2005, dari data yang dikumpulkan oleh BPS Indonesia mencatat surplus US$ 126 Juta dari volume perdagangan yang jumlahnya mencapai US$ 574 juta. Beberapa komoditi seperti teh, tekstil, dan CPO ternyata laku di pasaran Rusia. Kerjasama dalam bidang pertanian ini kiranya dapat lebih ditingkatkan lagi dengan peluang pasar yang ada dengan jumlah permintaan produk pertanian yang beraneka ragam tersebut. Mencermati hal ini peluang pasar yang ada dan hubungan yang baik antara Indonesia-Rusia merupakan suatu nilai tambah dalam meningkatkan kerjasama bilateral khususnya di bidang pertanian. (Sumber: KBRI Rusia, BPS dan info data sumber terkait, The 12th Russian Agricultural Exhibition “Golden Autumn”, data diolah oleh F. Hero K. Purba, Staf Subdit Promosi dan Pengembangan Pasar)
No comments:
Post a Comment