Tuesday, September 28, 2010

Perkembangan Social Entrepreneur dalam dunia Usaha

Dengan kreativitas dan inovasi serta diladandasi dengan tekad yang kuat, maka upaya untuk menjadi social entrepreneur akan dengan mudah tercapai.Sosial Entreprenurship bermakna seseorang yang memiliki visi, kreatifitas dan komitmen yang luar biasa untuk melakukan perubahan-perubahan maupun upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada di sekelilingnya. Menurut Kamus Oxford, entrepreneur adalah "A person who undertakes an entreprise or business, with the chance of profit or loss" (Seorang yang bertanggung jawab atas sebuah bisnis dengan memikul risiko untung atau rugi). Bagi business entrepreneur, keuntungan yang diperloleh akan dimanfaatkan untuk ekspansi usaha, sedangkan bagi social entrepreneur keuntungan yang didapat (sebagian atau seluruhnya) diinvestasikan kembali untuk pemberdayaan "masyarakat berisiko". Namun dalam tren global, dikotomi semacam itu kian kabur, sebab mereka (business entrepreneur dan social entrepreneur) sesungguhnya berbicara dalam bahasa yang sama, yaitu inovasi, manajemen, efektivitas, mutu, dan kompetensi.

Indonesia untuk produktivitas masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan dengan indikator paling jelas adalah tingkat pengangguran yang tinggi, di mana pada 2010 diperkirakan masih berada dalam kisaran 10%. Rendahnya tingkat produktivitas tersebut selain disebabkan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang masih relatif rendah, juga disebabkan oleh akses investasi yang sulit kepada masyarakat biasa yang ingin membuat usaha kecil dan tingkat kemampuan teknis masyarakat yang kurang. Dalam Social entrepreneur beda dengan business entrepreneur. Social entrepreneur menggunakannya lebih untuk memberdayakan masyarakat yang membutuhkan sehingga menjadi mandiri. Pengembangan social entrepreneur penting karena mayoritas masyarakat ekonomi masyarakat masih tergolong tradisional dan aksesnya kepada modal terbatas. Untuk jumlah entrepreneur di Indonesia baru mencapai 0, 18 persen dari jumlah penduduk, padahal kita butuh 2 persen. Pengembangan social entrepreneur ini dapat dilakukan melalui beberapa cara. Entrepreneur itu tidak mencari keuntungan (profit) semata, melainkan sesuatu yang berbeda yang keluar dari pikiran kita. Tentang bagaimana aktivitas sosial ini bisa menciptakan, bukan saja uang, melainkan juga memberi nilai tambah bagi kehidupan masyarakat, serta adanya interaksi social. (Berbagai sumber terkait, Media, data diolah F. Hero K. Purba)

No comments: