Tuesday, March 26, 2013

Potensi Ampas Tebu dalam Peluang Usaha dan Pemanfaatan Komersial



Tanaman tebu (Sugarcane) merupakan tanaman semusim, sehingga tidak dipanen sepanjang tahun. Untuk menjamin rutinitas pasokan bagasse, maka diperlukan tempat penyimpanan yang luas. Kendalanya adalah bagasse bersifat kamba (bulky), sehingga memerlukan biaya transportasi dan penggudangan yang mahal. Pada saat penggudangan bagasse mudah terserang jamur dan serangga karena kandungan gula yang tersisa.Pengelolaan Ampas tebu (bagasse) adalah limbah padat industri gula tebu yang mengandung serat selulosa yang dapat dibuat pulp. Potensi bagasse di Indonesia cukup besar, menurut data statistik Indonesia tahun 2005, luas tanaman tebu di Indonesia 395.399,44 ha, yang tersebar di Pulau Sumatera seluas 99.383,8 ha, Pulau Jawa seluas 265.671,82 ha, Pulau Kalimantan seluas 13.970,42 ha, dan Pulau Sulawesi seluas 16.373,4 ha. Diperkirakan setiap ha tanaman tebu mampu menghasilkan 100 ton bagasse. Potensi bagasse nasional yang dapat tersedia dari total luas tanaman tebu mencapai 39.539.944 ton per tahun.
 Beberapa wilayah di Indonesia yang menjadi sentra atau pengembang komoditi tebu dengan tingkat populasi ternak yang tinggi, selain meraup rupiah dari beragam hasil tebu termasuk olahan seperti gula merah (saka), ampas tebu sendiri bisa dimanfaatkan menjadi banyak hal berguna, bahkan bernilai ekonomis. Selain sebagai sumber energi bahan bakar, ampas dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dan bila skala besar, hal ini juga bahkan membuka satu lagi peluang bisnis dari komoditi tebu yakni pakan ternak seperti halnya kompos.  
Bagase adalah hasil samping industri gula yang merupakan residu berserat dari tanaman tebu (Saccharum of ficinarum) setalah dilakukan ekstraksi dan pengempaan (Casey, 1960). agase mempunyai komposisi yang hampir sama dengan komposisi kimia kayu daun lebar, kecuali kadar airnya. Ampas tebu merupakan limbah lignoselulosa yang dihasilkan oleh pabrik gula setelah tebu diambil niranya. Ampas tebu mengandung kadar sellulosa yang tinggi sekitar 37,65%. Dari besarnya kadar sellulosa yang terdapat dalam ampas tebu tadi, maka dapat diambil suatu analisa bahwa ampas tebu dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp yang sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu kondisi operasi pada proses pembuatannya. Banyak alternatif lain untuk pemanfaatan ampas tebu baik untuk campuran bahan baku industri, penghasil energi ramah lingkungan, maupun kegunaan lain untuk skala rumah tangga. Dengan sedikit pengolahan ampas tebu dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan bernilai ekonomis tinggi.  

No comments: