Tuesday, March 5, 2013

Potensi Kunyit dan Olahannya dalam Pengembangan Pemasaran Ekspor



Kunyit (curcuma domestica) atau di daerah lebih terkenal disebut kunir atau koneng, jika dibudi­dayakan secara serius, ke­untungannya ternyata merupakan potensi yang sangat menguntungkan. Di Negara Vietnam diolah lagi menjadi obat-obatan. Dalam analisa potensi usaha bahwa Modal dalam budidaya kunyit untuk 1 hektar, termasuk sarana produksinya selama 6 bulan, hanya berkisar Rp 8 juta sampai Rp 11 juta. Oleh karena itu, budi­ daya kunyit dalam satu musim tanam keuntungan­nya bisa diketahui minimal Rp 37 juta atau Rp 6,1 juta per bulan.
Kunyit yang digunakan sebagai bahan baku farmasi, produk kunyit mampu bersaing dengan bahan-bahan lain, terutama yang sudah dipatenkan. Misalnya saja produk untuk bahan obat radang sendi (arthiris-rheumatoid), dan osteo-arthritis. Obat penyakit tersebut antara lain berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam, dan fenil butason, yang bisa diganti dengan bahan alternatif dari kunyit. Secara tradisional, kunyit digunakan untuk menghilangkan bau badan, menghilangkan gangguan lambung dan usus, dengan cara meminum secara teratur sari rimpangnya (filtratnya). Di pasar swalayan, sekarang ini sudah banyak beredar ekstrak atau filtrat minuman sari kunyit, serta kunyit asam. Untuk kunyit segar yang ada di pasaran, merupakan rimpang yang setelah dipanen, langsung dijual, tanpa proses pencucian. Sebab panen rimpang selalu terjadi pada musim kemarau, dan ketika itu tanah cukup kering, hingga kondisi rimpang relatif bersih. Namun untuk diolah menjadi irisan rimpang kering, dan filtrat, kunyit perlu dicuci bersih dan dikering anginkan. Setelah itu, satu per satu rimpang kunyit diiris dengan alat perajang manual. Irisan kunyit selanjutrnya dijemur sampai kering, dengan kadar air 15 sd. 11%. Irisan rimpang kering ini disebut sebagai simplisia, dan dikemas dalam karung plastik atau wadah lain untuk dipasarkan ke pelaku industri jamu dan farmasi. (Sources: berbagai sumber media terkait, data BPS, data diolah F. Hero K. Purba)
Berdasakan data BPS bahwa nilai perdagangan luar negeri dari kunyit selama tahun 2011 adalah sebesar 4,5 juta US$ dengan volume seberat 2.672 ton.  Sementara volume importasinya hanya sebesar 269 ton dengan nilai 332 ribu US$. Sehingga surplus perdagangan yang diperoleh sebesar 2.402 ton dengan nilai 4,1 juta US$. Negara tujuan ekspor kunyit Indonesia adalah Asia (Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Jepang), Amerika, dan Eropa (Jerman Barat dan Belanda). Produksi kunyit tersebar hampir di seluruh provinsi,  produksi tertinggi berada di provinsi Jawa Timur 25.043 ton dengan luas panen 1,215 hektar disusul kemudian urutan kedua adalah provinsi Jawa Tengah sebesar 18.928 ton dengan luas panen 1.023 hektar. Ekspor Indonesia tahun 2010 sebesar 6,1 ribu ton tersebut  mengalami kenaikan 129,6 % dibanding tahun 2009 sebesar 2,7 ribu ton. Kenaikan nilai mencapai 180,2 % dari 2,7 juta pada tahun 2009 menjadi 7,5 juta pada tahun 2010. Volume maupun nilai ekspor Indonesia tahun 2010 merupakan rekor tertinggi. Bagi India, Indonesia juga merupakan pemasok utama, 54,3 % dari total impor India berasal dari Indonesia. Pemasok lainnya adalah Myanmar, Vietnam, China, Nigeria masing-masing dibawah 17 %. Uni Emirat Arab (UEA) merupakan negara tujuan utama baik bagi India, Indonesia dan Malaysia. India sebagai salah satu eksportir terbesar berhasil merebut pasar UEA hampir 16 ribu ton, sedangkan Indonesia hanya bisa merebut 593,7 ton. India juga dapat merebut pasar Malaysia sebesar 9,4 ribu ton, sedangkan Indonesia hanya bisa memasok ke Malaysia sebesar 211 ton. India juga dapat merebut pasar AS sebesar 5,8 ribu ton sedangkan Indonesia hanya merebut 239 ton. Indonesia sebenarnya sudah mulai mengekspor kunyit. Negara yang dituju antara lain Asia (Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Jepang), Amerika, dan Eropa (Jerman Barat dan Belanda).
Kunyit yang sangat bermanfaat dimana kandungan aktif kunyit mengarah kepada penemuan curcumin. Secara eksperimental curcumin efektif mencegah dan memperbaiki luka lambung yang diinduksi oleh phenylbutazone dan aspirin. Curcumin meningkatkan mukus lambung sehingga aktivitas nyeri lambung dapat dijelaskan melalui stimulasi produksi mukus. Percobaan klinis efek kunyit pada penderita dilakukan terhadap 10 pasien. Diharapkan pengembangan budidaya kunyit dalam negeri dapat lebih baik lagi untuk diolah sebagai bahan baku herbal maupun bahan lainnya untuk kedepannya dapat juga memenuhi permintaan pasar ekspor.

No comments: