Peningkatan
ragam serta jumlah produksi atsiri ekspor adalah suatu peluang usaha. Oleh
karena itu penting artinya untuk dikembangkan
industri turunan serta hilirnya dan sampai
sejauh mana akses pemasarannya?.
Pemasaran
untuk komoditi minyak atsiri tidak bisa terlepas dari penggunaannya. Industri
pengguna utama minyak atsiri adalah industri flavor & fragrance, industri
kimia aromatik, industri farmasi, industri kosmetik (termasuk spa) dan
toiletries (termasuk detergent), industri pengendalian serangga/hama serta
industri makanan & minuman. BPS
mencatat, nilai ekspor minyak atsiri Januari-Agustus 2011 mencapai Rp 3,4
triliun, atau meningkat 31,27% dari periode sama tahun 2010 yang sebesar Rp 2,6
triliun. Dalam kesempatan ini peluang prospek bisnis tanaman berbasis
biofarmaka masih memiliki peluang yang cerah untuk memenuhi potensi pasar.
Tahun 2012, realisasi ekspor minyak atsiri hanya USD5,303 juta dengan volume
sekira 182 ton atau turun 22,28 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai
USD6,823 juta dengan volume 215 ton. Sebagai dasar bahan konsumsi obat-obatan
untuk pasokan pabrik obat/medicinal factory tentunya memerlukan jumlah untuk
bahan baku yang cukup sesuai dengan mutu dan standardisasinya. Untuk itu
diperlukan penanganan yang serius bagi petani ataupun pelaku usaha yang
bergerak di bidang agrobisnis biofarmaka. Kesempatan ini tentunya yang
mendasari untuk menjadi peluang pelaku usaha minyak atsiri didalam menentukan
pasar produk tersebut. Tentunya dapat dilakukan kemitraan dengan petani atau
pelaku usaha pelaku usaha minyak atsiri dengan kesepakatan yang jelas mengenai
pasar, sehingga para petani dapat mengetahui pangsa pasar yang jelas dan
keadaaan situasi pasar. Dengan demikian prospek dan peluang pasar domestik dan
Internasional semakin terbuka lebar apabila keiinginan yang ingin dicapai dari
atsiri Indonesia ini lebih diperhatikan sesuai dengan kebijakan dan strategi
pasar yang mau berupaya didalam pengembangannya. (Sources: berbagai media
terkait, data diolah F Hero K. Purba).
Produk olahan minyak atsiri Indonesia
untuk minyak nilam 800 ton per tahun, minyak kenanga 25 ton, akar wangi 30 ton,
serai wangi 500 ton, pala 350 ton, sengkeh 2500 ton. Negara tujuan ekspor
minyak atsiri Indonesia meliputi Eropa, AS, Australia, Afrika, Kanada dan
negara-negara ASEAN. Ekspor produk minyak atsiri Indonesia selama ini masih
dalam bentuk setengah jadi. Pada tahun 2008 nilai ekspor minyak atsiri kasar
sebesar US$ 100 juta sedangkan untuk produk turunannya mencapai mencapai US$
286,4 juta untuk produk parfum, kosmetik, toiletries. Untuk ekspor produk
turunan atsiri, Indonesia cukup tinggi mencapai US$ 435,5 juta. Saat ini
Indonesia memasok hingga 90% kebutuhan minyak nilam (patchouli oil) dunia.
Pelaku agrobisnis biofarmaka untuk lebih berupaya lagi didalam mewujudkan
potensi biofarmaka menjadi salah satu penggerak pembangunan pertanian melalui
mutu dan kontinuitas penyediaan bahan baku.
Sebagai contoh untuk harga ekspor
minyak pala saat ini mencapai US$ 60 per kg dari sebelumnya hanya US$ 26 – US$
30 per kg. Kemudian minyak sereh juga naik dari US$ 4,5 per kg menjadi US$ 10.
Sementara itu, jenis minyak atsiri lainnya yang laris adalah minyak nilam.
Harganya sekarang US$ 40 per kg dari, harga melompat dari sebelumnya yang
berkisar sekitar US$ 22 per kg. Perkembangan produksi beberapa jenis minyak
atsiri sudah didominasi oleh China. Untuk minyak
sereh misalnya, Indonesia hanya memproduksi sekitar 300 ton per tahun sedangkan China sudah meningkatkan produksinya mencapai 1.500 ton per tahun. Selain China, produsen lain berasal dari wilayah kepulauan di Timur Afrika seperti Uganda, Madagaskar, dan Zanzibar. Minyak atsiri disebut juga etherial oil atau minyak eteris karena bersifat sepeti eter. Dalam bahasa internasional biasa disebut essential oil karena bersifat khas sebagai pemberi aroma/bau /esen. Untuk menjadi peluang pelaku usaha minyak atsiri didalam menentukan pasar produk tersebut. Tentunya dapat dilakukan kemitraan dengan petani atau pelaku usaha pelaku usaha minyak atsiri dengan kesepakatan yang jelas mengenai pasar, sehingga para petani dapat mengetahui pangsa pasar yang jelas dan keadaaan situasi pemasaran dan potensial usaha. (Sources: Berbagai sumber terkait, media data diolah F. Hero K. Purba)
sereh misalnya, Indonesia hanya memproduksi sekitar 300 ton per tahun sedangkan China sudah meningkatkan produksinya mencapai 1.500 ton per tahun. Selain China, produsen lain berasal dari wilayah kepulauan di Timur Afrika seperti Uganda, Madagaskar, dan Zanzibar. Minyak atsiri disebut juga etherial oil atau minyak eteris karena bersifat sepeti eter. Dalam bahasa internasional biasa disebut essential oil karena bersifat khas sebagai pemberi aroma/bau /esen. Untuk menjadi peluang pelaku usaha minyak atsiri didalam menentukan pasar produk tersebut. Tentunya dapat dilakukan kemitraan dengan petani atau pelaku usaha pelaku usaha minyak atsiri dengan kesepakatan yang jelas mengenai pasar, sehingga para petani dapat mengetahui pangsa pasar yang jelas dan keadaaan situasi pemasaran dan potensial usaha. (Sources: Berbagai sumber terkait, media data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment