Ubi kayu merupakan sumber karbohidrat
bagi sekitar 500 juta manusia di dunia. Di
Indonesia, tanaman ini menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung. Sebagai
sumber karbohidrat, ubi kayu merupakan penghasil kalori terbesar dibandingkan
dengan tanaman lain. Indonesia
merupakan negara yang melimpah sumber daya alamnya, yang masih luas lahan–lahan
yang tidak produktif, menunggu sentuhan program yang nyata, khususnya
pembangunan ekonomi yang pro rakyat. Mengingatkan kita akan lagunya Koes Plus,
“kata orang tanah kita tanah surga, tongkat kayu pun menjadi tanaman”. Tanaman
singkong tumbuh subur di Negara Kita. Dengan kata lain, stok singkong di negeri
ini melimpah ruah. Kita merasa terkejut, ternyata negeri ini malah mengimpor
singkong dari Cina, Vietnam hingga Italia. Menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS) dari Januari hingga Juni 2011, Indonesia mengimpor ubi kayu dengan total
4,73 ton dengan nilai 21,9 ribu dolar AS. Negara Italia merupakan negara dengan
nilai terbesar yaitu 20,64 ribu dolar AS dengan berat 1,78 ton. Sedangkan Cina
merupakan negara pensupply ubi kayu impor terbesar yaitu 2,96 ton dengan nilai
1.273 dolar AS. Data BPS pada bulan April dan Mei 2012, sebanyak 5.057 ton
singkong asal China dengan nilai US$ 1,3 juta masuk ke Tanah Air. Pada Mei impor singkong (manihot utilissima) dilakukan dari negara Vietnam. Sebanyak
1.342 ton singkong dengan nilai US$ 340 ribu masuk ke Indonesia.
Budidaya singkong relatif mudah dan
banyak dilakukan oleh para petani, karena tanaman singkong dapat tumbuh disemua
tipe tanah (dataran tinggi, dataran rendah) dan tanaman singkong tidak banyak
penyakitnya. Untuk komoditi Singkong dan produk-produk berbahan baku singkong
sangat dikenal masyarakat luas dan telah menghidupi keluarga petani dalam
jumlah besar. Singkong sebagai bahan baku pangan non beras dan non gandum
adalah salah satu komoditas penting pendukung diversifikasi pangan. Adapun
manfaat dan khasiat singkong singkong juga dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit yaitu:
1. Meningkatkan Stamina; Untuk meningkatkan stamina, campurkan 100 gram
singkong, 5 butir angco (sejenis kurma Tiongkok), dan air. Untuk menghindari
rasa pahit, tambahkan sedikit madu.2. Demam.;Rebus 60 gram batang singkong dan
300 gram daun singkong dengan 800 cc air. Biarkan rebusan menyusut sampai 400
cc, saring dan minum. Untuk hasil
maksimal, harus meminumnya dua kali sehari. 3. Luka; Singkong juga dapat
digunakan untuk mengobati luka yang telah memasuki tahap infeksi. Caranya:
Tumbuk batang singkong yang masih segar, lalu boreh di daerah yang luka. Boleh
juga dibalut lagi dengan perban. Untuk luka yang disebabkan oleh benda panas,
singkong dapat diparut dan diperas. Kemudian olesi di
daerah luka. Lakukan hingga
luka mengering. 4. Sakit Kepala.;Minum obat sakit kepala terlalu banyak juga
tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya coba cara alami dengan
menumbuk daun singkong sampai halus, lalu menaruhnya di atas kepala untuk
kompres.5. Diare.;Untuk mengobati diare atau sakit perut, coba deh gunakan daun
singkong. Caranya dengan merebus tujuh lembar daun singkong, dengan 800 cc air,
biarkan hingga menyusut 400 cc, saring dan minum.;6. Rematik.; Untuk mengobati
rematik, pengobatan dengan singkong bisa dari dalam maupun luar. Pada pemakaian luar, gunakan daun singkong lima lembar
ditambah 15 gram jahe. Lalu aduk dan oleskan pada tubuh. Untuk pengobatan dari
dalam, gunakan 100 gram batang singkong, serai, garam, jahe 15 gram. Semua
bahan tersebut direbus dengan 1000cc air hingga menjadi 400 cc, saring. Minum
sebanyak 200cc sekali dalam sehari. Lakukan selama dua hari. 7.
Beri-beri.;Beruntung bagi mereka yang gemar menyantap daun singkong, karena
akan terhindar dari penyakit ini. Namun, bagi yang sudah terkena penyakit
beri-beri, harus mengonsumsi 200 gram daun singkong rebus seperti sayuran
segar. (Berbagai sumber media terkait, dan peluang usaha, majalah kesehatan,
wikipedia, data diolah F. Hero K. Purba). Pengembangan agroindustri untuk
ditingkat petani perlu adanya Klastering Agroindustri Singkong. Karena manfaat
singkong dalam diversifikasi pangan dimana mulai dari raw material singkong segar dapat dibuat
menjadi produk olahan langsung dan produk awetan. Produk olahan langsung
terdiri dari produk olahan kering (misalnya keripik singkong dan kerupuk
singkong) dan produk olahan semi basah (contohnya tape, getuk dan makanan
tradisional lainnya). Untuk produk awetan olahan singkong dapat dijadikan
produk tapioka dan turunanya, gaplek dengan produk turunannya (antara lain
tiwul, nasi rasi (beras singkong), serta tepung singkong sebagai bahan baku
untuk tiwul instan dan juga berbagai aneka kue. Nilai ekonomi dari agroindustri
singkong dan suatu produk di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau
sistem produksi seperti pada era industri, tetapi inovasi terhadap poroduk dan
pengembangaanya. Diharapkan singkong dapat lebih baik lagi di kembangkan dan
tidak menjadi barang impor dan pengembangan dalam negeri lebih aktif
dikembangkan dan dilestarikan untuk pangan rakyat.
No comments:
Post a Comment